NovelToon NovelToon
Puncak Pesona

Puncak Pesona

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Murni / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Di SMA Gemilang, geng syantik cemas dengan kedatangan Alya, siswi pindahan dari desa yang cantik alami. Ketakutan akan kehilangan perhatian Andre, kapten tim basket, mereka merancang rencana untuk menjatuhkannya. Alya harus memilih antara Andre, Bimo si pekerja keras, dan teman sekelasnya yang dijodohkan.

Menjadi cewek tegas, bukan berarti mudah menentukan pilihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama Penuh Ancaman

Bab 2

Alya mungkin tidak menyadari sepenuhnya, tetapi hari pertama di sekolah baru telah mengukir namanya sebagai siswa yang luar biasa. Tantangan baru sudah menunggu di hadapannya, dan ia siap menghadapinya dengan kecerdasan, ketegasan, dan keanggunannya yang khas. Di sudut kelas, duduk seorang pria dengan penampilan sederhana. Namanya Bimo, putra dari ibu kantin di sekolah tersebut. Bimo adalah murid yang pintar, sama seperti Alya, dan pada ulangan hari itu, ia juga mendapatkan nilai sempurna. Namun, tidak seperti Alya yang menjadi pusat perhatian, Bimo lebih memilih untuk tetap diam dan tidak mencolok.

Bimo memiliki wajah yang tampan dengan kulit bersih, tetapi penampilannya sering kali tidak mencerminkan itu. Pakaiannya terlihat usang karena sudah lama tidak diganti, tidak seperti teman-temannya yang sering membeli seragam baru setiap kali yang lama sudah kekecilan. Kendati demikian, mata Bimo yang tenang dan dalam menyiratkan kecerdasan dan ketulusan yang jarang terlihat.

Dari tempat duduknya, Bimo memperhatikan Alya dengan diam-diam. Ada sesuatu tentang Alya yang membuatnya tertarik. Bukan hanya karena kecantikan atau kepintarannya, tetapi juga karena keanggunannya yang alami dan ketegasan yang terlihat saat ia menghadapi tantangan. Alya tidak pernah terlihat sombong atau angkuh, meskipun dia baru saja mendapatkan nilai sempurna pada ulangan pertama di sekolah barunya.

Di dalam hati, Bimo mengagumi Alya. Namun, rasa minder karena latar belakang keluarganya membuatnya enggan untuk mendekati atau berbicara dengan Alya. Ia merasa bahwa dirinya tidak sepadan dengan Alya yang terlihat begitu sempurna dan datang dari desa dengan segala kesederhanaannya yang mempesona.

Ketika Bu Aini memuji Alya di depan kelas, Bimo hanya tersenyum kecil sambil menunduk, merasakan kebanggaan yang sama karena ia juga berhasil mendapatkan nilai sempurna. Namun, kebanggaan itu tidak terlihat di wajahnya yang lebih sering menyimpan emosi. Baginya, cukup mengetahui bahwa dirinya mampu bersaing dalam akademik tanpa harus mencari pengakuan dari orang lain.

Bimo sering membantu ibunya di kantin sepulang sekolah. Meski hidupnya sederhana, Bimo memiliki hati yang besar dan keinginan yang kuat untuk meraih masa depan yang lebih baik. Di sela-sela waktu luangnya, ia sering membaca buku dan belajar, berusaha mengejar impian yang mungkin terlihat jauh di mata banyak orang.

Suatu hari, di kantin, ketika Bimo sedang membantu ibunya, ia melihat Alya datang untuk membeli makanan. Alya tersenyum padanya, dan Bimo merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Ia memberanikan diri untuk melayani Alya, meskipun tangannya sedikit gemetar.

“Selamat, nilai ulanganmu sempurna,” kata Bimo dengan suara pelan, mencoba menahan rasa malunya.

Alya tersenyum hangat, “Terima kasih. Aku dengar kamu juga dapat nilai sempurna. Hebat sekali.”

Bimo hanya mengangguk dan tersenyum tipis, merasa sedikit lebih percaya diri karena Alya mau berbicara dengannya. Di dalam hatinya, Bimo bertekad untuk lebih berani dan tidak membiarkan rasa mindernya menghalangi kesempatan untuk mengenal Alya lebih baik.

Hari-hari berlalu, dan meski Bimo masih banyak diam, ia mulai menyadari bahwa mungkin ada tempat untuknya di hati Alya. Ia tahu, perjalanan untuk mengatasi rasa mindernya masih panjang, tetapi dengan keberanian dan ketulusan, Bimo yakin bahwa dirinya bisa menjadi teman yang baik bagi Alya, meskipun dalam kesederhanaan hidupnya.

Di saat Bimo mulai menumbuhkan rasa percaya dirinya untuk mendekati Alya, seorang cowok populer dari tim basket bernama Andre juga mulai tertarik pada Alya. Andre adalah sosok yang selalu menjadi pusat perhatian, terutama di kalangan geng syantik. Meskipun Andre berada di kelas yang berbeda dengan Alya, kabar tentang murid baru yang cantik dan pintar ini sudah sampai ke telinganya.

