NovelToon NovelToon
Lily: Rahasia Gadis Kampung.

Lily: Rahasia Gadis Kampung.

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:45.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nuhume

Siapakah gadis kampung bernama Lily ini, sehingga Eko Barata memberikan syarat kepada tiga puteranya? Untuk mendapatkan hak waris kekayaan Barata, salah satu dari mereka harus berhasil menikahi Lily.

"Ingat! Papa tidak akan memberikan kalian warisan jika salah satu dari kalian tidak bisa menikahi Lily, camkan itu!" kata Eko Barata tegas.

Syarat yang diberikan Eko Barata terdengar konyol bagi banyak orang. Mereka menganggap Lily tidak pantas menjadi menantu keluarga Barata. Namun, ketika satu per satu kemampuan hebat Lily terungkap, dia berhasil membungkam semua mulut yang menyepelekannya.

Siapa sebenarnya Lily, dan apa rahasia di balik kehebatannya? Temukan jawabannya dalam "Lily: Rahasia Gadis Kampung".


Selamat membaca ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Kediaman bak istana itu sudah terlihat sepi dalam beberapa hari. Hanya pelayan yang sibuk berseliweran di depan mata Lily. Malam hari, Lily memutuskan untuk berkunjung ke sebuah club terkenal oleh para konglomerat di sana.

Dengan gaun seadanya, heels yang tidak begitu mencolok. Lily meninggalkan kediaman Barata. Dia di jemput oleh seseorang kemudian dia pergi begitu saja.

...----------------...

Club Retro.

"Bos, berani sekali keluarga Barata menindasmu!" Ucapnya santai.

"Siapa yang berani? Coba katakan lagi," timpal Lily dengan senyum sinis.

Dia memutar-mutar wine yang berada di gelasnya. Ferdi yang mendengar itu pun ikut tersenyum, dan kembali melanjutkan diskusi dan rencana mereka.

"Benar juga, siapa yang berani mengganggu bos yang mendapatkan julukan Ratu Iblis ini HA HA HA..."

Ferdy kembali bertanya tentang pertunangan Lily dengan salah satu tuan muda keluarga Barata, tapi Lily hanya menjawabnya malas.

"Hmm, jika bukan karena wasiat terakhir Papa, aku juga tidak ingin bertunangan apa lagi menikah dengan keluarga Barata. Sekarang, aku hanya terpaksa menjalaninya," jelas Lily.

Ferdy kemudian mengangguk dan meneguk minumannya. Dia memberikan pertimbangan jika di antara ketiga putera keluarga Barata, pilihan terbaik adalah Agam.

"Dia sudah mapan, dan juga bisa diandalkan dalam urusan pekerjaan," jelas Ferdi.

"Buat apa aku pertimbangan lelaki Es seperti dia?" Timpal Lily dengan kembali meneguk wine yang berada di tangannya.

Di meja lain, sedari tadi orang tersebut memperhatikan Lily dari kejauhan. Dia meyakinkan matanya bahwa yang dia lihat di bawah sana, gadis yang sedang duduk bersama seorang pria adalah gadis kampung yang minggu lalu dijemputnya.

Tiba-tiba Reno mendekat dan memandang ke arah yang sama dimana mata Agam tertuju. Dia menawarkan segelas wine kepada Agam.

"Sangat jarang kau bisa memperhatikan seorang wanita, kau suka dia, ya?" Tanya Reno.

Agam hanya terdiam seperti biasa. Reno tersenyum meledek. Dia mengatakan bahwa selera Agam benar-benar unik jika dia tertarik dengan wanita tersebut. Gaun dan rambutnya saja, jika dibandingkan dengan pelayan di rumahnya, jauh lebih menarik dari dirinya.

"Apakah kau ingin nomor kontaknya? Aku bisa mencarinya untukmu," jelas Reno.

Ferdi terlihat meninggalkan Lily karena akan melanjutkan misinya, sedangkan Reno melihat wajah Ferdi dengan jelas, alisnya berkerut.

"Tunggu! Bukankah itu adalah wakil CEO Qwerty? Perusahaan besar yang misterius itu," ucap Reno.

