NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Dewa Kegelapan

Kembalinya Sang Dewa Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ash Shiddieqy

Perang terakhir umat manusia begitu mengerikan. Aditya Nareswara kehilangan nyawanya di perang dahsyat ini. Kemarahan dan penyesalan memenuhi dirinya yang sudah sekarat. Dia kehilangan begitu banyak hal dalam hidupnya. Andai waktu bisa diputar kembali. Dia pasti akan melindungi dunia dan apa yang menjadi miliknya. Dia pasti akan menjadikan seluruh kegelapan ada di bawah telapak kakinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ash Shiddieqy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 - Insiden

Aditya mengikuti pelajaran dengan gelisah. Matanya menatap ke papan tulis, namun pikirannya melayang jauh ke tempat lain. Dia teringat dengan insiden terbunuhnya Profesor Elena yang menggemparkan seluruh sekolah. Jika dia tidak salah ingat kejadiannya tidak lama setelah ia belajar mengenai formasi untuk pertama kalinya.

"Professor Elena tidak terlihat seperti biasanya," ucap Rio yang membuyarkan lamunan Aditya. Dia segera melihat ke arah Professor Elena yang sedang menjelaskan. Memang benar aura di tubuhnya terlihat tidak stabil. Tidak heran Rio menjadi salah satu 17 Saint di masa depan. Sensitivitasnya dalam mendeteksi mana memang sangat luar biasa.

"Kau benar. Menurutmu apa yang terjadi padanya?" tanya Aditya pada Rio.

"Hmm, aku punya asumsi tapi aku harap itu salah."

"Apa memangnya?" tanya Aditya lagi

"Sepertinya dia terkena racun. Bukankah kita pernah melihat gejala semacam itu sebelumnya."

Aditya kembali menatap Professor Elena di depan kelas. Terbunuhnya profesor Elena memang peristiwa yang sangat janggal. Profesor Elena adalah salah satu orang yang terkenal kuat bahkan di antara para profesor akademi yang lain. Tapi dari yang dia ingat dulu profesor Elena terbunuh karena tusukan belati biasa di belakang lehernya. Bahkan katanya tidak ditemukan adanya jejak penggunaan magic di tempat kejadian sama sekali. Sungguh tak masuk akal dia terbunuh semudah itu.

Aditya kembali menatap Rio. "Apa yang membuatmu yakin dia terkena racun?" tanyanya.

Rio menghela napasnya. "Apa kau tidak ingat saat kecil kita pernah meminum air danau yang terdapat kelopak bunga Red Venena yang mengambang di atasnya? Saat itu kita benar-benar merasa kelelahan tanpa sebab dan kita hampir tidak bisa memakai magic sama sekali."

Aditya mengangguk-angguk teringat dengan kejadian itu. Memang benar saat itu dia merasa sangat kelelahan seolah semua energinya disedot keluar. Aura tubuhnya saat itu juga tidak stabil persis dengan yang dimiliki oleh Professor Elena saat ini. Kenapa dia bisa melupakan hal itu?

"Menurutmu apa yang ...."

Belum sempat Aditya menyelesaikan perkataannya dia merasakan pukulan benda tumpul di atas kepalanya. Entah sudah sejak kapan profesor Elena berada tepat di depannya. Matanya menatap tajam dan tangannya membawa tongkat sihir panjang yang baru mengenai kepalanya.

"Jangan mengobrol di kelasku, Nareswara! Aku tidak peduli kau ini putra Archduke atau bahkan raja. Bagiku peraturan adalah peraturan. Jika kau tidak suka silakan keluar!" ucap Professor Elena dengan nada bersungut-sungut.

Aditya mengelus kepalanya yang sakit. "Maaf, Prof."

Profesor Elena kembali melanjutkan pembelajaran. Rio menatap Aditya dengan senyuman mengejek. "Mantap," bisiknya pelan.

...****************...

