NovelToon NovelToon
Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Terpenjara Dendam Pengacara Lin

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:27.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Dia bukan pembunuh, namun dia di cap sebagai pembunuh oleh pria yang menjadikannya istri atas dasar dendam. Adiknya yang meninggal terjatuh dari atas gedung, dan menjadikan Laras sebagai tersangka pembunuhnya.

Kehidupan pernikahan yang tidak seperti Laras bayangkan. Hanya penuh dengan penderita dan siksaan. Namun, Laras tidak bisa terlepas dari Lin sampai dia puas melampiaskan dendamnya.

"Aku akan membuatmu menderita, sampai kau memilih untuk mengakhiri hidupmu sendiri!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akan Membuatmu Menderita

Malam pun tiba, hanya ada kesunyian di dalam kamar yang Laras tempati saat ini. Laras hanya duduk diam disana, tanpa berniat keluar dari dalam kamar ini. Laras sangat takut jika harus bertemu lagi dengan Lin. Pria dingin yang terlihat seperti monster yang siap menyiksa Laras.

Laras duduk di sofa dekat jendela, hujan deras sedang melanda kota saat ini. Seiring dengan tatapan kosong dari kedua mata Laras yang sudah sembab karena terlalu banyak menangis. Hingga akhirnya sekarang air matanya seolah sudah mengering dan tidak ingin keluar lagi. Dan sekarang yang tersisa hanyalah tatapan kosong tanpa harapan apapun.

Suara pintu kamar yang terbuka, bahkan Laras abaikan begitu saja. Sampai suara Reni yang terdengar, barulah membuat Laras menoleh.

"Nona, mari makan malam dulu. Tuan Muda sudah menunggu anda disana"

Laras menghela nafas pelan, rasanya tidak ada selera untuk makan apapun. Tapi jika dia menolak pun, hanya akan menjadi sebuah masalah besar. Jadi, Laras hanya mengangguk dan akhirnya mengikuti Reni keluar dari kamar. Berjalan menuju ruang makan. Disana sudah ada Lin yang sedang menunggunya.

Reni menarik kursi tepat di dekat Lin untuk Laras duduki. "Silahkan Nona"

Laras mengangguk dan segera duduk disana sambil mengucapkan terima kasih pada Reni yang melayaninya. Bahkan dia yang mengambilkan makanan untuknya dan Lin. Setelah tugasnya selesai, Reni segera berlalu dari sana. Hingga sekarang, hanya tertinggal Lin dan Laras disana. Laras hanya bisa menundukan kepalanya tanpa berniat berbicara apapun. Mencoba mengunyah makanan dan menelannya dengan susah payah. Apalagi tenggorokannya yang masih terasa sakit karena bekas cengkraman tangan Lin tadi.

"Makanlah dengan banyak, agar kau bisa bertahan saat aku menyiksamu!"

Tes,, akhirnya air mata itu menetes kembali. Ucapan Lin benar-benar menusuk ke relung hatinya, seolah Laras ini hanya seekor binatang yang hanya dia pelihara untuk di siksa dan di kurung. Bukan untuk di sayang dan di rawat.

"Besok pagi kita akan menikah, kau pasti sangat senang bisa menikah denganku. Karena banyak sekali wanita yang ingin bersanding denganku. Anggap saja aku memberikan keberuntungan padamu!"

Lin bangun dari duduknya setelah selesai makan, dia menghampiri Laras dan menepuk bahunya. Lalu dia menjambak rambut Laras, hingga kepala Laras tertarik dan wajahnya sampai mendongak. Laras melirik wajah Lin dengan matanya yang berair.

"Jangan pernah berpikir untuk kabur! Karena kau tidak akan pernah lepas dariku, apapun yang terjadi!" tekan Lin.

Setelah Lin menghempaskan tangannya dari rambut Laras, dia langsung berlalu pergi begitu saja. Sementara Laras hanya diam dengan air mata yang terus mengalir. Bahkan air matanya menetes mengenai makanan di depannya.

