NovelToon NovelToon
Para-Human

Para-Human

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Sistem / Mengubah Takdir
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aldo Hu

Disclaimer: Novel ini berlatar belakang di benua Amerika, sehingga semua dialog sebenarnya diucapkan dalam bahasa Inggris. Namun untuk kepentingan pembaca, budaya komunikasi sebisa mungkin masih mengikuti budaya Indonesia. Mohon maaf apabila ada beberapa panggilan terkesan tak sopan pada karakter di novel ini.

Servo Barga adalah seorang Detektif yang hidup di Los Angeles. Namun tak seperti kebanyakan manusia pada umumnya, dia justru memiliki kemampuan unik yang tak dimiliki para pengguna Sistem di dunianya. Dengan memanfaatkan kekuatannya, dia harus bergerak di dua dunia, dunia mafia dan juga dunia Sistem. Bagaimana cara dia membagi waktu antar keduanya?

Novel ini merupakan Spin Off dari novel Author yang lain. hubungi author apabila ingin mengetahui kisah karakter lain yang muncul di novel ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldo Hu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 : Bertemu Renata

Ketika sampai di alamat yang diberikan Silvia. Gegas Servo memasuki gedung tersebut dan mencari resepsionis terlebih dahulu. Dia sama sekali tak mau membuat keonaran terhadap hal sepenting ini.

"Permisi, Nona. Saya ingin bertemu dengan Nona Renata Einfield? Kepala Riset Robotik disini?" ucap Servo sopan sambil tersenyum.

"Apakah anda sudah ada temu janji, Tuan?" tanya resepsionis yang melayaninya.

"Belum sih, tapi tolong sampaikan bahwa saya teman keponakannya, Silvia Marcia. Nama saya Servo, beliau harusnya paham..." jawab Servo memasang raut wajah serius. Walau begitu resepsionis tersebut masih curiga, namun dia akan mencoba menyampaikan pesan ini ke yang bersangkutan.

Servo segera menunggu di area tunggu gedung tersebut. Disana terdapat banyak set sofa, pemuda itu duduk di salah satunya dan menunggu.

Sekitar menunggu 10 menit kemudian, seorang wanita paruh baya mendekatinya, "Servo?" pemuda itu mendongak. Renata adalah wanita energik paruh baya yang masih tampak awet muda, walau usianya sudah menuju 50.

"Mdm Einfield! Lama tak jumpa!" sahut Servo sambil mengamit salam tangan wanita itu tanpa malu. Renata agak tersipu, namun dia tetap berusaha profesional.

"Kita ngobrol aja di kantor. Disini kurang bebas..." ucap Renata sambil berbisik. Mereka berdua pun segera berjalan beriringan. Beberapa staf tampak mengerling mereka sejenak, sebelum kemudian mereka kembali ke kesibukan masing-masing.

****

"Ohh...jadi maksudmu, kamu ingin tahu cara memanfaatkan kekuatanmu ini?" sahut Renata sambil meneliti tangan Servo, yang kini terlihat biasa saja. Servo hanya mengangguk frustasi, antara kesal dan depresi karena tangannya itu tidak berpendar walau dia berusaha mengeluarkannya agar dapat membuktikan.

"Kamu ga perlu membuktikan kok, Serv. Saya bisa coba cari tahu masalahnya. Hmm..." otak Renata memang selalu bekerja cepat. Dia kini memikirkan bagaimana baiknya melakukan eksperimen.

"Begini saja. Kamu seminggu ke depan ada kemana-mana ga?" tanya Renata. Servo berpikir sejenak, karena Anton sudah dia bereskan dan belum tentu ingat apa yang terjadi. Lalu Nathan dan John bakal menjauh lama dari kota ini.

"Yaa...paling aku akan merindukan Kendra dan Silvia...heheh..." celetuk Servo yang dihadiahi ketukan di pelipisnya oleh Renata.

"Telepon saja mereka, kalau memang mau bertemu gak apa-apa, kemari saja. Semakin ada relasi yang mengkhawatirkanmu, tentu semakin baik!" usul Renata. Ini sebenarnya pengalaman sekaligus regulasi yang dibentuk Renata sendiri. Ketika dia bereksperimen terkait manusia, dia harus membuat objek eksperimennya sebahagia mungkin. Dia tak mau dituntut tak memikirkan perasaan objeknya!

Namun Servo yang lahir dan dibesarkan oleh organisasi Sistem, tentu tak mengambil pusing. Tapi dia mempertimbangkan akan melakukan yang diusulkan ilmuwan robotik tersebut.

Untuk permulaan, Renata memberi arahan ke beberapa stafnya melakukan Scan MRI pada Servo ketika pemuda itu dalam keadaan tidur. Karena hari masih siang, Renata mengijinkan Servo untuk berjalan-jalan di area gedung, namun dia diingatkan untuk berpuasa minimal enam jam.

Servo memutuskan berjalan-jalan di dalam gedung tersebut. Setelah mendapat ijin dan dipandu salah satu tur guide Renata yang bernama Maravi, Servo pun mulai berkeliling sambil menanyakan banyak hal ke tur guide tersebut.

Regulasi dan aturan yang telah disebutkan diatas adalah salah satu yang dijelaskan Maravi. Membuat Servo manggut-manggut paham.

"Apa pernah ada objek yang tak setuju lalu melarikan diri dari sini, Vi?" tanya Servo. Karena dia menganggap fisik dirinya tak berbeda jauh usia dari Maravi yang tampak hanya beberapa tahun lebih muda darinya.

"Sejauh ini sih tidak, ya Kak. Mereka dimanjakan, namun tetap ada batasan tertentu. Asal tidak mengganggu atau melibatkan lawan jenis, kebanyakan objek menyatakan merasa santai dan tidak terlalu terkekang" sahut Maravi sambil memelintir rambut twintailnya dengan raut wajah lucu.

Servo tidak tahan, dia pun meminta Maravi untuk mengantarnya balik ke ruangan istirahatnya, sementara menunggu dirinya akan di MRI. Lebih baik dia meminimalisir kontak dengan wanita, walau perusahaan ini banyak memperkerjakan wanita, dari sudut pandang Servo sejauh ini.

1
Emma
Suka banget sama karakter dalam cerita ini, semoga terus berkembang 🌟
AldoArt85: Makasih 😇👍
total 1 replies
Mưa buồn
Baru selesai baca, tapi kok aku merinding terus ya. ✨
Rock
Ayo thor, jangan bikin pembaca kecewa, update sekarang!
AldoArt85: Updatenya skrg msh per 1 bab, nanti usahakan dua bab per hari 😅👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!