Agam melirik Reno dengan rasa penasaran. Bagaimana bisa mereka kenal sedangkan Lily baru pertama kalinya menginjakkan kaki di kota tersebut.

Tiba-tiba seorang pria dengan bobot badan yang besar mendekati Lily, dia meminta Lily untuk menemaninya menghabiskan wine yang berada di botolnya. Dia menawarkan sejumlah uang agar bisa menghabiskan waktu bersama Lily.

"Aku yang akan membayar semuanya, bagaimana?"

"Tidak perlu!"

Lily kemudian meneguk habis wine yang berada di dalam gelasnya.

"Dasar wanita tidak tahu diri! Bukankah kau berdandan untuk menarik perhatian orang kaya? Aku kaya," teriak pria berbadan besar itu kepada Lily dengan emosi yang mulai tidak stabil.

Wajah Agam terlihat sedikit kesal melihat pemandangan itu, dia menggenggam erat gelas yang berada di tangannya.

"Aku tidak butuh uangmu!" Ucap Lily sinis.

"Tidak butuh? Lalu apa yang kau butuhkan? Tubuhku? HA HA HA..."

BBBRRRAAAKKKK

"Aku butuh nyawamu!" Ucap Lily kemudian berlalu dengan sinis.

Sebuah botol wine mendarat di kepala pria tersebut. Wajahnya terlihat memerah karena darah segar mengalir ke wajahnya. Dia histeris, tapi para bodyguard tempat tersebut segera menyelamatkannya.

Agam yang sedari tadi ingin memiliki niat menolong Lily, tapi langkahnya terhenti. Dia tidak menyangka, gadis kampung yang tinggal serumah dengannya saat ini, memiliki keberanian yang cukup.

"Gam. Lihat dia, lumayan keren!" Ucap Reno penuh kekaguman.

Agam masih diam mendengar ucapan Reno, matanya fokus menatap Lily yang terlihat kembali santai, melanjutkan aktifitasnya, menghabisi wine yang berada di dalam gelasnya kemudian berlalu.

...----------------...

Esok hari. Cahaya mentari memasuki ruang kamar Lily, dia masih nyenyak dalam tidurnya. Tiba-tiba untuk pertama kalinya, kamarnya terdengar suara ketukan.

Bahkan selama ini pelayan pun tidak ada yang membangunkannya. Lily menarik ponselnya dan melihat jam saat itu.

"07.30, hmm...siapa yang membangunkan aku sepagi ini," gumam Lily.

Dia bangun dari kingbednya dan meraih kimono lapisan luar piyama tidurnya yang hanya sebatas lutut. Dia membuka pintu dan melihat ada Agam di sana yang sudah siap dengan setelan kantornya seperti biasa.

"Ada apa?"

"Cepat bersiap, kau ikut aku ke kantor hari ini," ucap Agam datar.

"Hari ini?! Kenapa? Dan..."

Agam sudah melangkah pergi. Lily sedikit kesal, tapi dia yakin semuanya perintah Eko Barata. Dia kemudian segera bersiap dan meraih setelan kantor yang berada di dalam lemari kamar. Sepertinya itu sudah disediakan sebelum dia menginjakkan kaki di rumah tersebut.

Lily terlihat memukau dengan rok hitam selutut, heels hitam dan juga jas hitam, tidak lupa lipatan lengan sedikit di lengan dan kancing baju bagian leher terbuka sedikit.

Rambutnya di kuncir dan tidak lupa, kali ini kerja formal dia memoleskan sedikit pewarna di bibirnya.

"I am ready, go..." ucap Lily di depan cermin.

Dia keluar dari ruangan mencari Agam tapi sudah tidak menemukannya, dia hanya menemukan Pak Edi, supir pribadi keluarga Barata.

"Pak, di mana Agam?"

"Tuan sudah berangkat, nona muda saya yang antar, sesuai perintah tuan," jelas Pak Edi.

Lily kemudian mengangguk dan memasuki mobil. Pak Edi dengan ramah menjelaskan bahwa dalam dunia pekerja. Agam adalah sosok pimpinan yang sangat disiplin dan tegas, dia tidak pernah terlambat sedikit pun walau dia seorang CEO.

