NovelToon NovelToon
Hamil Diluar Nikah

Hamil Diluar Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:447.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Butterfly93_

Nadia Nata hamil diluar nikah tanpa sepengetahuan kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun. Karena janji manis dan rayuan sang kekasih, mereka melakukan hubungan yang tidak sepantasnya hingga Nadia mengandung.

Aditya Bima Mahendra, seorang CEO salah satu perusahaan terkenal milik keluarganya. Dia sudah satu tahun menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Nadia Nata.

Tetapi saat mantan kekasihnya Nindi muncul kembali, satu tahun pengorbanan Nadia seolah-olah tidak berarti bagi Aditya. Dia lebih memilih Nindi dan berencana menikahinya tanpa tahu jika Nadia sedang mengandung anaknya.

Merasa dibuang dan tidak dihargai lagi. Lagi pula hubungan Aditya dan Nadia tidak mendapat restu dari orang tua Aditya karena alasan asal usul Nadia yang tidak jelas, membuat Nadia akhirnya memilih menyerah dan pergi.

Bagaiman kisah mereka selanjutnya? Ikuti ceritanya hanya eksklusif di NOVELTOON saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13. Membohongi Diri Sendiri

"Adi...?" panggil Nindi memberanikan diri mendekati Aditya dan Nadia.

Dia menatap keduanya bergantian. "A-apa yang terjadi di antara kalian berdua?" tanyanya.

Nadia buru-buru menundukkan kepalanya dan memunguti berkas-berkas yang berceceran di lantai. Sementara Aditya terlihat gusar sendiri sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

"Apakah kalian sedang bertengkar?" tanya Nindi lagi. Dia melihat keduanya terlihat bertingkah aneh membuat Nindi curiga.

"Ah, tidak apa-apa. Kami tidak ada bertengkar. Hanya saja ada kesalahan laporan membuat aku sedikit marah" jawab Aditya berbohong.

Nindi menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti dan kemudian membantu Nadia memungut berkas yang masih berceceran di lantai.

"Tidak usah Nona Nindi, saya bisa sendiri" ujar Nadia menahan tangan Nindi agar berhenti.

"Tidak apa-apa, Nadia. Biar cepat rapinya, ini kertasnya kan masih banyak tuh berceceran. Dan juga biar kerjaan mu nanti cepat selesai" balas Nindi sambil mengusap lengan Nadia.

Nindi tersenyum kearah Nadia baru kemudian dia melanjutkan memungut berkas-berkas yang masih di lantai. Dan setelah selesai memungut berkas yang berceceran tersebut, Nindi memberikannya ke Nadia.

Melihat sikap Nindi barusan membuat Aditya mengulas senyum. Rasa keraguannya yang tiba-tiba muncul seakan-akan menguap begitu saja. Detik itu Aditya menilai jika sikap Nindi adalah yang dia lihat sekarang. Sikapnya yang mau menolong, baik dan ramah.

membuat dia berpikir tidak seharusnya dia meragukan keputusan yang telah dia dan orang tuanya ambil untuk menjadikan Nindi bagian dari keluarganya.

Setelah semua berkas terkumpul, Nadia berterima kasih kepada Nindi karena sudah menolongnya. Dia pun pamit dan bergegas keluar dari ruang kerja Aditya.

"Jangan memarahinya, kasihan dia sayang" ujar Nindi begitu Nadia tidak hilang dari pandangan mereka berdua.

Aditya membawa Nindi duduk ke sofa yang ada di dalam ruangan itu. Lalu dia menangkup kedua pipi kekasihnya itu dan kemudian memberikan kecupan singkat di bibirnya.

"Kau sangat baik. Aku sangat mencintaimu, sayang" bisik Aditya membuat Nindi tersenyum senang.

Seminggu berlalu setelah kejadian di ruangan Aditya pagi itu, Aditya dan nadia tidak pernah lagi berkomunikasi. Jika ada sesuatu perkejaan yang mengharuskan mereka bertemu, Nadia hanya sebatas mengantarkan laporan saja ke ruangan pria itu.

