NovelToon NovelToon
Antara Cinta Dan Perjuangan

Antara Cinta Dan Perjuangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Terlarang / Cinta Murni
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Raira Megumi

Ahmad Hanafi, seorang laki-laki cerdas dan tangguh yang ikut serta dalam perjuangan memerdekaan bangsa Indonesia dari jajahan negeri asing yang telah menjajah bangsanya lebih dari 300 tahun.
Saat mengabdikan seluruh jiwa dan raganya demi bangsa yang dicintainya, ia dibenturkan pada cinta yang lain. Cinta lain yang ia miliki untuk seorang gadis cantik yang sulit ia gapai.
Rosanne Wilemina Van Dijk adalah nama gadis yang telah memporak-porandakan keyakinan Ahmad Hanafi akan cintanya pada bangsa dan negaranya.
Cintanya pada dua hal yang berbeda memberikan kebimbangan luar biasa pada diri seorang Hanafi.
Pada akhirnya, cinta siapa yang akan dipilih Hanafi? Cintanya pada bangsa Indonesia? atau pada Rosanne? atau ada wanita lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raira Megumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Masih Menolak?

Semua murid berpaling melihat ke arah Rosanne.

“Ah, iya!” beberapa orang murid perempuan berhamburan menyambut Rosanne yang berdiri tidak jauh dari pagar rumah Hanafi.

“Ibu Guru, kenapa tidak mau mengajar kami lagi?” tanya salah seorang murid perempuan.

“Ibu Guru sakit beberapa hari ini dan tidak bisa datang untuk mengajar kalian. Sekarang Ibu Guru sudah sehat dan bisa mengajar kalian lagi,” ucap Rosanne riang.

“Benarkan Ibu Guru Rosanne akan mengajar lagi? Pak Ustadz mengatakan kalau Ibu Guru tidak akan mengajari kami membaca dan menulis lagi karena Ibu Guru sibuk.”

“Ibu Guru tidak sibuk. Ibu Guru hanya sakit saja selama satu minggu. Sekarang Ibu guru sudah tidak sakit lagi, jadi bisa mengajar kalian lagi.”

“Hore…”

Semua anak-anak bersorak gembira mengetahui kenyataan bahwa Rosanne tidak akan berhenti mengajar. Mereka bergegas kembali ke tempat masing-masing untuk menunggu Rosanne mengajar.

“Benarkan kamu sakit?” tanya Hanafi tiba-tiba.

“Hm…” jawab Rosanne singkat. Ia memutuskan untuk bersikap dingin kepada Hanafi. Jika sikap ramahnya membuat Hanafi menjauh, maka ia akan bersikap sebaliknya untuk menarik perhatian Hanafi.

“Kenapa sakit?” tanya Hanafi lagi. Ia tidak percaya jika dirinya sangat ingin mengetahui kabar Rosanne selama satu minggu itu.

“Bukan penyakit yang mematikan. Saya hanya terlalu lelah,” jawab Rosanne. “Lelah karena mengharap sesuatu yang tidak pasti,” tambah Rosanne di dalam hatinya.

“Kenapa kamu kembali?”

“Apakah saya tidak diperbolehkan untuk mengajar kembali di sini? Apakah Anda masih marah kepada saya?”

“Sudah saya katakan saat itu bahwa kamu tidak perlu lagi mengajar di sini.”

“Kenapa? Apakah tadi Anda tidak melihat anak-anak yang senang menyambut saya kembali? Jika Anda tidak menyukai kehadiran saya di sini, Anda bisa pergi sementara untuk menghindar agar tidak melihat wajah saya. Mungkin pergi ke ladang atau mengurusi ternak-ternak Anda.”

“Kenapa kamu jadi mengatur kehidupan saya, hah?”

Rosanne menghela nafas kasar. Ia merasa kesal dengan sikap tidak ramah yang ditunjukkan Hanafi kepadanya. Tidak pernah sekalipun Hanafi bersikap ramah kepadanya. Apakah ia harus menyerah?

