"Love doesn't always end well." Kata-kata Malefince dalam film Malefince terus terngiang di telinga Natalia Hadasa, gadis cantik 21 tahun, mengisahkan duka di hati Natalia. Mengapa cinta yang dikhianati begitu menyakitkan. Bahkan kadang menyisahkan dendam, seperti yang dialami Malefince. Seorang peri yang cantik dan baik hati tetapi menjadi jahat karena cintanya dikhianati sang kekasih. Tuhan, aku takut jatuh cinta karena aku tidak mau terluka. Bukan karena film Malefince, tetapi karena ibunya yang menderita karena dikhianati papanyak, dan banyak lagi wanita yang menderita karena cinta. Sebab cinta tidak selalu berakhir dengan baik. Begitu menurut Natalia.
Tapi apakah Natalia tetap dengan defense mechanism- nya jika cinta itu tiba-tiba datang menyentuh hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harijati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kapan menikah?
Yosef dan Jimmi tiba di kediaman Abraham Laksono menjelang pukul tujuh malam. Yosef mengernyitkan dahinya saat melihat Reno beserta kedua orang tuanya yang selama ini lebih banyak tinggal di Australia ada di rumahnya. Reno dan ke dua orang tuanya sedang berbincang-bincang dengan pak Abraham di ruang keluarga.
"Selamat malam semua," sapa Yosef dan Jimmy.
" Malam juga," sahut orang- orang yang ada di sana. Lalu Yosef cupika cupiki dengan ke dua orang tua Reno.
"Apa kabar, om Tante." Tanya Yosef.
"Puji syukur, kabar kami baik. Bagaimana denganmu Yos? Lama kita ga jumpa. Oh ya selamat ya kamu sudah menjadi Presdir. Om percaya pasti perusahaan yang dibangun papimu makin besar di tanganmu." Kata papa Reno menjabat tangan Yosef sambil menepuk- nepuk lembut bahu Yosef.
"Amin. Terima kasih untuk doanya om." Sahut Yosef tersenyum.
"Reno juga hebat loh om. Dia juga berperan dalam membesarkan perusahaan. Bener kan Pi?" Lanjut Yosef yang diiyakan papinya. Sedangkan Reno hanya senyum-senyum saja menanggapi perkataan sepupunya itu.
"Kita harus mengakui Ben, anak-anak muda sekarang lebih hebat dari kita. Mereka sangat inovatif dan kreatif." Kata Abraham ke Beni, papa Reno.
"Itu betul sekali mas." papa Reno mengangguk-anggukkan kepala mengiyakan.
Percakapan mereka terhenti mendengar suara Sefa, mami Yosef dari arah ruang makan.
"Loh Yos, ternyata kamu sudang pulang. Kebetulan makanan sudah siap. Ayo semuanya kita makan." Ajak mami Sefa.
"Oh ya om, tante kenalkan ini Jimmy sahabatku saat kuliah di Jerman, dan sekarang menjadi asistenku." Yosef memperkenalkan Jimmy pada kedua orang tua Reno.
Jimmy tersenyum dan menundukkan badannya memberi hormat pada kedua orang tua Reno. Papa mama Reno menyambutnya dengan ramah
""Salam. Terima kasih." hormat Jimmy.
Rumah keluarga Abraham Laksono.
Seperti orang tua Yosef yang baik dan ramah, demikian juga orang tua Reno, hanya saja pak Beni yang masih keturunan bangsawan di Jawa, tetapi mengharuskan anak-anaknya mencari pasangan dari golongan yang sama, paling tidak dari kalangan atas. Sebab itu, sekalian Reno suka sama Natalia, dia tidak berjuang untuk mendapat cinta Natalia. karena sia-sia kalau ujungnya hubungannya tidak direstui orang tuanya.
Sementara keluarga Abraham dan Beni makan bersama, Sarah, mama Reno nyeletuk," Kamu kapan menikah Yos,"
Semua langsung diam dan menatap ke arah Yosef.
"Mengapa semua melihat padaku? Tanya Yosef mengernyitkan dahinya tanpa menjawab pertanyaan Sarah, tantenya
"Iya, kapan kamu nikah Yos. hidupmu menjadi sempurna kalau kamu sudah nikah dan punya anak. Mami papi sudah makin tua, kami juga pengen nimang cucu." Ujar mami Sefa dengan tatapan mata penuh harap.
Yosef menghela nafas panjang, lalu katanya, "mami papi tenang saja. Yosef bakalan nikah. Cuma tidak dalam waktu dekat ini. Yosef masih fokus untuk mengembangkan perusahaan kita. Banyak yang harus aku pikirkan untuk perusahaan kita
, jadi aku belum mikir untuk nikah. Reno saja juga belum nikah."
Reno membelalakkan matanya, "Loh kok bawa-bawa aku." Sahut Reno lalu melanjutkan makannya .
"Reno, kamu juga kapan mau menikahi Siska? Jangan ditunda-tunda. Mama ga enak sama orang tua Siska."
Sementara sibuk mempertanyakan kapan anak-anak laki-laki mereka menikah. Papi Yosef dan papa Reno lebih memilih menikmati hidangan lezat yang ada di meja.
Demikian juga Jimmy fokus menikmati seakan-akan ga mendengar percakapan mama Reno dan mami Yosef dengan anak-anak laki-laki mereka tentang pernikahan. Obrolan yang ga ada sangkut pautnya dengan dirinya dan juga tidak menarik, lebih menarik makanan lezat yang ia nikmati saat ini.
Reno menghela nafasnya. Menghentikan yang sudah kosong dari hadapannya. Ia ingin segera beranjak dari ruang makan, ingin menghindari mamanya yang menyinggung tentang hubungannya dengan Siska.