NovelToon NovelToon
TEROR SEKOLAH

TEROR SEKOLAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / spiritual / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / hantu / Roh Supernatural
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sefty A. E.

Dalang di balik teror sekolah akhirnya diketahui Jefri dan Mira. Untuk mendapatkan bukti, mereka mencurigai semua orang terdekat dan menganggap mereka terlibat dengan pelaku utama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sefty A. E., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 24

Mau Ridwan hampiri dan adukan pada Hana kelakuan putri semata wayangnya. Untunglah ada bapaknya di sini.

"Liat kelakuan anak abang!"

Rudi menggiring Ridwan masuk mobil. "Jangan ditanggapi serius. Pulang, pulang."

Mira tertawa puas melihat wajah merah padam Ridwan.

Ridwan yang tahu cara balas remaja 20 tahun langsung menunjukkan jari tengah dari dalam mobil, jangan lupakan senyum smirk-nya.

Rudi menggeleng heran kelakuan mereka tidak ada bedanya. "Jalan duluan, Rid."

"Dasar Ridwan polisi sialan," desis Mira belum melunturkan senyumnya karena masih ada Rudi.

Fani sedekap dada memerhatikan tatapan Rudi ke Mira. "Tidakkah keterlaluan menyebut adik ayahmu polisi sialan? Ridwan adalah pamanmu."

"Persetan mau dia paman gue." Mira mau teriak melepas

Ratih baru mau beri Mira teh. Rupanya anak itu sudah pergi menuju rumah Juan.

Masuk rumah orang bukan permisi atau salam dulu, Mira sudah menggerutu gara-gara tadi adu jari tengah sama Ridwan.

Juan lagi berpikir di pinggir jendela langsung mengalihkan pandangan ke dua tamunya.

"Gak bosen tiap hari mikir?" Mira menyindir kegiatan Juan.

"Gue dapet kabar dari bokap. Ternyata lo di sini. Udah ketemu dia? Gimana kesan pertama lo?"

Juan menarik kursi untuk Mira duduk dan ia putuskan menemaninya semalaman mumpung besok mulai kerja jam delapan.

"Dia pasti mau menangis," tebak Fani melihat-lihat lukisan pemandangan di dinding.

Agak benar ucapan Fani. Sebetulnya tanpa diberitahu mereka paham bagaimana Mira. Kali ini berbeda, dia hanya diam dengan wajah kesal melihat ke arah lain.

Tangan Juan mendarat di bahunya. "Kita tetep saudara terlepas siapa pun bokap lo."

Puluhan tahun besar di lingkungan yang sama. Ikatan keluarga antara mereka terjalin sangat erat. Sulit dipisahkan hanya karena terbongkar ayah kandung Mira bukan adik atau kakak dari ayah mereka bertiga.

"Walaupun bokap lo bukan Om Alfian. Dia yang ngerawat lo dari bayi. Mereka sama-sama bokap lo."

"Itu yang bikin gue kesel. Dia baru muncul sekarang."

"Lo udah dewasa, Mira. Gue paham lo pasti gak nerima semudah itu, tapi selagi masih ada, pertahankan dulu. Mama bilang apa?"

"Mama mau ikut Rudi. Gue gak tau ikut atau gak. Rumah gue kan di sini sama di Bogor, masa tiba-tiba pindah ke rumah asing."

"Kapan?"

"Gak bilang."

Juan mau merespon Mira tiba-tiba mengumpat.

"Gara-gara Ridwan sialan! Dia manfaatin kasus di sekolah karena kakaknya ayah kandung gue. Mana kasus ditutup gitu aja. Bunuh diri? Gue yang mau bunuh mereka."

Fani meringkuk di tembok mendengar Mira mengancam. "Dia bahkan menunjukkan jari tengahnya kepada Ridwan di depan ayah barunya. Ckck."

Juan tertawa singkat. "Hm. Luapin amarah lo. Gue terima"

"Sekarang kepribadian kalian tertukar. Dasar manusia aneh," ucap Fani. Dulu Juan yang suka mengumpat, sekarang Mira.

