Alice Catlyn, seorang gadis culun yang selalu menjadi sasaran ejekan perundungan di sekolah, menemukan pelipur lara dalam sosok seseorang yang selalu hadir untuknya. ketulusan dan kepedulian orang itu membuat Alice diam-diam jatuh cinta. Namun perasaannya tetap tersimpan rapat, tak pernah di ungkapkan.
beberapa tahun kemudian, Alice berubah menjadi pribadi yang ceria dan penuh semangat. Di tengah kehidupannya yang baru, ia bertemu dengan seorang pria berhati dingin dan penuh misteri. tatapan tajam dan wajah datar pria itu tak mampu menyembunyikan cinta mendalam yang ia rasakan untuk Alice
Kemanakah hati Alice akan berlabuh? kepada seseorang yang dicintainya atau seseorang yang mencintainya?
Ikuti perjalanan cinta Alice yang penuh dengan Lika liku, dalam"Cinta Terakhir Alice". sebuah kisah yang menyentuh hati tentang pilihan dan takdir cinta.
Note: kisah ini terbagi menjadi 2 season, season pertama di masa sekolah SMA dan season kedua di masa dewasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nda apri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Korban bullying
Sekolah Menengah Atas Bina Bangsa
Di dalam kelas,
"Selamat pagi anak-anak."
"Pagi Bu..." jawab semua siswa serempak, meskipun ada beberapa dari mereka yang terlihat malas dan jenuh
"Sebelum kita memulai pembelajaran, ibu ingin kalian mengeluarkan tugas yang kemarin."
Semua siswa mulai mengeluarkan buku masing-masing dan meletakkannya di atas meja. Setelahnya ibu guru berjalan mengecek satu persatu tugas yang sudah diselesaikan oleh para siswa nya.
"Rey, dimana tugasmu?" tanya ibu guru yang berhenti tepat di bangku milik Rey dan juga Mike
"emm...ada." jawab Rey ragu
"Keluarkan, ibu ingin melihatnya."ucap ibu guru dengan tatapan mengintimidasi
"y-ya baiklah." dengan perlahan Rey mengeluarkan buku dari tasnya dan sedikit menatap takut kepada ibu guru yang terlihat mengawasinya
"Cepat kemarikan, Serahkan kepada ibu." cecar ibu guru menunggu Rey yang tak kunjung menyerahkan buku tugasnya
Dengan takut-takut dan ragu Rey menyerahkan bukunya, sesaat kemudian
"Akhhh....." teriak Rey merasakan sakit pada telinganya
ibu guru menjewer telinga Rey setelah melihat buku tugas yang terlihat kosong.
"Kamu tidak mengerjakan tugas yang telah ibu berikan!"
"akh- iya Bu ampun."mohon Rey
Detik berikutnya, gelak tawa dari semua siswa terdengar di dalam kelas tersebut. termasuk salah satu siswa yang duduk sebangku bersama Rey yang tak lain adalah Mike. tampaknya pria itu tertawa puas melihat temannya di jewer oleh ibu guru.
"Mike berhenti tertawa, keluar kan juga tugasmu biasanya kamu sama saja seperti Rey!"
Glekkk.... Mike terdiam menghentikan tawanya, tetapi setelahnya pria itu melengkungkan senyumnya.
"Tenang saja Bu, Kali ini aku tidak sama seperti Rey. Karena aku sudah menyelesaikan tugasku." ujar Mike tersenyum sombong
Sedangkan Rey menatap tak percaya ke arah Mike sembari mengelus telinga nya yang sudah dilepaskan oleh ibu guru.
"Oh ya? Lalu mana tugasmu? ibu ingin melihatnya!"
Dengan percaya diri dan berlagak sombong, Mike menyerahkan buku tugasnya kepada ibu guru. dan ibu guru pun segera mengeceknya.
"Bagaimana Bu? aku sangat rajin kan?" Kata Mike memuji dirinya sendiri
ibu guru tersenyum tetapi detik berikutnya wajahnya berubah kesal dan mengulurkan tangannya menjewer telinga Mike.
"A-aaduhhh." pekik Mike kesakitan
"Kenapa di jewer Bu, aku kan sudah mengerjakan tugasnya."protes Mike menggerutu
"Ya memang benar kamu sudah mengerjakan tugas. Tetapi tugas mata pelajaran lain dan bukan tugas pelajaran dari ibu."
"Oh berarti aku salah membawa buku." ujar Mike menggaruk kepalanya yang tidak gatal sembari menyengir
"pffttt ahahahahaha..." suara tawa kembali terdengar, kali ini yang tertawa sangat puas adalah Rey. Pria itu tertawa meledek ke arah Mike.
