Banyak cerita yang terjadi di saat Elvin Zayyan Pradipta masih duduk di bangku SMA. Beberapa kali ia di tangkap oleh polisi, tapi tak mampu menahannya di dalam walaupun ia terlibat dengan kasus yang besar.
Ia juga terlibat dengan sebuah organisasi saat berada di negara K tempat sang granma. Kedua orang tuanya pun tidak mengetahui hal itu, tapi granma tahu tentangnya.
Sampai suatu ketika ia di paksa oleh orang tuanya untuk menikah, yang di mana dirinya belum terpikirkan untuk melakukannya.
Apakah Elvin akan menuruti atau bahkan memberontak?
Dan siapakah wanita yang akan di jodohkan dengannya?
BACA CERITANYA SEKARANG!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3
"Kau mengenal mereka?" tanya Felix.
"Tidak. Gua gak sengaja bertemu mereka digerbang tadi"
"Mereka siswi kelas sebelah. Yang menggunakan jilbab itu namanya Clara dan yang satunya Fara. Clara jadi siswi satu-satunya di kelas 12B yang menggunakan jilbab. Walaupun di sekolah ini masih ada siswi lain yang menggunakan jilbab, tapi hanya sedikit paling cuman 10 orang" ucap Felix. Entah kenapa ia menjelaskan siapa kedua gadis tadi.
Clara memang menggunakan jilbab. Ia punya ciri khasnya sendiri. Ia selalu menggunakan pasmina. Sebelahnya ia hanya melemparnya ke belakang dan sebelahnya lagi ia biarkan menjuntai di depan.
"Walaupun Clara menggunakan jilbab tapi dia gadis tomboi. Dia juga mudah bergaul dengan siapa saja. Tapi walaupun begitu dia tidak bisa disentuh sembarang pria bahkan aku tidak pernah melihatnya bersentuhan"
Mendengar itu El mengerutkan keningnya seraya menaikkan alisnya. Ia tidak percaya. Jaman sekarang mana ada wanita yang tidak pernah tersentuh oleh pria buat sekalipun mereka menggenakan jilbab.
Tapi itu hanya dalam pikiran El saja, ia tidak menjawab perkataan Felix sama sekali. Sesampainya mereka di kantin, mereka memesan makanan dan duduk di kursi kosong.
Sambil menunggu makanannya El menatap kiri, kanan, depan kantin. Seperti pertama kali masuk ke sekolah ia menjadi pusat perhatian para murid disana. Masih ada saja yang tidak henti-hentinya memuji ketampanan El.
Sampai suara yang sedikit heboh mengalihkan perhatiannya. Ia melihat kedua wanita yang menabraknya tadi sangat asik bercanda hingga suara tawa mereka lumayan keras. Felix yang melihat arah pandang Elvin angkat bicara.
Mereka memang seperti itu, sangat heboh ketikan di kantin. Terutama Fara yang suaranya sangat cempreng dan keras. Anak-anak memanggilnya Fabo"
"Fabo? apa itu?" El baru pertama kali mendengar kata itu.
"Fara Bogar, karena suaranya keras makanya anak-anak menjulukinya bogar"
Elvin mengangguk. Makanan mereka sudah datang dan mulai memakannya. Saat makanan itu tinggal setengah, Rosa dan kedua temannya datang dan ingin bergabung dengan El dan Felix.
Namun dengan sengaja Rosa menumpahkan bakso dengan pura-pura tersandung.
"Ahh...maaf El, gue gak sengaja" bakso itu tumpah di baju El.
Elvin langsung berdiri karena merasa panas. Ia mengibaskan bajunya.
" Biar gue bersihin" Rosa mengambil tisu dan melap baju Elvin.
Para siswa dan siswa yang ada di kantin heboh. Mereka memuji Rosa yah selalu bisa menaklukkan para pria tampan.
"Sicentil beraksi lagi tu" ucap Fara dari kejauhan melihat tingkah Rosa.
Sedangkan Elvin, bukannya senang malah marah dengan kelakuan Rosa yang dengan lancang menyentuhnya.
Dengan kasar Elvin mendorong Rosa kesamping hingga jatuh ke lantai. El meninggalkan kantin menuju Toilet. Ia sangat tidak suka jika seseorang menyentuhnya. Apalagi seperti Rosa yang ia tahu Rosa sengaja melakukannya.
"ROSA!!" kedua teman Rosa menghampirinya dan membantunya.
Felix juga tidak suka melihat kelakuan Rosa. Ia mendekati Rosa dan memberinya peringatan.
"Lo jangan sembarang bertingkah Rosa. Tidak semua laki-laki suka dengan tingkah laku Lo"
Rosa sangat kesal. Ia menghentakkan kakinya. Teriak anak-anak di kantin juga membuatnya malu. Ini pertama kalinya seorang pria menolaknya dan mempermalukannya.
"Makanya jangan centil neng" ucap Fara saat melewati Rosa.
"Hisss..." Rosa menatap Fara sebel.