Lily hanya mengangguk dan tersenyum saat Pak Edi menunjukan keramahannya dan mendengarkan penjelasannya, walau bagaimana pun Lily tidak memiliki niat untuk bersama dengan ketiga tuan muda itu.

...----------------...

Di perusahaan Barata Corp.

Lily menuju ruangan Agam. Disepanjang jalan dia melihat aktifitas karyawan memang produktif. Semuanya bekerja dengan wajah yang serius.

Lily sudah membayangkan bagaimana tegasnya Agam bisa menghandel mereka semua.

Tok.. tok... tok....

Lily membuka pintu dan melihat Agam tengah serius membaca laporan. Dia berjalan dan duduk di kursi tepat di depan meja kebesaran Agam.

Agam menghentikan aktifitasnya dan menatap Lily.

"Aku melakukan ini karena Papaku. Aku akan menjagamu tapi jangan berharap aku bisa menyukaimu. Dan kau juga jangan sampai menyukaiku."

Lily tersenyum sinis dia berdiri dari kursinya dan mendekatkan mencondongkan tubuhnya sedikit di atas meja Agam dan wajah Lily kini terlihat jelas di mata Agam.

"Benarkah?"

"Tapi beberapa hari ini aku tertarik denganmu.."

"Kau!"

Lily tersenyum sinis, "Jangan panik, aku hanya bercanda."

Lily menegakkan tubuhnya dan menyilangkan tangannya di dada. Dia menjelaskan jika Agam merasa terganggu dengan perintah ayahnya untuk Lily memasuki perusahaan miliknya, dia bisa pulang saat itu juga.

Agam menyenderkan tubuhnya ke kursi kebesarannya dan tatapan yang dingin juga dia berikan kepada Lily.

"Papaku, sudah menyuruh kami bertiga untuk membangun hubungan denganmu, karena itu kau di sini saja. Kalau perlu, kau duduk saja di ruangan ini sebagai bukti kau sudah bersamaku hari ini," jelas Agam.

"Baiklah, jangan menyesal kalau begitu," timpal Lily cuek.

Dia kemudian berjalan ke arah sofa yang tidak jauh dari Agam. Dia meraih ponselnya dan mulai aktifitasnya. Agam pun melanjutkan aktifitasnya untuk mengecek seluruh laporan yang bertumpuk di hadapannya.

Tidak berselang beberapa menit. Suara berisik Lily kini mulai mendominasi. Dia sedang bermain game dengan wajah serius. Dia duduk di atas sofa dengan kaki yang bertengger di atas meja.

Agam hanya bisa menggelengkan kepalanya.

1
Susanti Susanti
Luar biasa
Gus
semangat thor💪💪💪💪
Nuhume: Thank you kakkk, smngat kembali
total 1 replies
Yuyun Arianti
bgus ceritanya
Yuyun Arianti
aku suka tipe cwek berani❤❤❤👍👍👍👍
Yuyun Arianti
penasaran
Muh Hasim
keren
Nuhume: Thank youu hahahha
total 1 replies
Dina Chamut
Kecewa
Nuhume: Makasih kak, moga karya selanjutnya makin baik ya🙏🌻
total 1 replies
Dina Chamut
Buruk
Abigail😘
Songong banget
ayularasati91
Di tunggu season 2 nya kak🥰 semangaatt
Nuhume: Season dua sudah rilis ya kak
Nuhume: Baik, terimah kasih❤️❤️❤️
total 2 replies
ayularasati91
jahat bgt si ulet keket
Rizky Sandy
Lily doyan minum ya Thor,,,,
Sary Vya: cerita nya bagus
total 1 replies
ayularasati91
wah ada lagi cewek yg gamon sama Agam
Abigail😘
sera ini emang nyebelin sumpah
Sunaryati
Wah langsung bangkrut, Perusahaan NK do bawah pimpinan CE0 Bagas
Abigail😘
hahaha spontan banget
Abigail😘
mulai cemburu kann
Abigail😘
hahahaha mencurigakan
Abigail😘
hahahahha/Sob//Sob//Sob/
Abigail😘
wanita memng kek gitu gam ga ush heran /Sob//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!