Tidak ada yang bisa Laras lakukan saat ini, dia hanya bisa mengikuti semua yang di inginkan oleh Lin. Karena tidak membantahnya saja, dia sudah berlaku begitu kasar padanya. Apalagi jika Laras membantahnya. Sekarang sudah tidak ada yang perlu Laras pertahankan dan perjuangkan, jelas jika Ayahnya saja sudah tidak peduli lagi padanya. Bahkan pacarnya saja tidak pernah ada kabar hingga sekarang. Jadi, tidak ada lagi yang peduli pada Laras saat ini. Dan dia juga tidak mungkin bisa terlepas dari Lin.

"Terima saja Ras, nyatanya kamu sudah terpenjara dendam Pengacara Lin"

Isak tangisnya yang tidak bisa berhenti, Laras pun kembali ke kamarnya tanpa menghabiskan makanannya.

*

Laras duduk terdiam di atas tempat tidur, menatap sebuah gelang yang terpasang di lengannya. Gelang berwarna coklat itu, adalah pemberian Ibunya. Kenangan yang tersimpan sampai saat ini, sebelum Ibunya meninggal di usia Laras masih terlalu kecil untuk di tinggalkan seorang Ibu.

"Bu, besok Laras akan menikah. Meski sebenarnya Laras tidak mencintai pria yang akan menikahi Laras, dan dia pun juga tidak mencintaiku. Do'akan saja yang terbaik untuk Laras ya Bu"

Sekarang Laras sudah tidak punya harapan apapun lagi. Selain dirinya yang hanya bisa pasrah saja pada takdir yang tertuliskan untuknya.

Laras tidak benar-benar bisa tidur sekarang, rasa sakit di tenggorokannya pun belum hilang. Bahkan bekas tangan Lin terlihat membiru di sekitar lehernya, saking kencangnya dia mencengkram leher Laras. Ketika pagi ini dia bangun dan sudah ada dua orang wanita yang akan meriasnya untuk acara pernikahan.

Kedua wanita itu, langsung terdiam saat melihat bekas membiru di leher Laras, mereka tidak berani bertanya atau apapun, karena mereka di minta bekerja disini dengan bayaran yang mahal hanya untuk setengah hari saja. Namun, syaratnya tidak ada yang bisa mereka tanyakan dan tidak ada yang boleh menceritakan apa yang mereka lihat selama disini.

"Kulit Nona sangat mulus sekali, jadi lebih mudah meriasnya. Nona sudah cantik alami"

Laras hanya tersenyum tipis mendengar pujian itu. Sama sekali tidak ada binar kebahagiaan di wajahnya. Tidak seperti calon pengantin wanita pada umumnya yang akan selalu bahagia saat hari pernikahan sudah tiba. Nyatanya Laras benar-benar tidak memancarkan binar bahagia saat ini.

"Sudah selesai Nona, sekarang ayo kita keluar"

Hanya dengan riasan sederhana dan gaun sederhana juga. Pernikahan ini hanya akan dilaksanakan dengan tertutup saja. Bukan seperti pernikahan biasanya, setelah mereka resmi menikah, maka di sinilah hidup baru Laras dimulai.

Laras hanya memejamkan matanya saat ikrar pernikahan telah di ucapkan oleh Lin. Air mata menetes begitu saja. Mulai detik ini, Laras sudah terperangkap dengan pengacara Lin. Kehancuran hidupnya baru saja akan dimulai.

Setelah acara pernikahan yang teramat sangat sederhana ini, semuanya langsung pergi. Penata rias dan yang lainnya. Sekarang hanya tinggal Laras dan Lin di ruang tengah rumah ini. Lin yang sudah tampan dengan balutan jas di tubuh tegapnya, berjalan menghampiri Laras. Meriah dagunya dan menatap mata wanita itu yang basah oleh air mata.

"Bagaimana? Apa kau senang sudah menikah denganku? Apa kau menangis penuh haru sekarang? Haha"

Suara tawa Lin yang begitu mengerikan sekarang. Rasanya terlalu sakit bagi Laras mendengar suara tawa pria yang telah menikahinya itu.

