brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Mendengar namanya disebut, laki-laki itu segera berjalan menghampiri Asmirandah yang masih berada di dalam mobil.
"dek, kamu ngapain ada di sini?"tanya laki-laki yang tak lain adalah Zidane itu.
Bukannya menjawab, Asmirandah justru membuka pintu mobilnya dan keluar dari dalam kendaraan itu dan menghampiri kekasih sang kakak.
"kenapa kamu malam-malam ada di sini? tidak baik seorang wanita keluar malam-malam begini. apalagi, besok kamu akan menjadi pengantin." ucap Zidane saraya menatap adik dari kekasihnya itu.
Asmirandah yang mendengar pertanyaan beruntun dari pria yang menjabat sebagai kekasih kakaknya itu, terlihat sangat ragu. membuat Zidane sendiri, seketika mulai paham dengan situasi yang terjadi saat ini.
"ada apa?"tanya laki-laki itu Seraya menarik tangan Asmirandah untuk duduk di sebuah bahu jalan yang terlihat begitu ramai. karena kebetulan, malam ini adalah malam minggu. banyak para pemuda pemudi yang ikut menghabiskan waktu luang mereka bersama dengan pasangan masing-masing. baik itu pasangan suami istri atau masih segar teman tapi mesra.
"apa Abang baik-baik saja dengan Kak Naomi?"bukannya menjawab, Lagi Dan Lagi Asmirandah melontarkan pertanyaan pada laki-laki itu.
Membuat Zidane yang mendengarnya, sejenak terdiam. namun tak berselang lama, laki-laki itu menganggukkan kepala."kami baik. walaupun akhir-akhir ini, Kakak kamu sering susah untuk dihubungi, tapi kami baik-baik saja. memangnya kenapa?"tanya Zidane dengan rasa penasaran.
Sontak saja hal itu membuat Asmirandah yang mendengarnya, menggelengkan kepalanya dengan cepat."Mungkin memang benar jika Tiara hanya salah lihat. buktinya saja, mereka masih baik-baik saja sampai saat ini."ucap Asmirandah dalam hati walaupun apa yang ada di dalam hatinya saat ini, menolak keras ucapan itu.
"tapi kenapa hatiku merasa tidak terima saat aku mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja? apa memang benar aku harus membuktikannya sendiri?"tanya Asmirandah pada dirinya sendiri. hingga tanpa sadar, ucapan itu didengar oleh Zidane.
"kamu bicara apa, dek?"tanya laki-laki itu Seraya menepuk bahu Asmirandah. membuat wanita itu, seketika tersadar dari lamunannya.
"ah tidak apa-apa kalau begitu aku pergi dulu. Abang jaga diri ya,"ucap wanita itu Seraya beranjak dari tempat duduknya dan langsung masuk ke dalam mobil.
Sementara Zidane, laki-laki itu hanya terdiam Seraya memandang mobil dari calon adik iparnya yang mulai menjauh dari pandangan. tak lama berselang, entah apa yang dipikirkan oleh laki-laki itu. karena secepat kilat, Zidane segera membuntuti laju kendaraan yang semakin lama semakin menjauh itu, dengan menggunakan motor miliknya.
***
Tak membutuhkan waktu lama, mobil yang ditumpangi oleh Asmirandah telah sampai di depan sebuah hotel ternama di kota itu. tentu saja, hal itu membuat wanita itu, merasa sangat kebingungan. untuk apa sahabatnya itu mengirimkan alamat sebuah hotel kepadanya? ah mungkin saja, sahabatnya itu salah mengirimkan sebuah alamat.
Karena awalnya Asmirandah berpikir, bahwa alamat yang dikirimkan oleh Tiara itu adalah sebuah Cafe atau tempat yang tidak terlalu privasi seperti ini. Namun ternyata, dugaannya salah.
"Asmirandah, kamu ngapain ada di sini?"tanya suara dari arah belakang tubuh wanita itu. membuatnya seketika menoleh dan mendapati kekasih kakaknya itu berada tepat di belakangnya saat ini.
"Bang Zidane, Abang ngapain ada di sini?"tanya Asmirandah menatap ke arah laki-laki itu.
