"Ayah! ibu! kakak! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya melihat anggota keluarga yang sudah tak bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga pak Loey Christian.
"Kenapa tuhan? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang tuhan, hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.
Ya memang benar adanya saat ini kondisi jeony pun begitu memprihatinkan. Karena kejadian naas itu yang membuat jeony mengalami patah tulang cukup parah yang membuat jeony harus menjalani serangkaian operasi estetika dan orthopedi agar dapat menyelamatkan nyawa jeony yang hanya tinggal menghitung jam.
Setelah melakukan serangkaian operasi, akhirnya nyawa jeony pun berhasil di selamatkan. Waktu terus berlalu hingga perubahan pada Jeony pun semakin terlihat jelas bahkan jeony dianggap seperti orang gila oleh warga sekitar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyajenkpankestu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Seketika itu juga jeony pun reflek terdiam dan menutup mulut dengan kedua tangan ketika dua tim medis membuka kantong jenazah yang berisi jasad kedua orangtuanya yang sudah terbujur kaku dan banyak bersimbah darah.
Ayah!!!...
Bunda!!!...
Kalian tega tinggalin aku sendiri Hiks!!!
Ayahh!!!
Bunda!!!
Kenapa, hiks!!! Kenapa,,,Arrgghhh!!!
"Kenapa Yarabb? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang Yarabb hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.
Belum selesai jeony menyesali akan kepergian ayah dan ibu, disaat yang sama ada satu anggota briptu polisi santoso saputra juga pergi dan mendekat ke rest area dimana saat ini ada briptu anggara, sekaligus membawa satu kantong jenazah dan didalamnya berisi jenazah atas nama joefly Christian yang tak lain adalah kakak kandung jeony yang meninggal beberapa sebelumnya akibat kecelakaan beruntun di lokasi yang berbeda.
"Maaf, permisi mbak!"Ucap polisi briptu santoso dan seketika itu juga jeony pun menghentikan tangis dan menoleh pelan ke arah pak briptu santoso dan beberapa tim medis di belakang yang juga ikut membawa kantong jenazah.
"Ah-ha ya pak…"jawab jeony dengan suara lirih seraya menatap briptu santoso dengan mata sembab.
"Begini mbak, saya mau bertanya! Apa anda kenal foto ini mbak"ucap briptu santoso sambil menunjukkan sebuah foto lewat ponsel milik salah satu tim medis.
Saat itu juga, jeony pun melihat foto itu dengan seksama. Beberapa saat kemudian, jeony pun langsung secara perlahan menundukkan kepala seraya mengusap air mata yang terus menerus mengalir tiada henti. Setelah beberapa saat, sembari menahan tangis, jeony pun mendongakkan kepala lalu menatap briptu santoso dengan wajah sayu.
"Ya pak polisi saya mengenal orang itu. Foto yang di ponsel itu adalah kakak kandung saya sendiri pak. Kira-kira ada apa ya pak"jawab jeony sambil bertanya dengan pelan.
Langsung saja, beberapa anggota medis maju beberapa langkah di depan briptu santoso, lalu membuka kantong jenazah secara pelan dan menunjukkan yang ada di dalam kantong jenazah itu kepada jeony, korban keluarga kecelakaan beruntun yang masih selamat.
Deggg...
"Ayah! ibu! kakak! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya melihat anggota keluarga yang sudah tak bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga pak Loey Christian.
"I-ni, i-ini ng-gak mung-kin"ucap jeony secara terbata-bata. Seketika yang terjadi saat ini...
Di detik itu juga, jeony pun kembali pingsan dan tak sadarkan diri. Disaat yang sama, para tim medis langsung membawa jeony ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut dan penanganan kasus kecelakaan berencana beruntun ini akan diselidiki lebih lanjut oleh briptu anggara dan briptu santoso secara bersamaan.
Di lain tempat atau lebih tepatnya di rumah besar Fuad Raharja, sepasang suami istri bersorak ria karena rencana pembunuhan menyingkirkan keluarga Christian pun terlaksana.
"Sayang!"Ucap pak fuad.
"Heum yah, ada apa yah. Kenapa tiba-tiba datang dengan wajah sumringah seperti itu yah"tanya bu farid sembari meletakkan ponsel miliknya ke meja nakas.
"Rencana kita berhasil sayang menyingkirkan keluarga Christian sayang"jawab pak fuad sembari merangkul pinggang sang istri dan mendekatkan wajahnya sehingga seperti pasangan muda pada umumnya.
