NovelToon NovelToon
Cinta Ceo Posesif

Cinta Ceo Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Persaingan Mafia
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Desfitri

**Karlina/Lina**: Seorang pekerja kantoran yang berdedikasi untuk ibunya yang sakit. Saat mengunjungi ibunya di rumah sakit, Karlina kecelakaan fatal dan meninggal. Rohnya kemudian bertransmigrasi ke tubuh Alia, yang dikenal sebagai Lia, di dalam buku novel romantis yang sedang populer. Karlina memiliki tekad kuat untuk mengubah alur cerita yang mengarah pada kisah tidak bahagia dalam novel tersebut.

**Alia/Lia**: Protagonis utama wanita, siswi SMA yang cerdas dan berbakat. Dia adalah target cinta dari Langit, pacarnya yang memanfaatkannya dan dari Dora, antagonis wanita yang iri padanya. Setelah diselamatkan dari penculikan oleh Levi, Lia jatuh cinta pada pandangan pertama. Perjalanan cintanya dengan Levi penuh dengan rintangan, termasuk pernikahan tidak bahagia dengan Keyla yang dipaksa oleh situasi.

**Levi Nata Samudra**: Protagonis pria, CEO muda yang cerdas dan posesif terhadap Lia. Dia adalah anak dari seorang pemimpin mafia luar negeri, Dafi, dan menemukan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 03

 

**Minggu yang Sibuk**

Minggu itu, suasana di SMA Bhakti Nusa semakin sibuk. Siswa berlomba-lomba menyiapkan diri untuk ujian akhir dan kegiatan kelulusan. Di tengah hiruk-pikuk itu, Lia, yang sekarang ditempati oleh jiwa Karlina, menemukan dirinya semakin sering menghabiskan waktu di perpustakaan bersama Levi. Meski canggung dengan tubuh baru, Lia mulai terbiasa dengan kehidupan sekolahnya.

 

**Di Perpustakaan**

Suatu sore di perpustakaan, Lia dan Levi duduk bersebelahan, tenggelam dalam buku masing-masing. Matahari sore menyoroti meja mereka, menambahkan sentuhan keemasan pada halaman-halaman buku yang terbuka. Levi sesekali mencuri pandang pada Lia, yang asyik mencatat dengan serius.

“Kamu benar-benar suka belajar, ya?” tanya Levi tiba-tiba, suaranya lembut dan penuh rasa ingin tahu.

Lia mengangkat kepala, tersenyum kecil. “Suka sih, tapi lebih tepatnya... mungkin aku baru sadar betapa pentingnya. Kayak menemukan bagian dunia yang selama ini gak aku tahu.”

Levi menatap Lia dengan mata yang penuh pengertian. “Dunia baru memang sering kali menarik. Kadang-kadang, itu yang bikin hidup lebih seru, kan?”

Lia menutup bukunya, menatap Levi dengan rasa penasaran. “Kamu sering ke sini juga? Aku kira kamu sibuk banget jadi CEO dan segala macamnya.”

Levi menghela napas, menatap buku di depannya dengan senyum tipis. “Justru karena itu, perpustakaan ini tempat pelarian yang sempurna. Di sini, semuanya lebih tenang. Di luar sana, semuanya berantakan, dan ini satu-satunya tempat di mana aku bisa bernapas.”

Lia mengangguk, merasa terhubung dengan pengakuan Levi. “Iya, aku juga. Kadang-kadang dunia di luar terlalu ribut. Di sini... rasanya kayak punya dunia sendiri.”

Mereka terdiam sejenak, menikmati kedamaian yang langka. Namun, kedekatan mereka kian terasa, seperti ada sesuatu yang tumbuh di antara mereka.

**Ajakan Makan Siang**

Beberapa hari kemudian, Levi tampak gelisah saat mereka duduk di perpustakaan. Dia memandang Lia dengan tatapan yang ragu-ragu sebelum akhirnya berkata, “Lia, gimana kalau minggu ini kita makan siang bareng? Sesuatu yang santai aja, biar kita bisa ngobrol lebih banyak.”

Lia terkejut tapi senang. Pipi merahnya menunjukkan kegembiraannya. “Wah, serius? Aku sih oke banget! Di mana kita ketemuan?”

Levi tersenyum lega. “Ada kafe kecil di dekat sekolah. Aku akan nunggu di sana.”

**Langit dan Kecemburuan**

Di luar perpustakaan, Dora dan gengnya, Dela dan Devi, memperhatikan mereka dengan tatapan tajam. Mata Dora bersinar dengan kecemburuan. “Lihat siapa yang lagi coba-coba jadi pusat perhatian,” gumamnya sinis.

