Hubungan bisnis antara dua keluarga besar yang terjalin sejak lama harus berakhir, karena salah satu penerus tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Rasa sakit hati membuat Nicco membalas dendam dengan berusaha menikahi putri bungsu dari patner bisnisnya. Izzaz satu-satunya anak perempuan dari keluarga Wiguna.
Massa sulit Izzaz bermula dari tragedi yang menyebabkannya hamil. Bayi yang tidak diinginkan terlahir dan terpaksa terpisah dengan sang bunda. Bagaimana kelanjutan kisah Nicco dan Izzaz? Akankah Izzaz menerima kehadiran buah hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsia Niqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Kelulusan
Akhirnya si bontot jadi sarjana
Diusia dua puluh satu tahun Zizi sudah tamat kuliah, kecerdasannya yang diatas rata-rata membuat seluruh keluarga bangga.
Dengan nilai IPK 3,9 akhirnya Zizi sebentar lagi akan jadi sarjana. Suatu impian yang sangat dia inginkan dari kecil, dan harapannya akan melanjutkan study di luar negri mengikuti jejak kakak-kakaknya. Dukungan keluarga menjadi penyemangat baginya untuk meraih pendidikan yang tinggi walaupun seorang anak perempuan.
Terlahir dari keluarga yang sangat berkecukupan tidak membuat dia menjadi yang malas mencari ilmu.
Tiga hari lagi Zizi akan wisuda, keperluan untuk wisuda sudah disiapkan sang mama, walupun harus penuh dengan perdebatan karena pilihan sang mama berbeda dengan pilihan Zizi.
"Bang nanti pas adek wisuda kalian harus cuti kerja lho, hari istimewa adek, jangan sampai kalian nggak ada." Mama memperingatkan ketiga anak laki-lakinya waktu makan malam bersama.
"Iya....jangan lupa hadiahnya disiapkan, jangan cuma buket doang, kalau ngasih hadiah jangan nanggung." Zizi menanggapi omongan mamanya sambil mengunyah makanan.
"Yeh.....hadiahnya kan udah kamu minta didepan, udah malak orang seenak jidatnya sendiri kok masih minta lagi, dahlah tasnya kecil mahal pula, buat anak seusia kamu nggak cocok tau, malah kayak emak-emak, dibilangin kok ngeyel." Penjelasan Zafran panjang lebar karena tidak sependapat dengan pilihan adiknya waktu ditemani membeli tas untuk acara wisuda.
"Abang tuh yang nggak ngerti trend, anak muda mah nggak perlu tas besar-besar, justru yang besar tuh kayak emak-emak mau ke pasar.....yang belum ngasih hadiah bang Zidan lho....jangan ngelak lagi dari tanggung jawab, bang Zaki udah beliin sepatu soalnya."
"Duit Abang kan nggak banyak kayak bang Zafran sama bang Zaki, gapapa dong nggak ngasih hadiah toh semua udah komplit kan."
"Mana bisa begitu, itu namanya tidak ada keadilan bagi seluruh keluarga, nggak ada apresiasi buat prestasi adiknya, pokoknya aku tetep minta ya.....jangan alasan nggak ada duit, demi adik tercinta harusnya abang rela utang."
"Nah tu satu lagi ide sesat.....mana ada ceritanya putra Wiguna ngutang buat beli sendal jepit, bisa viral aku."
"Oh jadi niatnya cuma mau ngasih hadian sendal jepit, boleh sih tapi sekalian sama pabriknya ha......ha.....ha...."
"Mati aku......kerja aja masih nebeng bang Zafran, gaji juga pas-pasan, makan tidur masih numpang, untung aja nggak tiap hari kerokan."
"Wah kelewatan nih anak....gaji segitu dibilang pas-pasan, udahlah utuh nggak mikir makan nggak mikir kontrakan, saldo kamu tuh bisa beli apartemen sama buat bangun pabrik sendiri tau." Zafran menggerutu karena dia tahu berapa gaji yang masuk ke rekening dan kira-kira berapa saldo Zidan yang tentu jumlahnya fantastis alias rekening gendut.
"Udah-udah....mumet mama....nggak ada hari tanpa bertengkar udah pada tua juga."
"Zizi belum tua ya ma.....bang Zafran noh yang tua, udahlah tua nggak laku-laku, hidup lagi ha....ha...ha..."
"Eh nggak sopan tau ngomong gitu sama orang tua." Kali ini Zaki ikut bicara yang dari tadi cuma jadi pendengar.
"Jadi bener kan bang Zafran udah tua."
"Baru juga umur 29 Zi......belum tua-tua amat, lagian wajah abang kaya baru umur 18 tahun, ya kan Zaf." Pak Adi ikut nimbrung bercanda dengan anak-anaknya. Walaupun sudah berumur selera humor pak Adi tinggi, nurun ke anak-anaknya.
Yang disindir matanya melotot karena jengkel tanpa menjawab.
Perdebatan di meja makan tidak ada habisnya sampai acara makan selesai, setelah makan mereka masih lanjut ngobrol diruang keluarga. Begitu mereka sangat menghargai waktu ketika masih bisa bersama sebelum mereka berpisah karena akan punya keluarga sendiri.
***
Akhirnya hari yang ditunggu tiba, acara wisuda Zizi. Semua sudah bersiap, Zizi satu mobil sama mama papanya disopiri Zaki, sedangkan Zafran satu mobil sama Zidan.