“Tidak sedikitpun saya memiliki keberanian untuk mengatur hidup Tuan Hanafi. Saya hanya ingin mengajari anak-anak membaca dan menulis. Saya sangat yakin mereka senang belajar bersama saya. Tadi pun Anda melihat sendiri bagaimana suka rianya anak-anak menyambut saya. Apakah Anda pura-pura tidak melihat? Atau memang Anda tidak ingin mengakuinya? Atau ada alasan lain sehingga Anda selalu menolak kehadiran saya di dekat Anda?” cecar Rosanne.

Hanafi terkejut dengan tebakan Rosanne. Rupanya gadis itu bisa merasakan bahwa ia tidak merasa nyaman jika berdekatan dengannya. Bukannya Hanafi tidak suka jika Rosanne berdekatan dengannya. Ia hanya khawatir dengan kabar yang beredar jika ia dekat dengan seorang nona Belanda. Ia tidak ingin dicap sebagai pengkhinat jika terlihat dekat dengan salah seorang dari musuh mereka.

“Kenapa Anda diam? Apakah yang saya katakan benar? Anda khawatir jika terlihat berdekatan dengan gadis seperti saya? Anda takut teman-teman Anda berpikiran negatif terhadap kedekatan saya dengan Anda?”

“Tebakan kamu sangat tepat sekali Nona Rosanne.” Hanafi memutuskan untuk jujur dengan apa yang menjadi kekhawatirannya. “Saya sangat khawatir dan takut jika kedekatan Anda membuat saya menjadi kehilangan konsentrasi. Saya khawatir dianggap sebagai pengkhianat bangsa jika dekat dengan musuh.”

“Ah, tapi saya bukan musuh Anda, Tuan Hanafi.” Rosanne merasa sedikit bahagia mendengar pernyataan dari Hanafi yang mungkin tidak disadarinya. Ia memiliki harapan bahwa Hanafi pun memiliki ketertarikan kepadanya. Terbukti dengan perkataan Hanafi yang menyatakan bahwa ia kehilangan fokus jika berdekatan dengannya.

“Anda mengatakan kehilangan konsentrasi jika berdekatan dengan saya? Apakah kehadiran saya begitu mempengaruhi apa yang ada dalam pikiran Anda, huh?”

“Bukan itu maksud saya. Saya hanya…” Hanafi mendadak kehilangan kata-kata setelah ia menyadari ucapannya tadi.

“Apa yang hendak Anda katakan?” tanya Rosanne sambil tersenyum. Lesung pipinya terlihat jelas saat ia tersenyum membuat jantung Hanafi semakin berdegup kencang.

“Tidak ada!” balas Hanafi dengan nada suara tinggi untuk menutupi kerasahan yang ia rasakan.

“Tunggu!” Rosanne menarik kameja yang dikenakan Hanafi. Ia tidak berani menyentuh tangan Hanafi langsung.

“Ada apa?” bentak Hanafi.

“Saya masih boleh mengajar di sini?” tanya Rosanne penuh harap. Matanya mengerjap-ngerjap saat menatap mata Hanafi.

“Tidak saya izinkan pun, kamu akan memaksa untuk mengajar di sini, kan?”

“Tentu saja saya tidak berani memaksa Tuan Hanafi.”

“Hentikan memanggil saya dengan panggilan tuan!”

“Baiklah, minj lief.”

“Saya tidak memahami bahasa Anda. Saya tidak tahu arti panggilan yang kamu berikan pada saya? Apa artinya minj lief?”

“Minj lief artinya hm… bisa saya pastikan maknanya tidak buruk.”

“Saya harus tahu maknanya karena saya tidak suka orang lain memanggil saya dengan panggilan yang saya tidak tahu maknanya.”

“Baiklah, saya akan memanggil Anda, Hanafi. Boleh?”

Hanafi mengangguk.

Rosanne bernafas lega karena Hanafi tidak mencecarnya dengan pertanyaan-pertanyaan lain. Suatu saat nanti, mungin ia akan diizinkan untuk memanggil Hanafi dengan minj lief, yang artinya cintaku.

**********

to be continued...

1
Nurgusnawati Nunung
Hanafi mulai berubah, jd luluh
Nurgusnawati Nunung
Hanafi orang yang tegas..
Nurgusnawati Nunung
hadir...
Anna Kusbandiana
lanjut ya, thor...👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!