Aditya pun tidak pernah lagi memanggil Nadia. Dia lebih sering berhubungan dengan Rama dan Rosa. Perlahan dia mulai bisa meyakinkan dirinya sendiri dari bayang-bayangan Nadia. Karena hari pernikahannya pun juga sudah semakin di depan mata.

"Nadia, ini ada kiriman bunga untukmu."

Rosa meletakkan satu buah buket bunga tulip orange di meja kerja Nadia. Dan bertepatan juga Aditya baru saja sampai. Kedua wanita yang melihat atasan mereka sudah datang langsung memberi salam seperti biasanya.

Tapi pandangan Aditya malah ke buket bunga yang ada di atas meja kerja Nadia. Hatinya terusik kembali melihatnya.

Aditya memutuskan masuk ke dalam ruangannya dan langsung menyalakan laptopnya. Saat dia sedang menunggu laptopnya menyala, tiba-tiba ada sebuah notifikasi muncul di layar ponselnya.

"Nadia's Birthday"

Melihat notifikasi singkat tersebut, Aditya susah payah menelan salivanya. Kenangan pesta kejutan ulang tahu Nadia setahun yang lalu kembali berkelebat di benak Aditya. Dan satu per satu memori kebersaaan mereka berdua juga bergantian mengusik hati dan pikirannya.

"Sadar Aditya...! Sebentar lagi kamu akan menikah dengan Nindi" batinnya mengingatkan diri sendiri.

Aditya langsung menghapus notifikasi tersebut. Dia kembali fokus pada pekerjaannya. Semakin hari pekerjaannya semakin banyak dan dia tidak boleh berleh-leha. Dia harus menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin agar tidak mengganggu saat dia akan mengambil cuti menikah nanti.

Ponselnya bergetar. DIa pun langsung merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya dari sana. Lagi-lagi dia melihat notifikasi pemberitahuan hari ulang tahun Nadia di layar ponselnya.

Aditya melemparkan benda pipih itu ke atas meja kerjanya. Dia kemudian mengusap kasar wajahnya.

Hancur sudah selama seminggu lebih ini usahanya untuk menjauhkan pikirannya dari Nadia. Sudah sudah payah dia membangun tembok kebencian di dalam hatinya terhadap Nadia, namun hari ini dia kembali teringat dengan memori-memori kenangan manis mereka.

Hari itu, ketepatan hari jadi mereka. Makanya saat itu Aditya bucin-bucinnya kepada Nadia hingga dia penuh semangat menyiapkan pesta kejutan perayaan hari ulang tahun Nadia yang bisa dikatakan sangat mewah. Hadiah yang Aditya berikan juga tidak tanggung-tanggung.

Mulai dari perhiasan mahal, barang-barang branded, mobi dan apartemen, Aditya hadiahkan kepada Nadia saat itu. Dan pada saat itu juga Nadia rela melepas keperawanannya kepada Aditya.

Aditya kembali mengusap kasar wajahnya. Dia benci mengakuinya jika dia masih merindukan wanita itu. Bahkan dia sempat minum obat demi bisa tidur dengan nyenyak.

"Nadia. kamu membuatku gila, aku tidak bisa mengontrol perasaanku. Tapi aku juga tidak bisa melepas Nindi. Katakan apa yang harus aku lakukan kepadamu?" batin Aditya bertanya-tanya di dalam hatinya.

Setelah pukul dua belas siang, Aditya keluar dari ruangan kerjanya. Dia mendapati kursi Nadia sudah kosong. Dia sejenak melihat sekeliling ruang kerja bawahannya itu tidak ada sama sekali orang di sana.

Sambil berjalan menuju lift, Aditya menelepon Nadia. Setelah beberapa kali mendengar deringan tanda menyambungkan ke nomor yang di tuju akhirnya Nadia pun mengangkatnya.

"Iya, pak?" terdengar suara Nadia di seberang sana.

"Kamu di mana sekarang?" tanya Aditya langsung tanpa basa basi.