"Ahh yang benar yah?"tanya sekali lagi bu farid untuk memastikan berita yang diucapkan sang suami tidak hoax.
"Berita itu benar istriku sayang, dan ayah bakal merubah sertifikat rumah ini atas nama ayah dan mama gimana! Apa mama mau?"tanya pak fuad sambil terus mengeratkan pelukan pinggang sang istri, sehingga tubuh pak fuad yang begitu kekar berhimpitan begitu dekat bahkan bisa disebut berdekatan intim dengan tubuh kecil sang istri meski usia pak fuad sudah masuk kepala empat tetapi tubuh pak fuad tetap atletis dan berkharisma.
"Ihh jangan dekat gini ayah. Kita baru saja selesai lho yang, masak mau di ulang lagi mana ini disiang hari yang, apa kamu nggak perusahaan dulu yang?"jawab bu farid sembari menjauhkan tubuh kecilnya dari tubuh kekar sang suami.
"Lha! Biarkan saja sayang. Kan kita emang pengen buat keturunan sendiri sayang"jawab pak fuad sembari terus menggesekkan wajahnya ke wajah sang istri yang sudah berubah menjadi merah bak udang rebus.
"Ihh kamu ini lho ya mas, nanti malam saja mas. Daripada ini terus berlanjut, sekarang kamu mending mandi terus berangkat kerja lalu urus perusahaan sama sekalian ganti nama sertifikat itu mas. Saat itu juga, semua harta ini milik kita seratus persen mas"sahut bu farid sambil memukul pelan dada bidang sang suami.
"Ya sayang. Aku tinggal kerja dulu ya sayang, ntar malam kita lanjut lagi ya sayang"jawab pak fuad dengan cepat seraya mencuri ciuman bibir ranum sang istri. Seketika itu juga bu farid melotot sejenak lalu tersenyum manis sambil memegang bibir bekas kecupan sang suami yang begitu cepat berlalu. "Humm kelakuanmu seperti kita di masa SMA mas hehe" ujar hati kecil bu farid yang menghangat mendapat perlakuan manis dari sang suami tercinta.
Di rumah besar yang saat ini akan berpindah tangan ke orang yang salah. Di lain tempat dan lebih tepatnya di rumah sakit Mangusada Jakarta Pusat. Saat ini jeony pun tengah menjalani operasi orthopedi estetika di ruang khusus. Beberapa jam telah berlalu, kini operasi orthopedi estetika telah selesai dilakukan. Sekarang jeony pun sudah dipindahkan ke ruangan rawat intensif tingkat dua sesuai dengan ketentuan bpjs kesehatan yang memadai.
Di ruang lantai dua bernomor dua satu tuju atas nama Jeony Christian, saat ini joeny pun masih tak sadarkan diri serta yang lebih parah lagi saat ini jeony berada di ruang lantai dua hanya seorang diri. Tanpa ada yang ada menemani joeny saat ini. Di padang lapang yang luas, dimana saat ini jeony berdiri. Saat itu juga jeony pun terlihat bingung dan linglung dimana ia saat ini menginjakkan kaki dan seperti tempat padang lapang yang tak pernah berujung.
"Gue dimana dan tempat apa ini sebenarnya"bergumam joeny seraya berjalan perlahan menuju pohon besar yang begitu rindang dan asri.
Pada saat joeny berjalan dengan pelan dan di saat yang sama ada cahaya putih yang begitu menyilaukan. Akan tetapi, perlahan sinar itu mulai meredup dan mulai menampakkan apa yang ada di balik sinar terang beberapa saat sebelumnya. Perlahan cahaya terang itu semakin terlihat wujudnya. Lalu tak lama kemudian keluarlah dua orang pria yang beda usia dan seorang wanita cantik yang tak lain adalah keluarga yang ingin berpamitan dengan sang anak tercinta.
"Anakku sayang"ucap seorang yang keluar dari sinar terang yang tak lain dia adalah sang ayah, ibu dan kakak tercinta yang keluar dari cahaya terang itu secara bersamaan.
"Siapa itu?"jawab jeony yang begitu linglung.
"Anakku Sayang"ucap seseorang itu terdengar kembali yang kedua kalinya.
"Adek abang yang chubby"ucap seorang laki-laki yang mirip sekali dengan wajahnya.
"Siapa ya? Tunjukkan wajah kalian!" Teriak jeony dengan tegas sembari tergigil ketakutan.
Terus menerus sinar terang memudar dan menunjukan wujud aslinya yang tak lain adalah anggota keluarganya yang saat ini ingin menyampaikan pesan kepada sang anak.
semangatt thorrr/Drool//Drool/