NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3 KEDUA KALINYA

"Yaudah," potong Jordi cepat.

"Hah?"

"Yaudah," ulang Jordi.

"Yaudah apa?" tanya Ameera masih tak mengerti.

Jordi memejamkan mata sejenak, merasa sedikit lelah. Tapi dengan sabar ia masih menjelaskan. "Yaudah, nanti aku yang mengurusnya."

"Beneran, nih. Aman kan tapi," seru Ameera masih tak percaya. Dia benar-benar tak menduga akan semudah itu.

"Hmm, aman."

"Ah, makasih Jordi."

"Sama-sama. Nanti kalau memang ga ada yang nganter kamu bisa hubungin aku. Biar aku jemput."

"Hehe, gak perlulah ngerepotin entar."

"Enggak kok. Sudah, aku gamau denger penolakan, duduk sana. Nanti keburu guru datang."

"Hehe, okey siap."

Sebelum Ameera kembali ke tempat duduknya. Tak lupa ia sempatkan menoleh ke tempat kedua sahabatnya. Matanya berkedip dengan senyum memberikan kode.

Ratu yang menangkapnya langsung menepuk-nepuk tangan Cherry.

"Kenapa?" tanya Cherry.

"Ituu Meera."

Cherry langsung menoleh, ia hanya melihat Ameera yang telah duduk dibangkunya dengan nyaman. Ameera bahkan telah asik mengobrol dengan teman sebangku nya tanpa menoleh ke arah mereka.

"Aman kok, tadi kan aku sudah bilang. Cuma rasanyaa,, firasat ku kok kayak ada sesuatu hal buruk yang bakal terjadi yaa.."

"Firasat buruk apa Cher."

"Sayangnya aku juga gatau."

"...."

...----------------...

Di suatu sore, sehabis hujan. Udara nampak begitu sejuk dengan diselingi aroma tanah yang khas.

Ameera baru saja pulang dari sekolah. Belum sempat ia mengganti bajunya. Lantaran sang kakak iparnya itu ingin membersihkan diri. Dia harus membantu sang kakak ipar menjaga anaknya sejenak.  Beruntung gadis itu juga sangat menyukai anak kecil. Jadi tentu saja dengan senang hati dia menolong.

Takut ponakan nya itu akan rewel mencari mamanya. Ameera pun menggendongnya dan membawanya ke depan rumah.

"Ehh, apa itu,, kucing yaaa. Kucingnya ciapaa coba."

"Aaa aaa aa."

"Iyaa, kucingnya adekk. Phuss phhusss sinii,, adek mau main, ayo panggil phuss nya."

"Aaaaa aaa aaaaa."

Meowwwng meeooongg

Seolah mengerti dirinya tengah dipanggil oleh sang majikan. Kucing berwarna putih dengan bulu lebat itu, mendekati Ameera, dan menggosokkan tubuhnya ke kali Ameera. Bayi dalam gendongan Ameera tertawa kesenangan melihatnya.

Dan pemandangan hangat itu disaksikan oleh seseorang yang baru saja tiba.

Ameera menoleh mendengar suara motor berhenti di dekatnya.

"Assalamu'alaikum," salam Adrian.

"Wa'alaikumussalam," jawab Ameera.

Adrian lalu turun dari motornya, dan melepas helm di kepalanya, sambil berkata, "Masih ingat dengan saya?"

Pertemuan keduanya memang hanya sekali di hari itu, itupun sudah berbulan-bulan yang lalu.

"Gimana gak inget coba sama kenangan terburuk di hidupku," kata Ameera jutek. Dalam hatinya jelas masih menyimpan dendam akan tindakan Adrian yang ugal-ugalan saat memboncengnya.

"Masih marah rupanya. Yasudah saya minta maaf deh. Maaf ya waktu itu saya juga terburu untuk ke kantor."

"Hmm."

"Jadi dimaafin gak."

"Iya iya dimaafin," kata Ameera masih dengan nada ketus.

"Uuuu huuuu aammaa maaaa maaaa."

Menghadapi bayi di gendongannya, sikap Ameera langsung berubah 180°. Kata-katanya begitu lembut dan penuh kasih. "Ututuu, iya-iya gak aku cuekin kok,, mau ketemu mama,, bentar yaa. Bentar lagi selesai kok,, tuh lihat phuss nya lagi bobok,, kita samperin yukkk."

Adrian yang diabaikan tak merasa marah. Dia malah memandang pemandangan itu dengan penuh arti. Hatinya terasa bergetar saat membayangkan jika saja anak di gendongan Ameera itu adalah anaknya.

"Duhh, apasih yang kamu pikirin. Yan. Masa iya kamu suka sama bocil SMA," batinnya mengelak. Tapi pikirannya tak bisa berhenti mengembara.