***

Butik tempat nongkrong mereka ramai. Semua berkumpul, kecuali Juan. Awan dan Surya mabar di sofa depan televisi, Jefri melihat jidat Mira menyentuh meja dan wajah lesu. Dewi lagi melayani pembeli di depan dibantu Irlan.

"Lo jadi apa aja lolos, Lan." Dewi tersenyum atas kerja keras Irlan. "Surya bisa ngelayani pembeli, tapi gak sehebat lo."

"Sama aja, Dew." Irlan tak ingin dibedakan dengan Surya.

Takut salah paham.

Dewi lantas masuk ruang tunggu mempertanyakan kedatangan mereka tanpa kabar sehari sebelumnya.

"Ada berita apa lagi nih?"

Irlan menyambar air minum dekat dispenser kemudian duduk di pinggir Awan. Mereka nge-game lagi.

"Gue punya bokap baru, Dew."

"Ohhh." Dewi manggut-manggut. "Heh! Apa tadi! Bokap baru?"

Irlan menutup botol dan menaruhnya di meja. Dia senggol Awan yang tidak berekspresi. "Eh seriusan?"

Surya merelakan hero-nya kalah diserang Awan. "Emak lo mau nikah lagi?"

"Yes! Gue menang!!" Awan bersorak tapi gak heboh.

Menyaksikan keterkejutan teman-teman Mira, dia hanya bilang, "Bukan nikah lagi. Kita semua baru tau bapak kandung Mira bukan Om Alfian."

"Siapa bokap lo? Plot twist pasti." Dewi sih mana tahu siapa sosok ayah kandung Mira. Mira cerita ayahnya yang sudah meninggal saja jarang.

"Biasanya orang sekitar," tebak Surya. "Siapa sih?"

Awan mendecak. "Abangnya Ridwan. Kapolres Jakbar, namanya Rudi."

"Apa, siapa?" Dewi tertawa hambar. "Yang bener lo?" Tangannya sampai menabok Mira.

"Gue sama kagetnya," ucap Mira dengan ekspresi datar.

Jefri mengangguk pelan. "Semuanya hampir beres. Gue minta dukung keputusannya gimana nanti. Keluarga gue juga lagi rundingan."

"Orang dalem lo banyak juga, Mir." Surya pikir mencalonkan diri sebagai anggota Polri tidaklah buruk. Ayah sahabatnya punya jabatan yang lumayan.

"Tapi lo baik-baik aja kan, Mira?"

"Dari semua respon, Irlan yang paling menyentuh." Mira berterima kasih mendapat perhatian darinya. "Gue gapapa. Santai aja."

"Jiwa kita udah mati semua. Buat apa gedein masalah," kata Dewi.

Surya menatap Dewi dan Mira bergantian. "Omongan lo gak salah tapi gak bener juga. Intinya kita sebagai sahabat terdekat cuma bisa dukung keputusan lo, Mir."

"Jangan buat keputusan sekarang," larang Awan. "Lo masih keluarga kita walaupun pisah rumah nantinya. Langsung cerita kalau ada masalah."

"Lo khawatir ya," ucap Surya.

Bola mata semua langsung tertuju pada Awan. Anak itu yang termuda. Kelihatannya cuek, apalagi pas piknik. Namun mereka melihat hal tersirat. Hati yang Awan miliki lebih hangat dan mudah tersentuh.

"Gak ada yang bisa ngobatin kalau Mira kesurupan. Itu yang gue pikirin." Awan kembali memulai game.

1
Darmawati
syuka
Darmawati
ceritanya absurd banget 🤣
anggita
👌☝👍👏., top
anggita
introvert.. ?🤔
anggita
👌thor, semoga novelnya sukses.
anggita
like👍+hadiah tonton iklan☝
Hasnah Siti
iyah bener...ada waktunya rasa sakit itu hilang🥺
Hasnah Siti
hai kakak author...aku hadir 🙋🏻‍♀️moga seru yah story nya 😘❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!