"aku merasa tidak tenang membiarkanmu pergi sendirian malam-malam seperti ini. jadi aku memutuskan untuk mengikuti mobilmu saja."jelas Zidane Seraya tersenyum tipis.
"eh kamu sudah datang?"kedua orang itu seketika menoleh ke arah sumber suara. saat seseorang, menepuk pundak Asmirandah.
"Tiara? kamu ngapain ada di sini?"tanya Asmirandah menatap sahabatnya itu.
"aku akan membuktikannya pada kamu."ucap wanita itu Seraya menarik tangan Asmirandah untuk masuk ke dalam bangunan hotel bintang 5 itu.
"eh kalian ngapain masuk di sini? memangnya Asmirandah mau bertemu dengan Yudha di sini? bukankah kamu sudah bertemu dengan laki-laki itu?"tanya Zidane menatap dua wanita itu secara bergantian. dan hal itu, sukses membuat Tiara seketika menghentikan langkahnya.
"eh, nggak nyadar kalau ada Bang Zidane di sini."ucap Tiara Seraya cengengesan.
Membuat Zidane yang mendengar itu, seketika mendengus kesal."aku tahu aku memang hitam. tapi tidak usah diperjelas seperti itu."ucapnya mencebik. dan hal itu sukses membuat kedua wanita itu seketika tertawa dengan lepas.
"mumpung ada Bang Zidane, lebih baik kita segera masuk. dan aku berharap, jika apa yang aku lihat itu memang benar, semoga kalian bisa tabah menghadapinya. tapi aku berharap, apa yang aku lihat itu memang hanya kesalahan mataku saja."ucap Tiara menghentikan tawa dari Asmirandah.
"tunggu! memangnya ada apa?"tanya Zidane yang memang tidak mengerti dengan maksud pembicaraan dua wanita yang ada di hadapannya saat ini.
Membuat Tiara yang mendengar itu, seketika terdiam Seraya melirik ke arah Zidane dan juga Asmirandah secara bergantian.
"aku tidak bisa menjelaskan di sini. karena aku takut, apa yang aku lihat itu memang salah. lebih baik, kalian mengeceknya sendiri Saja."ucap Tiara dengan raut wajah yang sangat serius.
Setelah mengatakan hal itu, Tiara memimpin jalan. wanita itu berada di depan. dengan Asmirandah dan juga Zidane yang berada di belakang.
"Mbak, Di sini ada tamu yang baru saja masuk?"tanya Tiara kepada sang resepsionis.
"ada mbak, kalian bertiga mau pesan kamar di sebelah mereka?"tanya resepsionis itu menatap ke arah Asmirandah dan yang lain.
Membuat kedua wanita itu seketika saling tatap satu sama lain. sementara Zidane, masih tetap sama. yaitu menatap mereka penuh dengan ekspresi wajah kebingungan.
"emm. kam---"ucapan Asmirandah seketika terhenti, saat mendengar sahutan dari sahabatnya itu.
"Benar Mbak. kami mau pesan kamar di sebelah kamar mereka. apa masih ada?"tanya Tiara dengan cepat.
Sang resepsionis yang mendengar itu, hanya menganggukkan kepala Seraya tersenyum tipis. kemudian dengan segera, memberikan sebuah kunci kepada Tiara.
"Terima kasih Mbak."ucap Tiara Seraya menarik tangan Asmirandah dan juga Zidane agar mengikuti langkahnya.
"kita untuk apa ada di sini? dan untuk apa pula, kita memesan kamar?"tanya Asmirandah saat mereka sudah berada di depan pintu kamar yang telah dipesan itu.
"sudah nanti kamu juga akan tahu."setelah mengatakan hal itu, mereka bertiga masuk ke dalam kamar. kemudian dengan segera, Tiara mengeluarkan sebuah alat yang ada di dalam tasnya.
"jika nanti kalian tahu, aku mohon kalian harus tetap tenang dan juga bersikap sebiasa mungkin."ucap Tiara dengan raut wajah sedihnya.
sementara Asmirandah dan juga Zidane yang memang tidak mengerti tentang semua itu, hanya terdiam Seraya mata mereka, saling memandang satu sama lain.