"Apa kau akan membunuhku setelah menikahiku?" ucap Laras dengan terisak.

Lin tersenyum mengerikan, dia mendekatkan wajahnya ke telinga Laras. Berbisik disana. "Tidak semudah itu,  aku akan membuatmu menderita, hingga kau sendiri yang memilih mengakhiri hidupmu"

Bruk.. Dengan satu dorongan keras, Laras jatuh ke atas lantai. Lin hanya tersenyum melihat itu. "Selamat datang di pernikahan kita yang akan begitu menyenangkan, pembunuh!"

Lin langsung berlalu begitu saja, setelah berkata seperti itu. Sementara Laras hanya beringsut bangun dengan mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Dia memeluk lututnya sendiri, menatap sekelilingnya. Ruangan luas dan terasa kosong ini, membuat Laras semakin merasa sendirian. Dia menatap jari tangannya yang baru saja di pasangkan cincin oleh Lin beberapa waktu lalu. Cincin pernikahan yang sama sekali tidak dia harapkan.

"Pada akhirnya aku tidak bisa menikahi pria yang aku cintai"

Bukan kekasihnya, tapi teman masa kecilnya yang entah pergi kemana. Dan sampai sekarang Laras selalu berharap bisa bertemu dengannya. Meski dia sudah mempunyai kekasih, tapi dia terus berharap bisa bertemu dengan teman masa kecilnya itu. Namun sekarang, dia harus mulai melupakan semua impiannya itu.

Bersambung

1
Ira Nadira
Luar biasa
Ira Nadira
tak terasa air mata ku mengalir meratapi nasip laras yg menyedihkan yg selalu disakiti suaminya sendiri😭
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
ya thor penasaran kisah reni alex,,,di tunggu ya,,,
Pujiati Astuti
akhirnya Laras mau juga ikut sama Lin, memang suami istri itu harus selalu bersama Laras dukana pun suami tinggal

lanjut kak tetap semangat ya upnya 💪💪🤗🤗
Pujiati Astuti
pasti hatimu makin lega kan Lin setelah mendengar apa yang oma mu katakan
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
ahhh senangnyaaa oma dah ngrestuin laras ma lin,,,smoga gk ada masalah lagi ya,,,
Pujiati Astuti
hati² Laras bisa² bangun pagi kamu ngak bisa jalan karena hukuman si Lin 😁😁😁🤭🤭🤭
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
bahagia slalu kalian,,,smoga gk di kasih rintangan lagi ma othor ya,,,
Pujiati Astuti
pengacara Lin sudah ter,,,,, ter,,,,, sama Laras 😁😁🤭🤭

lanjut kak tetap semangat 💪💪💪
Pujiati Astuti
dulu cucunya sekarang omanya semangat ya Laras buat meluluhkan dan mendapat kan restu dari oma
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
sungguh berat ya ras unt kmu bahagia,,,masih ada rintangan lagi yg harus kamu hadapi,,,
Fera Susanti
konflik baru
Pujiati Astuti
tukang bener si oma meminta Lin menceraikan Laras, apa yang akan Lin lakukan ya menurutin permintaan si oma atau menolaknya ya 🤔🤔🤔
Pujiati Astuti
waduh apakah Lin akan dipisahkan dari Laras sama omanya 🤔🤔🤔🤔
Pujiati Astuti
akhirnya Loh sudah bisa melihat Laras dan bertambah lagi suami bucin selain Zayyan 😁😁😁
Olvin Doe
Biasa
Olvin Doe
Buruk
Nita.P: Terima kasih atas penilaian anda terhadap novel saya. semoga jika nanti anda membuat karya, tidak ada yang menilai dengan bintang satu seperti ini ya..
total 1 replies
Pujiati Astuti
lanjut kak tetap semangat upnya 💪💪💪
Pujiati Astuti
lanjur kak semangat 💪💪
Pujiati Astuti
yang dipanggil sayang sama suaminya malah bengong 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!