"Saya sedang di luar bersama Pak Rama. Kami mengambil file kontrak kerjasama yang sudah disepakati kemarin.

"Baiklah, aku tunggu kalian di cafe depan perusahaan. Sekalian kita makan siang di sana."

Belum semapt Nadia membalas, sambungan telepon sudah dimatikan Aditya sepihak. Pria itu memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku jasnya dan kemudian masuk kedalam lift.

Nadia terlihat gelisah selama di perjalanan menuju cafe. Sudah seminggu lebih Nadia dengan Aditya tidak pernah berkomunikasi. Tetapi hari ini tiba-tiba pria itu mengajak mereka makan siang bersama. Untungnya ada Rama, setidakanya Nadia tidak sendirian di sana nanti.

"Apakah kamu sudah dengar kalau pernikahan Pak Aditya diundur?"

Mendengar pertanyaan dari Rama barusan membuat Nadia menoleh ke arah Rama.

"Tidak tahu dan itu bukan urusan saya, pak" jawab Nadia.

"Memang bukan urusanmu, tetapi kelihatannya kamu sangat keget" ujar Rama sambil tersenyum melihat tingkah Nadia.

Dia tahu betul bagaimana keduanya sepertinya masih sama saling mencintai, tapi keputusan ada di tangan Aditya sehingga Rama hanya bisa melihat drama mereka bertiga ini.

"Tidak! Aku tidak kaget" jawab Nadia menyangkal. Dia langsung membuang wajahnya ke samping. Dua tahun terindah, jelas tidak semudah itu Nadia bisa melupakannya begitu saja.

"Nona Nindi ingin semuanya serba mewah dan pihak WO nya tidak bisa memenuhi permintaannya dalam waktu dekat. Jadi, mau tidak mau resepsi pernikahan mereka diundur." Rama menjelaskan tanpa Nadia minta.

Walaupun Nadia bilang tidak peduli, Rama tetap memberitahukannya. Sebenar nya dia muak melihat tingkah Nindi. Menurut Rama, Nindi dan Nadia itu dua sosok yang sangat berbeda dan bertolak belakang. Dan tentunya Rama lebih menyukai kepribadian Nadia.

1
Rossmawar
lanjut
Cahaya
bukannya paragraf sebelumnya sudah mengeluarkan semua kartu Thor?
Cahaya
lah bukannya dia suruh bunuh anaknya yang belum lahir jika hamil.
bahkan sebelum tau hamil Thor?
Cahaya
bukannya mau empat tahun Thor?
Queeny Geulitz Syahputri
up
Lee Mba Young
kasian nadia, dulu di buang sekarang ngotot mau di pungut lagi tanpa mikirin perasaan nadia yg hamil dan berjuang sendiri. bgitulah laki laki gk mikir mau menang sendiri.
semoga nadia dpt jodoh yg baik gk kayak aditya itu. buang dan pungut orang seenaknya.
Rizal Zal
Kecewa
Rizal Zal
Buruk
Jannah Mumtaz
Luar biasa
Rossmawar
lanjut dong
Noona Han
Peran bapaknya aditya gak ada apa, sampai istrinya keg lepas kendali gak ada yg mantau, udah kya binatang liar yg dilepas dari kandang, gak sadar²😂🙏
Hesti Bonitinho
alur ceritanya sama bngt SMA novel sebelah..
Ifan Richaniyah
q kok sedih y liat aditya , emak ny aditya egois bgt , pen tak hiiiiiiihhhh
RATNA
maaf Thor masih menyimak alur cerita nya,🙏🙏🙏
RATNA
Lumayan
RATNA
Kecewa
Rohmi Yatun
iihh dikit amat.. double up dong Thor 🙏👍
Endah Nigel Moms Nigel
kenapa di waktu seru" nya malah kepotong muluu thour🥺🙏
Widi Widurai
halah mbelgedhes. ga kangen nindii?? kan jg pernah sempet tinggal bareng
Rossmawar
lanjut dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!