NovelToon NovelToon
KORELASI DUA HATI

KORELASI DUA HATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Keluarga / Angst / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Heninganmalam

⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️

Pernikahan yang sudah berjalan tujuh tahun lamanya tanpa ada pertikaian tiba-tiba berada di ujung tanduk ketika salah satunya memberikan surat perpisahan. Dirga sama sekali tak menyangka jika istrinya diam-diam telah menyiapkan itu semua.

“Cepat tanda tangani mas, aku mau kita pisah.”

Satu kalimat yang juga sebenarnya sukar untuk keluar dari mulu Qyara. Namun semua ini ia lakukan karena fakta yang baru ia ketahui membuatnya sadar akan arti dirinya di mata Dirga. Korelasi yang terjalani anatara hatinya dan Dirga nyatanya tak sesuai dengan ekspektasi yang ada di pikirannya.

Karena itu Qyara akan membebaskan pria itu. Melepaskan adalah jalan terbaik yang dapat ia lakukan.



Start : 26 Mei 2024
End

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 3

Tujuh tahun yang lalu, Qyara tengah terbujur kaku di sebuah ruangan yang penuh dengan alat-alat medis. Saat itu, netranya hanya menangkap kegelapan. Telinganya hanya dapat mendengar samar-samar suara tangisan tanpa bisa beranjak dari tempatnya.

Semua alat medis yang terpasang di tubuh Qyara menjadi penjelas tentang kondisi Qyara waktu itu. Tubuhnya yang lemah harus ditopang dengan alat medis untuk dapat bertahan. Ia bahkan tak tau berapa lama lagi waktunya untuk bisa bertahan. Hanya ada satu harapan terakhir yang selalu ia ucapkan di alam bawah sadarnya, ia hanya ingin berpamitan dengan semua keluarganya.

Qyara tak yakin betul pada saat itu Tuhan sedang menjawab doanya atau tidak. Namun tiba-tiba cahaya menerangi retinanya. Pada akhirnya ia dapat melihat orang-orang yang sangat ia sayangi.

Terlihat seorang pria yang sedang duduk di kursi roda dengan tangan yang diperban. Pria yang tak bisa Qyara benci sebesar apapun kesalahannya itu terlihat pucat dengan tatapan sayu seperti habis menangis.

Di samping pria itu sedang berdiri seorang wanita berhijab yang tengah menatapnya dengan penuh binar. Wanita tercantik yang telah melahirkannya itu terlihat lelah meskipun dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya.

Di belakang ayah dan ibu, terlihat pasangan muda yang Qyara kenal betul. Wanita yang terpaut lima tahun darinya dan pria yang baru saja menyandang status sebagai kakak iparnya terlihat tegar tetapi juga lelah dari tatapan mata mereka.

Dan terakhir, Qyara dapat melihat bocah laki-laki yang baru berusia dua belas tahun dengan bekas tangisan di pipi chubbynya. Sangat lucu melihat adik kecil yang selalu jahil menangis karena dirinya.

Waktu yang Qyara dapatkan lebih dari cukup. Ia sangat bersyukur bisa menatap orang-orang yang ia sayangi. Ia telah ikhlas dengan apapun yang terjadi setelah ini. Dan sedetik kemudian, ia dapat melihat seseorang bertudung hitam masuk ke dalam ruangan.

Ini adalah waktunya. Kalimat itu terus terngiang di telinga Qyara. Sangat menyakitkan tetapi ia juga tak dapat menolaknya. Dengan sisa kekuatan yang ia miliki, tangannya terangkat dan melambai kepada kelima orang itu. Sangat singkat sebelum tangannya terjatuh dan kesadaran kembali terenggut.

Tit.....

Bunyi elektrokardiograf menggema di seluruh ruangan beriringan dengan garis lurus yang terpampang di dalam layar. Semua orang yang ada di dalam ruangan itu seketika histeris menyebutkan nama Qyara. Bersamaan dengan seorang pria berjas putih yang masuk kedalam ruangan.

Dokter itu segera menyuruh perawat untuk membawa keluar keluarga pasien dan perawat lain untuk mengambil alat pacu jantung. Dengan cepat ia melakukan prosedur medis itu dengan penuh harap. Saat itu ia tengah bergelut dengan waktu dan takdir. Sungguh ia ingin menyelamatkan gadis itu tak peduli apapun.

Percobaan pertama tak berhasil. Garis yang tercetak dilayar masih lurus. Namun dokter itu sama sekali tak menyerah. Ia kembali menempelkan alat itu pada dada Qyara tetapi tetap tak berhasil.

Wanita itu masih terbujur kaku. Tidak mungkin. Gadis itu tak mungkin meninggalkannya. Lagi, lagi dan lagi. Dokter itu terus memacu jantung Qyara hingga seorang perawat menghentikannya.

“Sudah dokter. Pasien telah meninggal,” ucap perawat itu.

Tak peduli berapa besar usaha yang telah ia keluarkan, dokter itu tak dapat menyelamatkan pasiennya. Keyakinannya untuk bisa menyembuhkan pasien itu ternyata tak membuahkan hasil sama sekali. Yang dapat ia lakukan hanyalah menatap nanar pasien itu ketika perawat mulai melepaskan satu persatu alat medis yang telah satu minggu terpasang di tubuh Qyara.