Zizi menggunakan kebaya abu muda sama seperti sang mama cuma modelnya yang berbeda. Kebaya dengan desain simpel tapi tetap elegan, dihiasi payet mutiara mempercantik tampilannya. Bawahannya menggunakan rok batik yang juga seperti mamanya. Riasan wajah yang natural karena wajah Zizi sudah cantik tanpa make up sekalipun. Sedangkan para pria menggunakan setelan jas hitam dengan hem abu muda.
Hanya orang tua yang diijinkan masuk kedalam graha, Zizi sudah duduk bersama teman-temannya. Orang tuanya duduk di tempat berbeda yang disediakan khusus untuk orang tua dan wali. Setelah nama Zizi dipanggil dan dibacakan prestasinya lalu turun dan disambut pelukan kedua orang tuanya. Zizi mendapatkan predikat mahasiswa berprestasi selama kuliahnya. Air mata bahagia tak dapat ditahan lagi, waktu tiga tahun lebih menunggu dengan semua beban tugas akhirnya terlewati juga.
Senyum bahagia dari pak Adi mengembang karena putri tunggalnya sudah mampu menyelesaikan pendidikan dengan prestasi membanggakan. Mereka bertiga keluar dari gedung dan disambut oleh abang trio wek-weknya. Mereka berfoto ria dan acara akan dilanjutkan nanti malam dengan makan malam bersama di restoran mewah di kota itu.
***
Di restoran dimana acara makan malam diadakan hanya diikuti satu keluarga itu, tidak mengundang teman atau saudara. Karena keluarga Wiguna tidak suka menunjukkan apa yang mereka miliki dan semua kesuksesannya.
Malam ini mereka sudah berada di sebuah restoran mewah. Zizi yang memakai dress putih selutut dengan hiasan renda membuat tampilannya bak gadis Korea, wajah cantik, kulit putih, tubuh yang ramping. Sedangkan sang mama memakai celana bahan hitam dan Tunik putih dengan jilbab yang senada. Para pria hanya mengenakan celana bahan hitam dan hem yang dilipat sampai bawah siku kecuali pak Adi yang memakai jas hitam.
Mereka nampak berbincang bahagia, karena keluarga itu tidak akan kehabisan bahan omongan kalau sedang berkumpul.
"Zi...apa rencanamu setelah ini? mau lanjut study apa mau langsung kerja aja, kalau mau
langsung kerja sama abang aja, karena bang Zafran sudah dibantu Zidan."
Zaki memang tak sekantor dengan Zafran dan Zidan, papanya memercayakan dia untuk mengurus bisnis hotel keluarga, beda dengan Zafran dan Zidan mereka dipercaya mengurus bisnis properti, Zidan belum dilepas untuk memegang salah satu usaha keluarga karena masih terlalu muda dan harus banyak belajar.
"Belum tahu bang.....tapi pinginnya nganggur dulu mendinginkan otak....lagian buat apa susah-susah kerja coba, uang tinggal minta ....abangku pada tajir semua kok."
"Mana ada orang kok cita-citanya jadi pengangguran."
"Lah orang hidup kan yang dicari enakya, kalau ada yang enak ngapain cari yang susah ....ya kan."
"Yo wes.....sak karepmu.....asal jangan malak orang terus-terusan."
Di meja lain restoran itu ada dua pasang mata yang memperhatikan mereka tanpa mereka sadari. Nicco duduk dengan asistennya, Yuda.
"Ko....kenapa dari tadi Lo memperhatikan keluarga pak Adi, jangan bilang Lo
naksir sama anak gadisnya."
"Emang kenapa kalau gua naksir, dia cewek gua cowok, dia cantik gua cakep, tinggi, kaya, anak tunggal udah pasti warisan gua banyak, masalah?"
"Ya enggak tapi jangan banyak ngarep deh, putri pak Wiguna pawangnya banyak, lagian ya kalau dia tahu lo tu brengs*k mana mau dia."
"Jangan asal ngomong ya, kita lihat aja nanti." Nicco tersenyum tipis.
Nicco mengetahui banyak tentang keluarga Wiguna karena keluarga Meraka menjalin kerjasama sejak lama sebelum perusahaan dipegang oleh Nicco. Bisnis di bidang properti, perusahaan Nicco sebagai kontraktor.
Nicco anak yang keras kepala, walaupun diakui pintar namun pergaulannya yang terlalu bebas, keluar masuk bar dan club bersama dengan sahabatnya yang bernama Alex. Ditemani perempuan malam, pulang dalam keadaan mabuk dan baju banyak noda lipstik sudah seperti hal biasa. Walaupun sering kena marah papanya dan berujung dengan pertengkaran, mamanya hanya bisa menangis kalau ayah dan anak itu bertengkar. Karena pasti berimbas pada kinerjanya di kantor. Erik sering memperingatkan tapi tak pernah diindahkan.
kayakny seru cerita ny
ngg bisa apa sekali-kali Nurut gitu
ih gemes aku
Btw semangat Thor
adeh😡😡😡😡😡
walaupun anak yang tak di inginkan hati seorang ibu mna Zizi anak mu tak berdosa
gak mikr udh punya ank kali ya.
mask mau senang2 aj pern cewe ya.
kurng suka jadinya.
nanti gak bisa liht ank ya baru nyesl kali ya.mask udh ampk ank ya udh besr tapi gak pernh mau liht.
jdi ibu kok egois kali😡😡😡😡😡😡😡😡😡mask udh jdi seorng ibu gak punya hati malh dekt dgn cwo lain.jdi kurg suka dech bca ya pemeran cwe kayk g thu.
gak seperti novl2 lain yg q bca.
yg in terlalu ego kali
malh dekt dgn cwo lain pulk