Mafia'S Unexpected Love

"Mommy!" seru Ellea saat memasuki ruangan kerja sang ibu.

Jemima yang sedang sibuk dengan pekerjaannya mendongak dan tersenyum melihat puteri kecilnya memasuki ruangannya dengan wajah sumringah. Jemima langsung menghentikan pekerjaannya dan bangkit berdiri.

"Apakah ada yang membahagiakan? Kenapa begitu bahagia?" tanya Jemima yang sudah berjalan dan mengambil duduk di depan puterinya yang sudah lebih dulu mengambil duduk di sofa yang ada di ruangan ibunya.

"Aku punya kabar baik! Dan aku yakin mommy akan senang mendengarnya" ucap Ellea

"Apa itu? Apakah ada pria yang kamu taksir?"

tanya Jemima penuh senyum.

Ellea adalah sosok yang sangat ceria dan sedikit tengil. Semua itu menurun dari ayahnya, karena Kevin memang sedikit tengil terlebih bila itu berhubungan dengan keluarga dekatnya. Sedangkan Xander memang secara karakter lebih menurun pada Jemima, di saat dia merasa tertekan anak itu akan lebih banyak diam dan menyendiri.

Ellea mencibir ucapan ibunya, "Pria apaan! Bukan aku, ini tentang Xan! Dia mengajak Audrey makan malam di hotel" ucap Ellea

Jemima langsung mematung mendengar informasi yang diberikan oleh puterinya. Otak cerdasnya seperti buntu ketika mendengar informasi yang diberikan puterinya.

Ellea memutar bola matanya malas melihat reaksi ibunya, "Mom, King Xander, putera mommy meminta Jose mengatur makan malam dengan Audrey di kamar hotelnya. Mommy nggak bahagia dengarnya?"

Jemima langsung menggeleng cepat, "Bukan! Bukannya nggak bahagia Ellea! Mommy hanya kaget saja! Kamu ini beneran kan beritanya? Kamu tau darimana?"

Jemima pantas saja mempertanyakan itu, karena dia belum mendapatkan kabar apapun dari suaminya. Biasanya Kevin yang memang memiliki orang-orang yang mengikuti Xander dan Ellea akan selalu memberitahu Jemima apa saja yang dialami dan juga apa saja yang sedang dilakukan kedua anak mereka. Dan kali ini suaminya itu belum memberitahukan apapun padanya. Jadi Jemima mempertanyakan berasal dari mana informasi yang di dapatkan oleh Ellea ini.

"Ihh beneran! Tadi Natalie menghubungiku dan memberitahu bahwa Jose memerintahkan untuk menyiapkan kamar Xander dan meminta di tata untuk makan malam romantis di balkon kamarnya. Mommy tau sendiri Natalie pasti akan memberitahu semua hal tentang hotel itu padaku."Ucap Ellea

Jemima mengangguk pelan, masuk akal ucapan puterinya. Karena Natalie, seorang manajer yang dipercaya mengelola salah satu hotel bintang lima milik mereka itu adalah sahabat Ellea. Ellea dan Natalie memang kenal sejak mereka masih duduk di sekolah dasar. Hingga Natalie memang mengambil kuliah jurusan manajemen bisnis, sehingga Kevin menawarkan posisi manajer di hotelnya kepada Natalie. Dan Natalie menyetujuinya.

"Kalau begitu bagus! Mommy benar - benar berharap kakakmu itu berjodoh dengan Audrey! Anak itu anak yang baik meskipun hidup di tengah keluarga yang berantakan tapi dia mewarisi kebaikan hati ibunya." Ucap Jemima lembut

Ellea tersenyum melihat tatapan berbinar sang ibu. Ellea tau benar bagaimana perjuangan sang ibu selama ini untuk mengusahakan kesembuhan kakaknya. Dulu sekali, saat mereka masih kecil kakaknya sangat normal. Namun saat usia Xander tiga belas tahun dan Ellea baru berusia delapan tahun, sang ibu sering mengajak mereka bermain ke mall. Dan di sana Xander dan Ellea bertemu dengan seorang gadis yang usianya mungkin sekitar sepuluh tahun.

Xander selalu bersemangat ketika berangkat bermain. Dia akan menyelesaikan home schoolingnya lebih cepat. Karena saat itu memang kedua orang tuanya memilih menyekolahkan Xander dan Ellea dengan home schooling saja. Namun suatu hari anak perempuan itu diculik di depan Xander, sehingga Xander ikut di culik.