Qyara Eltazia Raqeesha. Pertama kali diberikan tanggung jawab sebagai dokter utama, semangat dokter muda itupun timbul. Ia sangat yakin bisa menangani pasiennya dengan mudah. Namun nyatanya ia terlalu sombong. Ia tak berhasil menyelamatkan gadis itu.

Tolong bertahan... Tolong kembali bernapas... Tolong jangan pergi...

Dokter muda itu terus mengucapkan doa di batinnya. Mungkin saja malaikat yang melihat keteguhannya mengirimkan pesan kepada Tuhan hingga pada saat perawat akan memutus alat yang terakhir tiba-tiba Qyara kembali bernapas. Layar elektrokardiograf kembali menampilkan detak jantung Qyara yang mulai berjalan normal.

“Elta... terimakasih sudah bertahan.”

...-+++-...

Setelah mendapatkan perawatan intensif, kesehatan Qyara berangsur-angsur pulih kembali. Ia sungguh bosan berada di dalam ruangan yang selalu sama setiap ia membuka matanya. Apalagi ketika mengingat hari dimana sebuah mobil melesat dengan cepat ke arahnya membuat kepalanya mendadak pening. Ia masih tak bisa melupakan kejadian memilukan itu.

“Elta...”

Panggilan itu menyadarkan Qyara kembali. Ia hanya tersenyum tipis kala pria berjas putih itu masuk dan duduk di samping tempat tidurnya. Namun keningnya mengernyit ketika menyadari bahwa pria itu hanya duduk tanpa melakukan prosedur pemeriksaan kepadanya,

“Dokter nggak periksa saya?”

Dokter itu menggeleng, “Saya cuma mau ketemu kamu saja,” jawabnya enteng. “Saya mau mengucapkan terimakasih karena kamu sudah mau bertahan.”

Saat itu Qyara yang tak pernah diperlakukan istimewa dengan seorang pria hanya dapat tersenyum. Ia tak tau harus merespon apa. Ia pikir dokter itu juga akan mengucapkan hal yang sama pada pasiennya yang berhasil berjuang dari ambang kematian.

“Dok, saya boleh nanya sesutau?”

Tanpa pikir panjang dokter itu pun mengangguk, membuat Qyara kembali mengeluarkan suaranya, “Selama saya perawatan di sini, berapa banyak uang yang harus keluarga saya keluarkan? BPJS nggak menanggung semua perawatan saya kan dok.”

Jelas pria itu terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. Jujur baru pertama kali ini ia mendengar seorang pasien yang baru melewati masa kritis bertanya tentang biaya. Biasanya pertanyaan yang ia dapatkan berkaitan dengan kondisi pasien dan pemulihan. Namun Qyara, wanita itu sangat berbeda.

Bagi Qyara sendiri tak ada yang aneh dengan pertanyaannya. Ia merasa perlu untuk menanyakan hal itu apalagi saat itu kondisi ekonomi keluarga nya sedang memburuk. Jadi ia tak ingin ekonomi keluarganya semakin memburuk karena dirinya.

“Dokter nggak mau jawab saya ya,”

Lamunan pria itu terbuyarkan setelah mendengar kembali suara Qyara. Ia pun tersenyum dan menggenggam tangan Qyara, “Kamu nggak perlu mikirin itu, Elta. Semua biaya sudah tercover oleh pelaku jadi fokus saja sama kesembuhan kamu.”

Akhirnya Qyara dapat bernapas lega. Jujur hanya fakta itu yang perlu ia ketahui. Ia sama sekali tak penasaran dnegan kondisinya karena tanpa adanya kejadian ini ia tak pernah mempermasalahkan Tuhan akan menjemputnya kapanpun.

“Elta,” panggil dokter itu membuat Qyara menoleh. “Saya boleh bilang sesuatu?”

"Dokter mau bilang apa?”

“Kamu mau nggak jadi pasangan saya? Saya ingin serius dengan kamu.”

Deg!

Saat itu adalah kali pertama seorang pria menyatakan perasaanya pada Qyara. Dalam dua puluh tahun usianya, ia tak pernah ditembak oleh seorang pria apalagi diajak serius. Keandra Dirga Ganeswara, dokter itulah yang pertama untuknya.

Saat itu Qyara berpikir bahwa Dirga mungkin memang sudah mencintainya dari pandangan pertama atau mungkin rasa cinta pria itu tumbuh pada saat menanganinya. Semua perhatian yang pria itu berikan benar-benar sesuai dengan apa yang selalu ia doakan pada Tuhan. Akan panjang jika ia jabarkan tetapi yang pasti semua deskripsi jodoh yang Qyara inginkan ada pada diri Dirga.

Qyara sangat beruntung mendapatkan Dirga. Ketika pria itu mengucapkan janji suci di hadapan penghulu dan saksi dua bulan setelah mereka saling mengenal, Qyara terus berpikir bahwa ia akan terus bahagia bersama Dirga hingga maut memisahkan.

Namun semua pemikiran itu hancur ketika Qyara mendengar secara langsung dari mulut Dirga ketika pria itu sedang berkumpul dengan temannya. Pria itu secara sadar berkata,

“Gue jadian sama Elta karena gue kasihan sama dia."

1
Heningan Malam
sabar-sabar😇 nanti teka-teki nya pasti kejawab kok
aca
teka teki banyak jd bingung bacanya woy
aca
tukang selingkuh dirga
aca
waduh mulut Dirga jahat amat
Doa Mamah
ada apa sayang ~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!