"Rian, sejak kapan disini, kok nggak masuk,,,, Ini juga Amy ada tamu kok gak disuruh masuk, sih."

Mendengar itu Adrian langsung kembali ke kenyataan. "Eh, ya. Aku baru dateng kok Zal."

Ameera yang mendengar tuduhan kakaknya tak memperdulikannya. Dia masih asik menggoda kucing bersama sang ponakan.

"Oh, yasudah ayo masuk dulu ke dalem. Ibu masih ke warung, kamu tunggu di dalam saja sambil ngopi-ngopi," kata Reizal.

"Gausah repot-repot, mas Zal."

"Alah, gak repot. Kayak sama siapa saja. Kan kita sudah kenal lama."

"Kalau begitu rezeki gak boleh di tolak."

"Haha, ya ya. Bentar kuminta istriku membuatkan kopi. Mau kopi hitam atau susu."

"Kopi hitam boleh mas, biar gak ngantuk."

"Boleh-boleh bentar yaa...."

Meski telah masuk ke dalam rumah. Adrian masih tak bisa meninggalkan matanya untuk mencari keberadaan Ameera. Padahal ini hanya pertemuan kedua mereka. Entah bagaimana Adrian sudah jatuh hati.

Reizal tak pergi terlalu lama, dia langsung kembali setelah meminta istrinya untuk membuatkan kopi. "Lagi merhatiin apa sih. Kok serius amat."

"Ah, enggak mas," jawab Adrian sedikit gugup

"Itu adikku Ameera, kamu sudah kenal kan. Nah, yang digendongnya itu putriku, namanya Kelly, baru berusia satu tahun," kata Reizal memperkenalkan.

"Iya, sebelumnya memang sudah berkenalan."

"Aku dengar dari ibu kamu sempat mengantarnya ke sekolah, karena aku belum datang ya."

"Kebetulan satu arah sama kantor. Jadi ya saya ajak aja bareng."

"Hmmm,, suka yaa? Kalau iya tak comblangin. Masih jomblo juga kok anaknya."

"...."

...----------------...

Di tempat lainnya. Karena waktu sudah berlalu terlalu lama dan Kelly mulai rewel kembali mencari mamanya. Ameera membawa keponakannya itu mencari keberadaan ibunya. Benar saja dia menemukan sang kakak ipar telah selesai mandi, tengah duduk sambil memainkan ponsel.

"Nih, mbak anaknya. Amy mau ganti baju dulu yaa," kata Ameera menyerahkan bayi dalam gendongannya.

"Eh-eh, tunggu dulu. Bisa bantu mbak satu lagi."

Ameera mengernyitkan dahi sedikit tak setuju. Dalam hati ia mengeluh, "Tak mengerti kah kakak iparnya itu bahwa adik iparnya ini lelah, huffhh."

"Bantu apa lagi?"

"Nih,,, anterin kopi ini ya kedepan. Mbak mau mandiin si Kelly dulu. Keburu kesorean, nanti dia masuk angin lagi. Tadinya ibu bilang mau mandiin, sekalian diurut katanya, tapi sampe sekarang gak pulang-pulang tuh," kata mbak Sarah.

"Uh, yasudah. Cuma nganterin aja kan."

"Iya kok."

Dengan berat hati Ameera membawa nampan berisi dua gelas kopi hitam. Meski dalam hati ogah-ogahan, langkah nya masih mantap, gerakannya halus tak terburu-buru.

"Kopinya mas," kata Ameera pelan.

"Makasih," balas Adrian.

"Sama-sama."

Saat Ameera hendak pergi, Reizal lantas menghentikannya.

"Duduk dulu sini," kata Reizal menepuk tempat di sebelahnya.

"Enggak, aku mau kebelakang saja."

Reizal langsung menatap adiknya dengan mata peringatan. "Bentar doang."

Dengan berat hati Ameera pun hanya bisa duduk dengan patuh.

Melihat muka tidak senang adiknya, Reizal pun angkat bicara, "Ini loh, Adrian katanya pengen kenal kamu. Gimana menurutmu?"

Sayangnya sang adik sibuk dengan pikirannya. Sehingga tak mendengar apa yang Dia katakan.

"Enggak suami, enggak istrinya sama aja. Nyuruh itu,, nyuruh ini, gak ada abisnya. Pada buta kali ya matanya. Gak bisa lihat apa,,, seragam dari yang licin sampek semut nemplok aja bakalan jatuh. Jadi kusut, sekusut kain lap. Mana rambut udah kayak ditabrak badai gara-gara ditarik-tarik sama Kelly. Nih, muka juga. Yakin deh udah kucel banget kayak cucian kemarin. Minimal biarin adekknya cuci muka dulu gitu kek. Ini nggak, satu-satu pada gantian nyiksanya...."

1
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!