Andre memiliki rencana tersendiri untuk mendekati Alya. Dia tidak terburu-buru, tetapi memilih pendekatan yang ramah dan sopan. Andre tahu bahwa untuk memikat hati Alya, dia harus menunjukkan sisi dewasanya dan kesopanan yang tidak dibuat-buat.

Pada suatu hari, ketika jam istirahat kedua, Andre melihat Alya sedang duduk sendirian di taman sekolah, membaca buku. Ini adalah kesempatan yang sudah ditunggunya. Dengan langkah yang mantap, dia mendekati Alya, sambil melemparkan senyum hangat.

“Hai, kamu Alya, kan?” Andre memulai percakapan dengan nada ramah.

Alya menoleh dan tersenyum. “Iya, betul. Kamu siapa?”

“Aku Andre, dari tim basket. Aku dengar kamu baru saja pindah ke sini. Gimana, sudah mulai betah?” tanya Andre dengan nada yang hangat dan perhatian.

Alya mengangguk. “Iya, sudah mulai betah. Teman-teman di sini ramah-ramah.”

Andre duduk di bangku sebelah Alya, menjaga jarak yang sopan. “Senang mendengarnya. Oh iya, selamat ya, aku dengar nilai ulanganmu sempurna. Hebat banget!”

“Terima kasih, Andre,” jawab Alya dengan senyum. “Aku Cuma berusaha yang terbaik saja.”

Andre tersenyum lagi. “Sama-sama. Aku juga sering latihan keras di tim basket. Mungkin kita bisa saling membantu kalau ada tugas atau latihan.”

Alya merasa nyaman dengan percakapan ini. Andre tampak tulus dan tidak memaksa. “Tentu saja, Andre. Aku senang bisa berbagi ilmu.”

Seiring waktu, Andre terus mendekati Alya dengan cara yang elegan dan sopan. Dia tidak hanya berbicara tentang dirinya sendiri, tetapi juga mendengarkan Alya dengan penuh perhatian. Andre ingin Alya melihatnya sebagai teman yang bisa diandalkan, bukan hanya sebagai cowok populer.

Di sisi lain, Bimo memperhatikan interaksi ini dari kejauhan. Dia merasa sedikit cemas melihat Andre yang begitu mudah mendekati Alya, tetapi Bimo tidak menyerah. Dia tahu bahwa kejujuran dan ketulusannya adalah kekuatan yang tidak bisa diabaikan. Bimo terus berusaha untuk mendekati Alya dengan caranya sendiri, meskipun perlahan-lahan.

Suatu hari, Bimo memberanikan diri untuk mendekati Alya setelah jam pelajaran berakhir. Dia melihat Alya sedang mengemasi buku-bukunya di kelas.

“Hai, Alya,” sapa Bimo dengan suara pelan.

Alya menoleh dan tersenyum. “Hai, Bimo. Ada apa?”

Bimo mengambil napas dalam-dalam, mencoba mengatasi rasa gugupnya. “Aku hanya ingin bilang, kalau kamu butuh bantuan belajar atau ada tugas yang sulit, kamu bisa tanya aku. Aku senang bisa membantu.”

Alya tersenyum hangat. “Terima kasih, Bimo. Aku benar-benar menghargainya. Kamu juga hebat, nilaimu selalu bagus.”

Bimo merasa sedikit lega dan tersenyum. “Sama-sama. Kita bisa belajar bersama kalau kamu mau.”

Di tengah perhatian dari Andre yang populer dan Bimo yang sederhana, Alya merasa dihargai dan diperhatikan. Dia menghargai kebaikan dan ketulusan dari keduanya. Meskipun tantangan dan dinamika sosial di sekolah baru ini cukup rumit, Alya yakin bahwa dengan sikap yang baik dan hati yang tulus, dia bisa menemukan teman-teman sejati dan menjalani hari-harinya di sekolah dengan penuh semangat.

Dari kejauhan, geng cewek syantik memperhatikan dengan saksama saat Andre mendekati Alya di taman sekolah. Tatapan mereka penuh rasa tidak suka, terutama Rina, ketua geng yang merasa posisinya terancam. Hari pertama Alya di sekolah sudah membuat Rina khawatir, dan sekarang ketakutannya terbukti: Alya telah menarik perhatian Andre, pria yang menjadi pusat perhatian banyak gadis di sekolah.

Bersambung....

1
Sodikin Jin
hmmmm...kak, saya lebih suka, cerita tentang kultifasi. 🙏
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Tapi sayang, sepertinya tidak dilanjutkan. Jika ingin audionya dilanjut, harus banyak yang beri saran langsung pada pihak Mangatoon
Sodikin Jin: tidak apa kak... saya tunggu setiap audio kakak tentang kultifasi.
total 3 replies
Kamaya
kenapa ya, geng cewek ky gini merasa harus memiliki cowok populer di sekolahny. pdhal aslinya dia gak dilirik samsek ma tuh cowok. tapi ttp aja mngklaim jgn direbut org lain. hm.,..
Kamaya
Pasti jodoh Alya cowok. Iya kan tor? 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!