Saat sadar Xander sudah berada di sebuah ruangan dan seorang diri. Dia yang memang di bekali bela diri dan kemampuan bertarung dengan mudahnya melepaskan dirinya. Seorang diri melumpuhkan beberapa penculiknya dan mencari anak perempuan yang diculik bersamanya. Namun saat Xander sampai di sebuah ruangan di lantai satu gedung itu, dia melihat kejadian sadis yang dilakukan si penculik pada anak perempuan itu.

Entah apa yang dilihat Xander, karena sampai saat dia berusia tiga puluh tahun, Xander tetap bungkam dan memilih untuk menyimpannya untuk dirinya sendiri. Dan bersama dengan itu, Xander tak dapat disentuh oleh lawan jenis kecuali ibu, adik dan dua sepupu perempuannya. Bahkan oleh bibi - bibinya pun Xander tak dapat bersentuhan.

Jika bersentuhan dengan lawan jenis, Xander akan mengalami kesakitan di sekujur tubuhnya dan lebih parahnya dia akan mengalami sesak nafas. Seluruh kulitnya akan memerah dan nafasnya sesak. Jemima sudah berusaha mencari penyebabnya dan berusaha menyembuhkannya.Tapi seperti yang sudah diketahui semua usaha itu gagal. Karena Xander memilih menyimpan sumber masalah itu lekat dalam hatinya. Xander tak pernah bisa menghilangkan bayangan gadis itu dari pikirannya. Bahkan Xander memilih terus menyimpannya.

Kini ketika akhirnya Xander mau menerima perjodohan yang diatur oleh Jemima dan Kevin. Dan kini mendengar ucapan Ellea dimana Xander meminta asistennya mengatur makan malam dengan Audrey, maka Jemima merasa sangat bahagia. Menurutnya ini adalah sebuah kemajuan.

"Kapan makan malamnya El?" tanya Jemima

"Malam ini mom" jawab Ellea tenang

Jemima langsung mengerutkan keningnya, Kalau begitu coba hubungi Audrey! Kita harus memastikan bahwa yang pergi benar - benar Audrey dan bukan Angeline!" ucapnya

Ellea menaikkan alisnya, lalu dia mengambil ponselnya. Dia mencoba menghubungi calon kakak iparnya itu, tapi tak tersambung. Ellea mencobanya berkali-kali tapi tidak tersambung. Ellea langsung menatap ibunya, perasaannya tak nyaman dengan kondisi ini.

"Aku akan meminta Hector mengeceknya mom" ucap Ellea

Jemima langsung menahan tangan puterinya. "Tak perlu. Kita jemput saja Audrey. Minta Hector mencari tau dimana sekarang Audrey!" ucapnya

Ellea mengangguk, "Baik mom"

Setelah mengatakan itu, Jemima langsung beranjak dan mengambil tas tangannya lalu langsung mengajak puterinya pergi. Entah kenapa Jemima merasa ada yang tidak beres. Dia harus membantu calon menantunya itu untuk segera keluar dari neraka itu.

*

*

*

Sementara itu gadis yang dimaksudkan oleh Ellea dan Jemima baru saja membuka matanya setelah sebuah cahaya membangunkannya. Audrey mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan pandangannya. Dia melihat seorang wanita paruh baya yang mendekatinya. Awalnya dia mengira itu ibunya, dan saat ini dia sudah menghadap kepada sang pencipta. Tapi ternyata dia salah. Yang datang adalah Emma, salah satu pelayan yang dulu adalah teman ibunya.

"Non, bisa bangun? Non Audrey?" panggilnya lembut

"Bibi Emma?" panggil Audrey lirih

"Saya akan membantu non Audrey kembali ke paviliun." Ucap Emma lembut sambil tangannya bergerak membantu Audrey untuk bangun

"Apa mama dan yang lain nggak akan memarahi bibi? Aku nggak papa bi" ucap Audrey

Emma langsung menggeleng, "Saya sudah mendapatkan ijin tuan, nona. Lagipula nyonya dan nona Angeline pergi."

Setelah mendengar ucapan Emma, baru Audrey menurut dan mau bangkit dan dengan dibantu oleh Emma, dia berjalan kembali ke paviliun tempat tinggalnya. Emma langsung membantu Audrey membersihkan dirinya dan setelahnya membantu Audrey duduk di sofa keluarga dan mulai mengobati luka yang ditinggalkan Angeline dan Margareth.

"Bibi ambilkan makan dulu ya. Setelah itu non Audrey istirahat" ucap Emma

Audrey mengangguk menurut. Tubuhnya sudah seperti remuk sekarang. Hal seperti ini memang bukan pertama kali dialami oleh gadis itu. Jika Angeline dan Margareth marah memang yang akan menjadi sasarannya adalah Audrey. Jadi bagi Audrey hal seperti ini sudah biasa terjadi.