"Ah sudahlah, kalian ini ternyata sama aja"
"Sekarang segera berdiri di depan karena ibu akan menghukum kalian."sambungnya
Kedua pria itu pasrah menuruti perintah Bu guru. seisi kelas masih terus menertawainya
"Stella dan juga Megan, kalian berdua juga segera berdiri di depan."
"Tapi bu-
"Tidak usah mengelak, kalian pasti juga belum menyelesaikan tugas yang ibu berikan." sela ibu guru seolah sudah tahu kebiasaan beberapa siswanya
Rey, Mike, Stella dan juga Megan dihukum untuk berdiri selama jam pelajaran ibu guru selesai.
"Kalian ini tidak berubah sama sekali. masih tetap sama, bandel dan juga pemalas." omel Bu guru menghela nafas kasar
Ke empat siswa dan siswi itu hanya menguap bersamaan dan terlihat malas mendengarkan omelan ibu guru.
"Seharusnya kalian meniru Danzel, dulu dia sama seperti kalian tetapi, semenjak berteman dengan Alice, dia menjadi anak yang rajin dan juga pintar."
"Sebaiknya kalian juga berteman dan belajar bersama Alice."Lanjut ibu guru
Danzel tersenyum bangga menatap Alice. sedangkan Rey, Mike, Megan dan juga Stella memutarkan bola matanya jengah.
**
Di jam istirahat pertama. sama seperti biasanya, Alice memilih berdiam diri di dalam kelas. hampir setiap hari ia membawa bekal makan siang dan memakannya di dalam kelas. berbeda dengan teman-teman lainnya yang memilih pergi ke kantin dan beristirahat di luar kelas.
Disaat Alice baru saja selesai menyantap makan siangnya, suara langkah beberapa siswa menghampirinya. dan mereka adalah Rey beserta rombongannya.
"ada apa?" tanya Alice memberanikan menyapa lebih dulu
Raut wajah mereka terlihat dingin dan juga arogant tetapi detik berikutnya senyuman ramah dan sapaan manis terlontar dari mulut mereka.
hal tersebut membuat Alice mengerutkan dahinya bingung, ini tidak seperti biasanya. ada apa dengan mereka semua?
"hai Alice, apakah kau mau membantu kita?" ucap Megan tersenyum ramah
"Ya Alice kita sangat membutuhkan bantuanmu."timpal Stella
"A-pa yang bisa ku bantu?"jawab Alice
Mereka berempat terlihat saling menatap satu sama lain seperti sedang merencanakan sesuatu. sedangkan Alice tak menyadari tatapan itu karena ia selalu menundukkan pandangannya ketika berhadapan dengan mereka.
**
"Kalian bilang kita akan pergi ke perpustakaan untuk belajar bersama, tetapi kenapa kita kesini?" tanya Alice sedikit bingung karena saat ini dirinya berada di rooftop sekolah
Stella dan Megan menarik sudut ujung bibirnya, sedangkan Rey dan Mike terlihat duduk sembari mengeluarkan sebuah rokok dari saku celananya kemudian menyalakannya dan menghisapnya.
menyadari jika ada sesuatu yang tidak beres, Alice mengeratkan pegangannya pada beberapa buku yang berada di pelukannya.
kakinya melangkah mundur untuk segera pergi dari sana. Alice sadar jika sebenarnya mereka tidak bersungguh-sungguh untuk belajar bersama melainkan akan melakukan sesuatu hal buruk kepadanya.
"kau mau kemana Alice?" cegah stela mencekal pergelangan tangan Alice dengan kasar
"aku ingin kembali ke kelas." Alice berusaha melepaskan cekalan itu
Tetapi dalam satu tarikan kuat, Tubuh Alice terhuyung dan tersungkur tepat di bawah kaki Rey dan Mike
"Kenapa buru-buru sekali cupu!" ucap Mike melirik Alice sekilas sembari menghisap rokoknya dan menghembuskannya dengan perlahan
"ya kenapa kau terburu-buru ingin kembali ke kelas, kita kan belum belajar bersama." tambah Megan
"T-tetapi kalian tidak benar-benar ingin belajar." balas Alice
"hahaha bagus, ternyata kau sadar jika kita tidak ingin belajar bersama tetapi melainkan....
"memberikan sebuah pelajaran untukmu." lanjutnya dengan penuh peringatan
Detik berikutnya Alice memekik kesakitan karena tangannya di injak oleh salah satu dari mereka. setelah beberapa saat kemudian barulah tubuh Alice dipaksa untuk berdiri kembali. tak hanya sampai situ saja, tiba-tiba Rey mengarahkan rokoknya yang masih menyala ke telapak tangan Alice.
Alice semakin berteriak kesakitan merasakan bara api yang menyengat telapak tangannya. ia berusaha menjauhkan tangannya tetapi Mike menahan pergelangan tangannya dengan kuat.
