NovelToon NovelToon
Dia Milikku!

Dia Milikku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Pelakor / Mata-mata/Agen
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Anis

Karena pekerjaannya, Alin terpaksa menghilang, meninggalkan sebentar pria yang dicintai.

Anjar, cukup stres memikirkan kemana perginya sang pujaan hati, ditambah seorang wanita terus mengejarnya akibat rencana perjodohan keluarga.

Apakah keduanya bisa bersatu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Karin

Istirahat kantor harusnya menjadi waktu satai bagi Anjar untuk merehatkan tubuh serta pikiran dari beban pekerjaan namun hal ini tidak sesuai dengan keinginan pria itu karena seseorang malah mengganggu waktu isirahatnya.

Baru saja melangkah keluar lift dan berjalan menuju lobby perusahaan, keributan terdengar oleh pria itu. Suara makian dan ucapan kotor keluar dari mulut seorang wanita. Tentu Anjar langsung mengenali suara wanita itu, Karin. Anjar memegang kepala terasa pusing dengan tindakan Karin yang terus mengganggunya.

Wanita itu tampak kesal dan marah mencoba masuk ke area dalam kantor. Tujuannya sudah jelas ingin bertemu dengan Anjar. Dia kesal karena Anjar terus mengabaikannya, tidak membalas pesan, tidak mengangkat telepon, tidak memperdulikan dirinya. Melihat Anjar keluar dari lift dia langsung berteriak lebih keras dari sebelumnya.

"Anjar, aku ingin berbicara denganmu. Cepat minta mereka melepaskan aku. Aku ini calon istrimu, aku calon nyonya mereka." seru Karin, dengan emosi memuncak, mengabaikan tatapan orang-orang padanya. Dia terlalu percaya diri menganggap dirinya istimewa.

Rezan, asisten Anjar tampak bingung menunggu respon dari bosnya. Dia yakin Anjar akan mengamuk karena ini sudah kesekian kalinya Karin membuat keributan di kantor. Dari awal wanita itu datang pertama kali kesini sudah membuat keributan dengan menampar sekretaris Anjar hingga tidak sadarkan diri, belum lagi tanpa tahu diri memecat OB yang tidak sengaja menabraknya, cukup sudah Anjar sabar dengan sikap wanita ini.

"Sudah berapa kali aku mengatakan jika kau sudah tidak mau bertemu denganmu, perjodohan kita batal, aku tidak mencintaimu." kata Anjar dengan nada datar, dia mencoba bersikap tenang karena tidak mau terpancing emosi. "Ini kantor bukan tempat membuat keributan, cepatlah pergi dari sini sebelum kesabaranku habis."

Karin tersenyum sinis seakan tidak peduli. "Aku tidak setuju perjodohan kita batal. Kita akan tetap menikah dalam waktu dekat. Kau terus menghindariku, bagaimana bisa kau yakin tidak mencintaku jika kita belum mencoba dekat."

Bisik-bisik terdengar dari karyawan yang sedang menonton mereka. Beberapa beranggapan Karin adalah wanita yang tidak tahu malu karena memaksakan kehendak, disisi lain ada yang mengira jika bos mereka tidak bisa bersikap lembut pada wanita.

"Jika kau mau menikah cari saja pria lain yang mau denganmu. Asal kau tahu aku sudah memilik wanita yang ku cintai, sampai kapan pun aku tetap mencintainya. Sejak awal aku sudah tidak tertarik padamu adi tolong hargai keputusanku." jawab Anjar dengan jujur.

Terlihat Karin tidak terima dengan jawaban Anjar, dia tampak emosional tampak marah dan menahan malu. Bisa-bisanya pria itu berani menolaknya di depan banyak orang. "Oh kita lihat saja nanti, aku pastikan kita akan tetap bersama. Ingat Tante Hesti saja setuju denganku, aku akan meminta tante untuk tetap melanjutkan perjodohan ini."

Anjar mengepalkan tangan tanda mulai kehabisan kesabaran dengan wanita ini. Dia tersenyum jahat, Karin terlalu percaya diri karena mamanya sudah membatalkan perjodohan mereka dengan bertemu langsung orang tua Karin. Dulu memang mamanya bersikeras memaksa dirinya menerima Karin tapi sekarang tidak. Sekeras apa pun wanita ini memaksa malah semakin yakin Anjar dengan keputusannya menolak keras berjodoh dengan Karin.

"Terserahmu saja, tapi ingat aku sudah menolakmu dan aku minta maaf. Sudahlah terima saja keputusanku, manikah bersama orang yang tidak mencintaimu sama saja kamu menyakiti dirimu sendiri." Kata Anjar dengan tegas dan mengakhiri percakapan mereka.

Karin menatap tajam dengan raut yang sulit diartikan. Belum sempat dia menjawab, Anjar sudah mengisyaratkan asistennya untuk mereka pergi meninggalkan Karin. Tidak peduli wanita ingin berbuat apa yang penting dia sudah benar malas meladeninya.

Anjar berharap wanita itu paham dan tidak mengganggunya lagi, cukup ini yang terakhir kali. Dia tahu jika manusia sudah jatuh cinta memang bisa tidak waras, terus berusaha mengejar orang yang dia suka. Tapi untuk kasus mereka, dia sudah menolak sejak awal bertemu. Tidak ada rasa ketertarikan sedikit pun pada diri wanita itu. Entah mungkin karena Alin masih menduduki hatinya, Alin tetap paling menarik tanpa terkecuali.

Rezan melirik bosnya dengan rasa prihatin. Sudah ditinggal pujaan hatinya pergi tanpa kabar, kini harus dikejar-kejar oleh wanita seperti Karin yang sangat tergila-gila dengan Anjar. Wajah bosnya yang biasanya tenang saat jam makan siang kini kusut seperti kain lap, sungguh kasihan sekali. Entah dosa apa yang pernah dilakukan Anjar sehingga harus mengalami nasib buruk seperti sekarang.

Bertahun-tahun menjadi asisten Anjar tentu Rezan paham bagaimana sikap bosnya. Selalu berusaha menghargai wanita. Tapi pada Karin tadi, bosnya sudah hilang sabar, berani mempermalukan wanita itu di depan karyawannya. Karin seakan tidak peduli dengan perasaan Anjar, entah bagaimana jadinya jika Anjar benar menerima wanita itu. Pasti rumah tangga mereka Karin lah kepala keluarganya dan Anjar hanya bisa menurut karena tertekan dengan sang istri. "Benar-benar wanita bar-bar." Pikir Rezan, sambil mengikuti langkah bosnya menuju parkiran mobil.

"Bos, apa masih jadi makan di luar?" tanya Rezan memastikan, dia tahu suasana hati Anjar sangat buruk. Mungkin butuh udara segar untuk menjernihkan pikiran.

 Anjar hanya mengangguk, ekspresi pria itu mulai melunak berusaha melupana insiden tadi yang menganggu waktu dan pikirannya.

Tiba mereka di restoran tepat mereka biasa makan siang. Anjar berhenti sejenak menoleh pada Rezan. "Mulai besok pastikan wanita itu tidak lagi membuat keributan. Jika perlu tambah pihak keamanan kantor, minta anak buah kita berjaga di pintu masuk dan pintu keluar perusahaan. Seret wanita itu jika berani mengganggu, aku sudah tidak bisa bersikap baik pada wanita itu."

"Baik bos, saya akan atur keamanan ekstra di kantor." Rezan paham, kesabaran bosnya sudah diujung batas. Tidak ada toleransi lagi pada Karin. Dia berharap wanita itu dilain hari tidak memancing keributan lagi, jika tidak habislah sudah.

Anjar menggguk sambil berjalan ke meja yang sudah disiapkan oleh pelayan. Waktu istirahnya sudah terbuang untuk hal tadi jadi dia menggunakan sisa waktu yang ada dengan sebaik mungkin. Masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Salah satunya mencari keberadaan sang pujaan hati.

1
Mulyana
lanjut
Ruang Rindu
lanjuttttt
Mulyana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!