Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28 Seperti Menang Lotre
Malam itu sepulang dari kantor Renei menyempatkan mampir ke rumah paoi untuk menemui oma. Ia rindu dan rasanya ingin melihat oma Yan.
"Hai sayang, Oma senang kau datang" kata oma sembari memeluk Renei.
"Aku rindu Oma" jawab Renei singkat sembari merangkul bahu oma Yan berjalan memasuki ruang tengah.
"Mana papi?"
"Paoi mu ada urusan di luar"
Renei duduk bersandar di sofa sambil menggenggam tangan oma Yan. Ia terlihat manja seperti duku sewaktu masih kecil.
"Oma sudah dengar dari Clea, oma senang hubungan kalian membaik tidak kaku lagi"
Renei terdiam ia memejamkan matanya, wajah Clea melintas di pikirannya. Biasanya wajah Margareth yabg selalu ada di benaknya tapi akhir-akhir ini ia tak lagi membayangkan mendiang istrinya.
"Hmmm" gumam Renei.
"Rey, istrimu itu gadis yabg baik dan lembut dia juga cantik dan berbakat. Jangan sampai kau menyia nyiakannya dan menyesal pada akhirnya"
Renei menatap oma Yan, ia lalu mengangguk.
"Hai kak Rey, oma" sapa Marisa yang baru saja tiba di rumah.
"Keluyuran dari mana?" tanya Renei menyebalkan.
"Siapa yang keluyuran?! Aku ada di toko Clea sejak siang"
"Kenapa kau mengganggunya?!" omel Renei.
"Aku membantunya!"
"Membantu? Aku tidak percaya..." Renei mendelik ke arah adiknya.
"Oma aku pulang ya" Renei berdiri dsri duduknya.
"Kenapa buru-buru Rey? Makan dulu"
Renei melihat jam tangannya lalu menggeleng pada oma.
"Bilang saja kakak buru-buru pulang karena ingin melihat Clea bukan?"
"Apa?" Renei langsung salah tingkah dna kelimpungan.
Marisa benar ia mau segera pulang karena ingin melihat wajah Clea yang sejak pagi wara wiri di pikirannya.
"Aku lelah mau istirahat di rumah!" kata Renei sembari menyentil kepala Marisa.
"Besok malam kau ikut makan malam dengan ku, kolega ku membawa keluarga nya katanya anaknya kuliah di kampus yang sama dengan mu, jadi kau harus ikut"
"Oh ya? Siapa nama anaknya?"
"Aku lupa"
Renei mengabaikan adiknya dan bergegas menuju mobilnya yabg terparkir di halaman. Ia sudah tidak sabar untuk pulang ke runah.
****
Setibanya di rumah Renei menyempatkan untuk melihat penampilannya di kaca spion. Ia sedikit merapikan rambutnya dan juga dasi yang kenakan. Setelah merasa semua beres ia melangkah keluar dari mobilnya dan berjalan santai menuju pi tu utama.
"Selamat malam tuan" sapa bibi yang membuka pintu.
Aroma masakan langsung menguar memenuhi indera penciuman Renei membuat perutnya keroncongan. ia menatap ke arah dapur tepat disana Clea nampak sibuk menyiapkan masakan.
"Mas.." Clea segera melepas apron yang ia kenakan lalu berjalan menghampiri Renei.
"Makan malam sudah siap mas, ayo" kata Clea sumringah. Renei mengikuti langkah Clea menuju meja makan. Ia terus memperhatikan istrinya yang sedang mengisi piring Renei dengan makanan.
"Mas pulang sendiri tadi? Kenapa tidak di antar Yudi?" tanya Clea yang duduk di samping kanan Renei.
"Aku dati rumah papi"
"Oh ya? Apa kabar oma Yan?"
"Baik"
"Kenapa mas tidak mengajakku?"
"Lain kali saja, aku hanya mampir sebentar"
Clea mengangguk ia tidak bertanya lagi. Clea memperhatikan Renei yang sedang menikmati makan malam. Ia terlihat lahap dan senang tidak banyak protes seperti biasanya.
"Besok malam ada dinner dengan kolegaku, siapkan dirimu"
"Baik" jawab Clea sambil tersenyum mengamayi wajah tampan Renei.
Meski sudah malam Renei masih terlihat begitu sempurna dengan penampilannya. Rambut yang selalu rapi dan klimis, dasi, jas yang pas di badan dan membuatnya terlihat menawan serta berkarisma. Terkadang Clea berpikir, mendapatkan seorang Renei seperti ia menang udian lotre.