Setelah beberapa saat kemudian barulah Mike melepaskan tangan Alice dan Rey menjauhkan rokoknya.
mereka berempat terlihat sangat puas dan tidak merasa bersalah sama sekali, ketika melihat Alice yang meringis menahan sakit dengan meniup-niupkan telapak tangannya yang sedikit terbakar.
"Kenapa kalian melakukan ini kepada ku? apa salahku?" tanya Alice dengan mata yang berkaca-kaca
Mendengar pertanyaan Alice, mereka tampak tersenyum menyeringai.
"Dengar Alice! Kita melakukan semua ini karena kau telah merebut Danzel." seru Stella
"ya benar. semenjak Danzel berteman denganmu, dia semakin menjauh dari kita." timpal Megan
"Seperti kejadian tadi contohnya, ibu guru membandingkan kita dengan Danzel. Semenjak berteman denganmu Danzel semakin berubah menjadi lebih baik." seloroh Rey
"padahal dulu dia sama brengseknya seperti kita. dan kita hanya ingin Danzel kembali seperti dulu lagi!" sambung nya
"Tapi, aku tidak sepenuhnya bersalah. Danzel berteman denganku karena keinginannya sendiri."jawab Alice berusaha mencoba membela diri
"Dan tentang perubahan Danzel, bukankah itu suatu hal yang baik untuknya, agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang buruk." lanjutnya
hal tersebut membuat mereka mengeram kesal tidak terima atas jawaban Alice.
"Ho-o sudah berani menjawab rupanya!"
Plakkk
satu tamparan Megan mendarat di pipi mulus Alice, Stella pun tidak tinggal diam, gadis itu mengeram kesal dan menjambak rambut Alice dengan kasar. sedangkan Rey dan Mike hanya terdiam menyaksikannya.
Pintu rooftop tiba-tiba terbuka dan Danzel sudah berdiri disana. suasana pun berubah menjadi menegangkan atas kehadiran nya.
Stella yang tadinya sedang menjambak rambut Alice langsung berpura-pura merapihkan rambut Alice. Sedangkan Mike buru-buru mengambil buku Alice yang masih berserakan di bawah.
Kejadian tersebut berlangsung sangat gesit dan cepat, karena sebelumnya mereka sudah mendengar suara langkah kaki seseorang menuju rooftop.
menyadari kehadiran Danzel, Alice sedikit merasa lega.
Danzel melangkah mendekat, "apa yang kalian lakukan disini bersama Alice?" tanyanya dengan nada curiga
Sebelumnya, Saat Danzel kembali dari kantin dan tidak menemukan keberadaan Alice di dalam kelas, ia langsung mencarinya dan menanyakan Alice kepada setiap siswa yang ditemuinya
Wajah Stella dan Megan tampak tegang, sementara Rey dan juga Mike berusaha bersikap biasa saja.
"eh D-danzel, apakah kau sudah disini sejak tadi?" sapa Megan berbasa-basi
"Tidak ada yang menjawab pertanyaan ku? kenapa Alice bisa berada disini bersama kalian?"tegasnya sekali lagi dengan tatapan curiga
"belajar, ya belajar."sahut Mike dengan cepat
"ya benar, kita mengajak Alice untuk belajar bersama. seperti ucapan ibu guru yang menyuruh kita untuk belajar dan berteman bersama Alice." timpal Megan memaksakan senyumnya
"benar kan Alice?"sambungnya
Sementara Alice terdiam
Rey yang berada tepat di belakang Alice, mendekat dan membisikkan sesuatu ke telinga Alice.
"Jangan mengadu kepada Danzel! atau kau akan tahu akibatnya."bisiknya penuh ancaman sehingga membuat Alice merinding dan berusaha meneguk salivanya pelan
"y-ya benar, kita sedang belajar bersama." ucap Alice sembari menyembunyikan telapak tangannya yang terluka agar Danzel tidak melihatnya.
"Benarkah?" tanya Danzel dengan tatapan mengintimidasi
"kenapa belajar di rooftop? bukankah kalian bisa belajar di kelas."sambungnya penuh selidik
"oh ayolah Danzel, bukankah belajar bisa dimana saja. lagipula kita tidak berbuat macam-macam kepada Alice." sahut Rey
Danzel terdiam, sebenarnya ia masih kurang percaya kepada teman-temannya itu
"ayo Alice kita pergi dari sini." ajak Danzel
Danzel berjalan mendekati Mike dan mengambil alih buku-buku milik Alice, tatapan matanya masih saja terus mengintimidasi temannya itu. sedangkan Mike berusaha menelan salivanya pelan.
Alice mengikuti langkah Danzel meninggalkan rooftop. di sepanjang perjalanan menuju kelas, berulang kali Danzel bertanya kepada Alice apakah teman-temannya itu menyakitinya. sedangkan Alice berbohong, Alice tidak ingin membuat Danzel sangat membenci teman-temannya hanya karena dirinya.
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih