NovelToon NovelToon
Batas Waktu Bersamamu

Batas Waktu Bersamamu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Meyliana

Rayyan mendadak menceraikan Ayu begitu saja sepulangnya dari tempat pekerjaannya sambil membawa Wanita yang sedang hamil. Akankah Ayu bertahan dengan pernikahannya yang sudah berjalan selama 16 tahun itu, atau lebih memilih untuk berpisah ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meyliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Keras kepala

Setelah Mbak Mira pergi suasana di ruangan ini mendadak menjadi sunyi. Ku lirik Mas Yudi, dia terlihat memejamkan matanya sambil menekan nekan titik diantara kedua alisnya. Pasti dia sangat tertekan, bagaimana tidak ?

Masalah yang ditimbulkan Mas Rayyan kali ini begitu rumit. Mas Yudi biasanya selalu tegas kepada Mas Rayyan meskipun ujung ujungnya selalu mengalah karena kasih sayangnya. Entah bagaimana nanti Mas Yudi menanganinya.

Drttt ... drttt ... drttt ...

Suara getaran ponsel disaku bajuku seketika memecahkan keheningan di antara kami. Segera ku mengambilnya melihat si pemanggil, ternyata Mbak Mia.

"Angkat saja Yu, siapa tahu ada hal yang penting." ucap Mas Yudi melirik ke arahku.

"Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu " jawabku sembari beranjak dari tempat duduk bergegas menuju teras di belakang rumah. Tak ku pedulikan keberadaan Mas Rayyan dan Wanita yang duduk disampingnya. Yang ku khawatirkan saat ini keadaan kedua orang tuaku. Entah bagaimana nanti aku menjelaskannya kepada mereka.

Setelah sampai di teras, segera ku mengusap tombol hijau dilayar ponselku.

"Assalamu'alaikum Mbak?" ucapku seketika membuat sudut bibirku sedikit terangkat, meskipun rasa khawatir lebih terasa.

"Wa'alaikum salam, Dek. Bagaimana keadaanmu ?" tanyanya di sebrang sana.

" Beginilah Mbak."

" Kamu harus baik baik saja, Dek. Mbak yakin kamu bisa menghadapi ujian ini. Ngomong ngomong kali ini Suamimu bikin ulah apalagi aku sudah bosan mendengar hal ini darinya. Bagaimana kalau suatu saat nanti do'anya terkabulkan ?" mendengar kata-katanya membuat ku tersenyum samar, ada ada saja.

"Seperti yang dikatakannya,

pasti Mas Rayyan sudah memberi tahu Mbak kan ?"

" Iya. Ketika Rayyan menghubungi Mbak, kebetulan sedang di rumah Ibu jadi mereka langsung tahu. Tak berselang lama setelah itu, suamimu menghubungi Ayah mengatakan hal yang sama. Untung nya Mbak memberi tahu lebih dulu, jadi reaksi Ayah dan Ibu tidak terlalu terkejut. "

"Syukurlah kalau keadaan mereka baik baik saja." lega mendengar ucapannya tadinya sempat khawatir dengan keadaan mereka.

"Ya, kamu tenang saja Dek jangan terlalu dipikirkan. Sekarang pikirkanlah dengan baik baik sikap apa yang akan kamu lakukan. Pesan Mbak padamu, kali ini bersikaplah tegas terhadap suamimu. Apapun keputusan kamu nantinya, kami akan selalu mendukungmu. Itu saja, Mbak tutup dulu telpon nya ya. Jaga dirimu dek"

" Iya Mbak terimakasih sudah menelpon " beruntung ada Mbak Mia yang menenangkan Ayah dan Ibu, sehingga tidak membuatku terlalu mengkhawatirkan keadaan mereka. Bagaimana aku tidak khawatir, setahun belakangan ini Ibu memiliki riwayat penyakit hipertensi. Yang aku takutkan setelah Beliau mendengar kabar dari Mas Rayyan membuatnya langsung drop.

Setelah panggilan telepon berakhir segera ku bergegas menuju ruang tamu kembali.

Bersamaan dengan itu, Mbak Mira beserta Ayah dan Ibu Mertua juga sampai di rumah.

Aku langsung menghampiri mereka dan menyalami keduanya bergantian.

" Ayah, Ibu, kami semua menunggu kalian dari tadi. Kebetulan Mas Rayyan sudah disini, katanya ada yang ingin disampaikan. Mungkin Mbak Mira sudah mengatakan tentang hal ini kan ?" mendengar ucapanku Ibu mengangguk,

"Kalau begitu duduklah" ujar Ayah Mertua. Ayah dan Ibu Mertua duduk disamping sebelah kiri Mas Yudi, sedangkan Mbak Mira duduk di samping sebelah kanan Mas Yudi. Dengan terpaksa aku duduk ditempat semula di samping Mas Rayyan.

"Bu ..."Ayah langsung menyela ucapan Mas Rayyan barusan. "Rayyan langsung saja ke intinya jangan bertele tele. Katakan apa maksud kamu mengumpulkan kami semua di sini dan siapa wanita itu kami minta penjelasan?" ucap Ayah Mertua

"Rayyan akan bercerai dengan Ayu." mendengar perkataan Mas Rayyan, Ibu bangkit dari duduknya.

"Rayyan, kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan, beraninya kamu ?" teriak Ibu Mertua sambil menunjuk ke arah Mas Rayyan

" Aku sungguh sangat sadar dengan apa yang aku ucapkan Bu. Ini sudah diniatkan jauh jauh hari sebelum aku memutuskan untuk pulang ke rumah ini"

" Kamu ..." Ibu Mertua terlihat memejamkan matanya sekilas sebelum kembali bertanya kepada Mas Rayyan.

"Katakan apa alasannya, apa kesalahannya Ayu selama dia menjadi Istrimu, Ibu ingin tahu bahkan mungkin semua orang yang ada disini ?" ujar Ibu melihat ku bahkan mengedarkan pandangannya kepada semua orang.

" Aku sudah menemukan kebahagiaan ku, Bu "

"Jadi, Ayu bukan ?"

"Bukan "

"Lalu kenapa dulu kamu tidak menolak perjodohan kamu dengan Ayu ?"

" Itu karena aku ingin berbakti pada Ayah dan Ibu. Membuat kalian bahagia dengan pilihan itu, sama sekali tidak ingin mengecewakan kalian. Aku tidak ingin disebut sebagai anak durhaka, makanya saat itu aku tidak menolak."

" Benar benar alasan yang tak masuk akal, kalau kamu sekarang mengatakan tidak bahagia hidup dengan Ayu. Bukannya itu tugasmu membahagiakan dia ? harusnya kamu bertanya pada Ayu, apa selama bersamamu dia bahagia ?" kali ini Ayah Mertua angkat bicara.

"Itu bukan urusanku"

"Itu bukan saja urusanmu melainkan kewajibanmu, Rayyan." ujar Ibu Mertua

"Terus, kamu akan menikahi wanita itu, begitu kan maksud kamu ?" Mas Rayyan hanya terdiam.

"Jawab, mengapa kamu diam saja ?"

"I ... iya Bu"

"Sudah Ibu duga akan begini." Ibu duduk kembali, terlihat jelas kemarahan dimatanya.

"Baiklah kalau itu maumu. Sekarang mumpung kami di sini, silahkan talak Ayu sekarang juga." mendengar perkataan Ibu Mertua tentu saja membuatku semakin terkejut.

"Ibu merestui ?" tanya Mas Rayyan

"Tentu, bukankah ridho Allah adalah ridho orang tua. Bukankah kamu ingin hidup bahagia ? Jika kebahagiaanmu bersama wanita itu, Ibu bisa apa ?"

"Baiklah kalau begitu." mendengar kelegaan di dalam ucapan Mas Rayyan tentu saja membuatku semakin terkejut, sekaligus sakit. Seantusias itukah kamu ingin berpisah denganku Mas?

"Ayu ... " Mas Rayyan melihat ke arahku, sebelum meneruskan ucapannya,

"Rahayu Lestari aku talak kamu, mulai detik ini kamu bukanlah Istriku lagi. Aku membebaskan mu dari ikatan pernikahan ini" ucapnya lantang, bahkan terdengar seperti sudah terencana sekali, tidak ada rasa keraguan samasekali ketika mengucapkannya bahkan 16 tahun silam ketika Ijab qobul itu terucap, Mas Rayyan harus mengulanginya sebanyak dua kali karena salah mengucapkan namaku. Aku menghela napas panjang sebelum menjawab pernyataannya.

"Kalau begitu secepatnya aku tunggu surat cerai darimu, Mas " kali ini aku ikuti kemauan Mas Rayyan, tidak ingin mendebatnya lagi, untuk apa ?

"Ayu, kamu menerimanya begitu saja ?" Mbak Mira yang sedari tadi terdiam kini bertanya padaku.

"Semuanya sudah jelas, Mbak. Bukannya sudah ada penggantiku ?"

Kini semua orang melihat kearah wanita yang duduk di samping Mas Rayyan.

"Rayyan ?"

1
Rafkalia28
Jelasin semua dengan detail
Godoy Angie
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
Meyliana Firdaus: Terimakasih Kak, semoga suka.
Maaf apabila ada kata/kalimat yang kurang pas, sy masih amatiran 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!