Isabelle Madelein, seorang model yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 27 tahun mengalami kecelakaan saat akan pulang. Ia dinyatakan meninggal oleh kepolisian tidak lama setelah kejadian.
Tiba-tiba Isabelle terbangun dan merasakan tubuhnya sakit semua. Tapi yang mengejutkan adalah ia terbangun bukan ditubuhnya. Melainkan tubuh orang lain.
Seorang wanita cantik tapi lemah yang mempunyai dua orang anak. Ia bernama Adelle Josephine.
Adelle hidup tersisih dalam keluarga suaminya. Ia diperlakukan semena-mena bahkan suaminya sendiri tidak terlalu memperdulikannya.
Suami Adelle lebih memperhatikan Kakak Ipar dan anak-anaknya dari pada istri dan anak-anaknya sendiri.
Isabelle bertekad akan merubah jalan hidup Adelle dan kedua anaknya.
Ia juga akan mencari tau tentang kecelakaan yang menimpanya. Apa ada seseorang yang dengan sengaja ingin melenyapkannya.
Bisakah Isabelle menjalankan rencananya ?
Othor minta tolong support nya banyak-banyak ya teman-teman 🫶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengarang
"Adelle..." Teriak Dimitri di depan pintu kamarnya.
Ia terkejut melihat keberadaan Nichole di dalam kamarnya. Keadaannya tidak baik-baik saja. Dahinya mengeluarkan darah. Bajunya juga sedikit basah. Aroma wine menguar di dalam kamar.
Tapi yang lebih menyita perhatian Dimitri adalah Adelle yang terbaring di lantai. Diantara ceceran beling.
Adelle yang pura-pura pingsan mengumpat dalam hati saat jari dan lengannya tergores oleh pecahan kaca.
'Sial, demi mengikuti akting Nichole, aku sampai terluka begini'. Gerutu nya.
Dimitri segera menuju kearah Adelle yang dan mengguncang tubuhnya.
"Adelle... Adelle bangunlah. Kau kenapa sayang ?" Kata Dimitri dengan rasa panik yang menjalar dihatinya.
Melihat itu Nichole sangat kesal bukan main. Ia yang rela melukai dirinya sendiri hanya untuk mendapat perhatian dari Dimitri malah tidak dilirik sama sekali.
"Dimi, dia hanya akting. Lihat kondisi ku yang jauh lebih buruk darinya. Kepalaku juga sakit, lihat ada darah". Kata Nichole mulai menangis.
Dimitri bangkit dan melihat keadaan Nichole lebih jelas lagi. Nichole sudah sangat senang. Ia pikir Dimitri akan memperhatikan nya.
"Apa yang kau lakukan disini ? Apa yang kau lakukan pada Adelle ?" Teriaknya dengan keras di depan Nichole sambil mengguncang kedua bahu Nichole.
Nichole terkejut dengan respon Dimitri. Sama sekali tidak menyangka bahwa Dimitri akan seperti ini.
"Aku tidak melakukan apapun. Dia hanya pura-pura". Sekali lagi Nichole katakan bahwa Adelle tidak benar-benar pingsan.
Dimitri tertawa sedikit melihat kegugupan Nichole. Matanya bergerak kesana-kemari mencari jawaban.
"Aku sudah peringatkan padamu berkali-kali. Jangan mengganggu Adelle. Sekarang kau sudah berani menyakiti nya". Tekan Dimitri mencengkeram bahu Nichole yang ia pegang.
"Aw, Dimitri. Sakit. Kau menyakitiku". Isak Nichole.
Dengan tanpa perasaan, Dimitri mendorong Nichole dengan keras sampai ia terjungkal ke belakang.
Tidak lama kemudian datanglah Esme yang ingin memberitahukan keputusan kedua temannya.
Esme terkejut saat sampai melihat Adelle yang terkapar di lantai.
"Nyonya..." Teriak Esme menghampiri Adelle.
"Kau pelayan Adelle ?" Tanya Dimitri pada Esme.
"Iya Tuan". Jawab Esme mencoba menyentuh Adelle.
"Kau panggil pelayan lain untuk membersihkan pecahan kaca ini. Setelah itu kau tolong Adelle berganti baju". Perintah Dimitri yang segera diangguki oleh Esme.
Tanpa bertanya lagi, gadis itu pergi dan mencari pelayan untuk dimintai tolong membersihkan pecahan kaca.
Sedangkan Nichole masih terduduk di lantai. Kepalanya mulai sakit dan matanya sedikit berkunang-kunang.
Dimitri mendekati Adelle dan memindahkan tubuh Adelle keatas ranjang.
Kemudian ia menarik Nichole untuk keluar dari kamar nya menuju kamar Nichole sendiri.
Sepeninggal Dimitri dan Nichole, Adelle membuka matanya. Tatapan kebencian terpancar dari kedua matanya.
"Aku membenci kalian berdua". Ucap nya pelan.
Tidak lama kemudian datanglah Esme dan seorang pelayan yang membawa alat kebersihan. Melihat Adelle sudah bangun, Esme mendekati nya.
"Nyonya, anda sudah sadar ?" Tanya Esme dan Adelle hanya mengangguk. Ia memberi isyarat pada Esme untuk diam dulu sebentar.
Dilain tempat, lebih tepatnya di dalam kamar Nichole. Dimitri mendorong Nichole kearah ranjang.
Dimitri menekan keras rahan Nichole hingga Nichole merasa kesakitan. Wanita itu juga mulai menangis sebab Dimitri tidak main-main kali ini.
"Kau gegabah dengan datang ke kamarku, Nichole. Apa kau lupa apa yang sering aku katakan padamu ?" Tanya Dimitri dengan menahan amarah.
Dimitri yakin bahwa Nichole yang mencari masalah dengan Adelle.
"Apa yang kau katakan padanya ? Jawab aku jangan hanya menangis saja !" Teriak Dimitri di depan wajah Nichole.
"Sakit, Dimi..." Ucapnya terbata-bata.
Dimitri melepas cekalan tangannya. Kemudian ia memijat keningnya sendiri.
"Apa yang sudah kau katakan pada Adelle ? Kau mengatakan apa yang kita lakukan selama ini ?". Tanya Dimitri pelan. Rasanya ia lelah menghadapi Nichole yang tidak bisa diberi tau.
"Tidak, Dimi. Mana berani aku mengatakan itu. Aku selalu menuruti ucapan mu. Aku datang hanya mengajaknya minum bersama tapi kemudian dia marah dan memukul ku dengan botol. Percayalah padaku. Aku tidak berbohong". Nichole berkata sambil berurai air mata.
Dimitri masih diam. Apa benar Adelle yang memukul Nichole dengan botol kaca ?
Tapi Adelle yang sekarang tidak ada lembut-lembutnya. Mungkin benar jika Adelle sudah berubah dan tega memukul Nichole.
"Lalu kenapa Adelle bisa berada dilantai ?" Tanya Dimitri.
"Itu karena, dia terpeleset wine yang tumpah. Sungguh aku tidak melakukan apapun padanya". Kata Nichole meralat penjelasan nya. Ia tidak mau membuat Dimitri marah lagi dengan mengatakan jika Adelle berpura-pura pingsan.
Dimitri masih diam membelakangi Nichole. Memikirkan semua ucapan Nichole.
Lalu ia merasa Nichole memeluknya dan melabuhkan ciuman di lehernya.
Dimitri berbalik. Mereka saling berhadapan dan tanpa kata lagi ia mencium bibir Nichole dengan rakus.
Ciuman itu begitu dalam dan sungguh menyakitkan bagi Nichole. Tidak hanya melumat dan menyesapnya, Dimitri bahkan menggigit bibir Nichole sampai berdarah kemudian melepas nya.
"Apa yang kau lakukan, Dimi ?" Tanya Nichole marah. Ia berniat menggoda Dimitri malah terkena sial.
"Itu hukuman untuk mu karena sudah berani mengganggu Adelle". Kata Dimitri penuh penekanan.
Tanpa aba-aba lagi, Dimitri membalik tubuh Nichole dan merapatkan nya ke dinding. Ia melucuti dress yang dikenakan oleh Nichole lalu membuka celana nya sendiri.
Mereka melakukan penyatuan tanpa pemanasan lebih dulu. Dimitri sengaja membuat Nichole kesakitan sebagai bagian dari hukuman.
Tapi bukannya merasa sakit, Nichole malah mengeluarkan suara mendayu-dayu seakan menikmati permainan Dimitri dari belakang.
....
"Nyonya baik-baik saja ?". Tanya Esme setelah hampir setengah jam mereka hanya diam-diam tanpa ada yang mengeluarkan suara.
Adelle menghela nafas kasar kemudian bangun dari tidurnya.
"Dimitri sialan...." Teriak Adelle saat ia menerima apa yang kedua manusia laknat itu lakukan.
Esme terkejut mendengar teriakan Adelle. Tapi ia hanya bisa pasrah dan menunggu perintah.
"Kau jemput anak-anak. Kita tidak jadi pindah malam ini. Tunggu besok atau lusa saja. Aku harus memberi pelajaran pada mereka". Kata Adelle.
Esme hanya menjawab iya kemudian segera pergi dari kamar Adelle.
Esme sudah tau tentang hubungan Dimitri dan Nichole yang menyimpang. Tapi ia akan tetap tutup mulut sesuai perintah Adelle.
"Adelle, sayang..." Dimitri masuk dan segera memeluk Adelle.
Adelle hanya diam saat terlambat menghindar. Dari pelukan itu, samar-samar ia mencium bau parfum Nichole.
Bagaimana ia tidak tau jika itu adalah parfum Nichole ? Saat Nichole masuk ke sebuah ruangan, seisi ruangan beraroma lavender. Aroma kesukaan nya.
Adelle juga heran sebenarnya Nichole memakai parfum dengan cara disemprotkan ke tubuh atau berendam di dalam parfum.
"Hueekk.." Tiba-tiba Adelle muntah dan tepat mengenai kemeja Dimitri.
"Adelle, apa yang kau lakukan ?" Dimitri nampak marah sebab dadanya terkena muntahan yang menjijikkan.
"Salahmu sendiri memeluk ku dengan erat. Aku kan jadi tidak bisa bergerak". Adelle juga berkata ketus. Ia juga tidak menyangka kalau ia akan muntah hanya dengan mencium parfum Nichole.
"Tapi kau harusnya bisa mengatakannya padaku". Kata Dimitri lagi yang masih sangat kesal.
Adelle hanya mengangkat bahunya acuh dengan ekspkresi yang menjengkelkan menurut Dimitri.
"Dari pada kau marah-marah, lebih baik kau mandi. Bersihkan tubuhmu yang menjijikkan itu. Buang jauh-jauh aroma Nichole". Kata Adelle kemudian meninggalkan Dimitri sendiri di dalam kamar dengan berbagai pertanyaan di benaknya.
"Bagaimana dia tau ? Bukannya Nichole tidak membicarakan nya ?" Gumam Dimitri heran.
Heh bodoh kali kau Dimitri. Asal kau tau, istri itu insting nya sangat tajam. Othor ikut greget juga🔨