Seusai kelas Aditya segera mengejar profesor Elena yang baru keluar dari kelas. "Tunggu Profesor! Bolehkah saya bertanya sesuatu?" kata Aditya yang diikuti Rio di sampingnya.

Profesor Elena berbalik ke arah mereka. "Tentu, ada apa?"

"Uhm, apakah Profesor hari ini makan atau minum sesuatu yang aneh?" tanya Aditya.

Profesor Elena mengerutkan alisnya. "Untuk apa kau bertanya hal semacam itu? Aku pikir kau ingin bertanya tentang pelajaran."

Aditya menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Sa-saya hanya merasa ada yang aneh dengan profesor hari ini"

Profesor Elena memandang Aditya dengan pandangan penuh selidik. "Maksudnya?"

Rio yang sejak tadi diam menghela napasnya jengkel. Dia dengan segera mengambil alih pembicaraan.

"Mohon maaf, Prof. Kami merasa yakin kalau Anda sedang terkena racun," kata Rio yang disetujui oleh Aditya dengan anggukan kepala cepat.

Profesor Elena terlihat semakin bingung. "Kenapa kalian berpikir seperti itu?"

Tanpa basa-basi Rio merapal Detect Magic ke tubuh Profesor Elena. Seketika itu juga cahaya hijau terang menyala menandakan adanya sesuatu yang asing mengganggu peredaran mana di tubuh profesor Elena. Kekuatan asing itu berwarna hijau pekat yang berati racun yang sangat kuat.

"Racun di tubuhnya lebih kuat dari yang aku bayangkan. Orang biasa pasti akan mati dalam kondisi ini," batin Aditya.

Profesor Elena terbelalak melihat racun di tubuhnya. Aditya segera meraih saku celananya dan memberikan sebuah botol potion kecil berwarna merah menyala. Botol itu berisi air biasa yang telah dirapal mantra penetral racun tingkat tinggi. Mantra semacam itu harusnya baru akan ditemukan 10 tahun yang akan datang. Diam-diam Aditya meraciknya selama pembelajaran.

"Ramuan apa ini Aditya?" tanya Profesor Elena.

"Itu penetral racun tingkat tinggi. Tenang saja Prof! Saya yakin ini efektif karena resepnya berasal dari keluarga saya," balas Aditya dengan kebohongan demi meyakinkan profesor Elena.

Profesor Elena merasa tidak yakin dengan potion yang diberikan oleh Aditya, namun saat melihat wajah serius dari mereka berdua membuatnya merasa tidak memiliki pilihan lain. Mereka juga sudah menunjukkan sebelumnya bahwa memang ada racun di dalam tubuhnya. Tidak mungkin mereka berniat buruk padanya.

Profesor Elena membuka penutup botol potion itu dan meminumnya dengan sekali tegukan. Seketika itu juga cahaya keemasan menyelimuti tubuh Profesor Elena. Aliran mana di tubuh profesor yang sebelumnya terganggu kini mengalir kembali seperti yang seharusnya. Wajah profesor yang sebelumnya pucat perlahan kembali normal.

Profesor Elena terlihat lega. "Ah, terima kasih. Aku pikir aliran mana-ku terganggu karena terlalu lelah melakukan penelitian sampai tidak tidur berhari-hari. Ternyata ada racun dalam tubuhku. Aku beruntung kalian memperingatkan ku," ucap professor Elena dengan senyum lebar.

"Uhm, kalau boleh tahu apa yang sedang profesor teliti?" tanya Aditya.

"Yah, itu adalah permintaan dari departemen kemiliteran negara. Jadi aku tidak bisa memberi tahu kalian detailnya, tapi yang jelas penelitian itu bisa dibilang sangat berbahaya," jawab profesor Elena.

Aditya tampak kecewa. Dia merasa racun di tubuh profesor Elena ada hubungannya dengan penelitian ini. Dia harus mencari tahu lebih jauh tentang hal ini.

"Kalian berdua ikut ke ruanganku! Aku ingin memberikan kalian sesuatu," ajak profesor Elena.