Fara tertawa melihat itu. Ia menarik Clara keluar dari kantin. Takut Rosa mengamuk.
Felix menyusul Elvin ke toilet. "Lo baik-baik saja El?" teriak Felix dari luar.
"Baju gue basah" Elvin keluar hanya menggunakan kaos karena seragam sekola sudah ia lepas dan sedang berada di tangannya.
"Di kantin ada di jual. Gua beli dulu" Felix pergi membelinya. Setelah itu ia berikan pada Elvin.
"Thanks" ucap Elvin setelah ia berganti pakaian.
"Rosa di juluki primadona sekolah karena kecantikannya. Banyak pria-pria yang berebut untuk mendapatkannya. Kalau dia menyukai seseorang pasti berhasil mendapatkannya, setelah bosan dia melepasnya begitu saja" ucap Felix ketika mereka berjalan ke kelas.
Elvin hanya mendengarkan. Melihat prilakunya saja sudah bisa ditebak. Pertama kali bertemu dan berbicara dengan Felix ia bisa menyimpulkan jika Felix adalah kawan yang setia dan bukan orang yang menyembunyikan sesuatu. Dia juga sangat muda berbagi informasi tanpa diminta seakan tahu jika ia butuh penjelasan.
"Bagaimana keadaan temanmu?" tanya Elvin. Ia mengingat teman Felix kemarin.
"Dia sudah membaik. Berkat pertolongan Lo. Thanks"
"Hmmm.." Elvin hanya berdehem.
Mereka kini sudah sampai di dalam kelas dan menunggu pelajaran selanjutnya. Rosa dan kedua temannya masuk dan melirik Elvin sebal, tapi Elvin hanya cuek dan tidak memperdulikannya. Itu bukan kesalahannya.
Ketika bel pulang sekolah, semua siswa, siswi berhamburan keluar kelas. Felix dan Elvin berjalan bersama ke parkiran. Kebetulan motor mereka bersebelahan.
"Gue mau ke rumah sakit. Lo mau ikut gak? Gama pengen ketemu Lo"
"Oke" jawab Elvin singkat lalu mengenakan helmnya dan naik ke motor.
Felix menghela nafas. Ia harus terbiasa dengan sikap Elvin yang dingin dan cuek serta sangat irit berbicar.
Rumah sakit
Mereka berjalan masuk ke dalam rumah sakit menuju ruang perawatan Gama teman Felix. Sesampainya di dalam ternyata Gama hanya sendirian, orang tuanya baru saja pulang.
"Apa kabar Gam?" tanya Felix sambil menepuk pelan lengan Gama.
"Sudah lebih baik. Besok gue bisa pulang" Felix mengangguk-angguk.
Gama melirk Elvin di belakang Felix. Felix yang tahu jika sahabatnya pasti penasaran dengan siapa dia datang.
"Dia Elvin, dia yang membantu kita kemarin"
"Benarkah. Thanks Elvin"
"Ya.." sahut Elvin seraya mengangguk kecil. Tangannya berada di kedua saku celananya.
"Kalau gak ada Lo, gua udah gak ada di dunia ini"
Elvin tertawa kecil dan sangat sebentar. "Lo harus nambah kemampuan lo"
"Pasti. Mereka main keroyokan. 1 lawan banyak"
Gama memang sendiri saat di kepung kemarin. Ia sempat mengabarkan Felix jika ia di serang, tapi ia keburu kewalahan sebelum Felix datang.
Mereka berbincang sejenak. Mereka terlihat mudah akrab walaupun Elvin hanya sesekali menimpali. Sampai hanphone Elvin berbunyi. Ia melihat ada nama sang mommy tertera dilayar.
Ia tidak mengangkatnya karena ia tahu pasti mommy menanyakan keberadaannya.
"Gue pamit duluan" ucap Elvin seraya berdiri.
"Ya..thanks sekali lagi sudah selamatkan gue" Elvin hanya mengangkat alisnya sebagai jawabannya. Ia meninggalkan rumah sakit dan kembali pulang.
Dalam perjalan pulang ia melihat Clara dan Fara di warung bakso. Dia menambah kecepatannya ketika merasakan Handphonenya kembali berbunyi.
"Buset kencang banget tu anak baru" Fara ternyata melihat Elvin lewat.
"Motor mahal" timpal Clara.
"Kapan yak gue bisa punya motor kayak gitu?" ucap Fara sambil menerawang.
"Helleh, bawa motor metik ajak gak bisa"
"Hahah...gue takut jatuh" Fara pernah berlaku menggunakan motor dengan di ajari Clara, tapi ia jatuh dan menabrak pohon hingga tangannya tergores. Sejak saat itu ia tidak mau belajar lagi.
"Makanya jangan mimpi mau pakai motor kayak gitu. Baru naek aja lo udah jatuh"
"HAHAH..." Fara tertawa keras hingga Clara memukul kepalanya karena menjadi pusat perhatian orang-orang.
Ayah Clara yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala serta tersenyum.
.
.
NEXT