“Kayaknya Lia mulai berani ya sekarang,” sahut Dela, menyeringai. “Gak bakal lama tuh. Kita kasih pelajaran aja biar dia ingat siapa bosnya.”

Di sisi lain, Langit yang melihat Lia semakin sering bersama Levi mulai merasa risau. Dia merasa terancam, takut kehilangan kendali yang selama ini dia rasakan atas Lia. Dia memutuskan untuk mendekati Lia di koridor saat jam istirahat.

“Lia, bisa ngobrol sebentar?” panggil Langit dengan nada mendesak.

Lia berhenti, menatap Langit dengan heran. “Ada apa, Langit?”

Langit tampak ragu-ragu, tapi akhirnya berkata, “Aku cuma... aku pengen kita coba perbaiki hubungan kita. Apa kita bisa mulai dari awal?”

Lia menatap Langit, mengenang masa lalu mereka yang rumit. “Langit, kita udah cukup jelas kan? Aku butuh ruang buat diri sendiri. Aku bukan Lia yang dulu.”

Langit merasa frustasi, tapi dia tahu memaksa Lia tidak akan ada gunanya. “Oke, Lia. Tapi, kalau kamu butuh sesuatu, aku selalu di sini.”

Lia mengangguk singkat dan pergi, meninggalkan Langit yang merasa terombang-ambing antara perasaan kehilangan dan ketidakberdayaan.

**Pertemuan di Kafe**

Akhirnya, hari pertemuan makan siang tiba. Lia merasa sedikit gugup saat mendekati kafe kecil di dekat sekolah. Levi sudah menunggunya di sana, duduk di salah satu meja dengan secangkir kopi di tangannya. Dia berdiri dan menyambut Lia dengan senyuman hangat.

“Lia, senang kamu bisa datang,” sapanya, menarik kursi untuk Lia.

Lia tersenyum, merasa lega. “Terima kasih sudah ngajak, Levi. Aku juga senang bisa di sini.”

Mereka memesan makanan dan mulai berbicara. Levi berbicara tentang kehidupannya yang rumit sebagai putra seorang ketua mafia, tekanan yang dia rasakan, dan bagaimana dia mencoba menemukan jalannya sendiri.

“Kadang-kadang rasanya kayak... ada beban yang super berat di pundakku,” ujar Levi, tatapannya jauh. “Tapi, aku harus nemuin cara buat ngadepin itu.”

Lia mendengarkan dengan penuh perhatian, merasa empati. “Aku gak bisa bayangin betapa beratnya. Tapi aku percaya kamu bisa nemuin jalannya. Kamu punya keberanian yang gak semua orang punya.”

Levi tersenyum kecil, matanya bersinar lembut. “Ngobrol sama kamu bikin aku merasa lebih baik. Rasanya kayak... bisa jadi diri sendiri.”

Percakapan mereka mengalir dengan alami, penuh tawa dan cerita pribadi. Lia merasa semakin nyaman di sekitar Levi, dan dia melihat sisi yang lebih manusiawi dan rapuh dari Levi, di balik sikap dinginnya. Mereka berbicara tentang mimpi, harapan, dan ketakutan mereka, saling memahami lebih dalam.

**Rencana Dora**

Sementara itu, di luar kafe, Dora, Dela, dan Devi mengamati mereka dari kejauhan. Mata Dora bersinar dengan kecemburuan yang intens.

“Kita harus lakukan sesuatu,” geram Dora. “Lia gak bisa dapet semua perhatian itu.”

Dela mengangguk setuju. “Aku punya rencana buat bikin dia kapok. Biar dia tahu siapa yang lebih berkuasa.”

Dora menyeringai, matanya bersinar dengan niat jahat. “Baiklah, mari kita lihat gimana Lia hadapi ini.”

**Harapan Baru**

Setelah makan siang, Lia merasa lebih baik dan penuh harapan. Mereka berpisah di depan kafe, dengan janji untuk bertemu lagi. Levi menatap Lia dengan senyuman penuh arti.

“Terima kasih, Lia. Hari ini menyenangkan banget,” katanya dengan tulus.

Lia tersenyum, merasa hatinya hangat. “Sama-sama, Levi. Aku juga senang bisa habisin waktu bareng kamu.”

Mereka saling berpamitan, dan Lia pulang dengan perasaan senang. Meski tahu tantangan besar masih menunggunya, dia merasa lebih kuat dengan Levi di sisinya. Dengan semangat baru, Lia bertekad untuk menghadapi apa pun yang datang dan mengubah nasibnya menjadi lebih baik.

 

Bersambung_-

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
♥\†JOCY†/♥
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!