Aditya dan Rio saling menatap sebelum mengikuti langkah profesor Elena kembali ke ruangannya. Sesampainya mereka di sana terlihat berbagai macam barang seperti buku-buku dan item sihir berserakan di meja. Ada juga beberapa formasi aneh yang digambar di lantai.

"Maaf sedikit berantakan di sini. Aku tidak punya waktu untuk membereskannya," kata profesor Elena sambil membuka laci meja mencari sesuatu.

Aditya mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Dia berusaha mencari sesuatu yang mungkin dapat memberikan petunjuk. Tiba-tiba pandangan matanya tertarik pada sebuah kalung hitam dengan logo yang tidak asing terukir di atasnya. Aditya mendekat untuk memeriksa kalung itu.

"Hey, jangan dipegang! Itu adalah benda yang terkutuk," ujar profesor Elena memperingatkan.

"Apa benda ini yang sedang Anda teliti?" tanya Aditya.

Profesor Elena mengambil sesuatu dari dalam sebuah kotak kemudian berjalan ke arah Aditya. "Ya, benda itu harusnya menjadi rahasia. Jangan mengatakan apapun tentang benda itu."

Aditya sudah terlanjur memegang dan mengamati kalung itu. Logo yang terukir di atasnya jelas adalah logo dari Asosiasi Dark Heaven. Tapi ini sangat aneh. Asosiasi Dark Heaven seharusnya baru akan muncul sekitar 3 tahun lagi. Kenapa mereka sudah muncul sekarang?

"Apa profesor menemukan sesuatu tentang kalung ini?" tanya Aditya.

Profesor Elena menghela napas panjang. "Sepertinya kau ini adalah orang yang sangat suka ikut campur urusan orang lain ya, Nareswara? Tapi ya, aku akan memberitahumu sesuatu. Anggap saja ini imbalan atas ramuan yang kau berikan padaku," ucap profesor Elena sambil mengambil kalung itu sari tangan Aditya.

"Kalung ini adalah kalung yang digunakan sebuah kelompok sesat yang akhir-akhir ini sering membuat masalah. Dari yang aku teliti seharusnya kalung ini memiliki fungsi komunikasi, tapi aku belum tahu cara mengaktifkannya," jelas profesor Elena.

"Kelompok sesat?" tanya Rio.

"Sudahlah! Kalian tidak perlu tahu tentang hal itu. Sekarang ambilah ini sebagai hadiah untuk kalian." Profesor Elena memberikan dua buah cincin berwarna perak.

"Profesor. Ini kan?" ujar Rio tak percaya.

Profesor Elena mengangguk. "Ya, ini adalah cincin ruang. Aku memberikan ini pada kalian karena aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku jika racun itu menyebar lebih luas."

Aditya dan Rio menerima cincin itu. Wajah Rio tampak sangat senang dengan cincin itu sedangkan Aditya tidak terlihat berekspresi. Pikirannya masih berputar pada kalung dari Asosiasi Dark Heaven itu.

"Kau tampak kecewa, Nareswara," ucap profesor Elena.

"Tidak, Prof. Saya hanya sedang memikirkan hal lain," balas Aditya.

"Kalau begitu kembalilah ke kelas! Pelajaran selanjutnya pasti sudah dimulai."

Aditya dan Rio mengangguk dan berpamitan, tapi belum sempat keluar ruangan mereka merasakan aura membunuh yang sangat kuat di sekitar mereka.

"Praaang!" Beberapa orang berjubah hitam masuk ke ruangan dengan memecahkan jendela. Aditya dan Rio memasang posisi siaga saat menyaksikan orang-orang berjubah hitam itu mengarahkan belati pada profesor Elena.

"Siapa kalian ini?"

^^^^^^Continued^^^^^^

1
Aixaming
Aku sudah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu, thor.
Mafe Oliva
Ngasih feel yang berbeda, mantap!
Nia Achelashvili
Ngangenin banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!