NovelToon NovelToon
MEMBALAS GUNDIK SUAMIKU

MEMBALAS GUNDIK SUAMIKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pengganti / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:451.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lady ArgaLa

Tutorial membuat jera pelakor? Gampang! Nikahi saja suaminya.

Tapi, niat awal Sarah yang hanya ingin membalas dendam pada Jeni yang sudah berani bermain api dengan suaminya, malah berakhir dengan jatuh cinta sungguhan pada Axel, suami dari Jeni yang di nikahinya. Bagaimana nasib Jeni setelah mengetahui kalau Sarah merebut suaminya sebagaimana dia merebut suami Sarah? Lalu akankah pernikahan Sarah dengan suami dari Jeni itu berakhir bahagia?

Ikuti kisahnya di dalam novel ini, bersiaplah untuk menghujat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady ArgaLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3.

"Dari mana saja kamu wanita jal*ng?" bentaknya dengan ikat pinggang tergenggam erat di tangan.

Sarah menatap penjual nasi goreng baik hati itu dengan tatapan tak enak, lalu dengan menunduk Sarah memilih buru-buru masuk dan kembali menutup pintu pagar.

"Masuk!" tegas Bima tanpa menoleh pada Sarah dan membiarkannya melintas begitu saja.

Matanya tajam mengawasi si Abang penjual dengan rahang bergemeletuk.

"Ah, emmm. Motor Mbaknya ada di gerobak nasi goreng saya, P- Pak. Tadi motornya mogok," jelas si Abang dengan gugup.

Bima sama sekali tak menjawab, hanya genggaman tangannya di ikat pinggang hitam itu tampak semakin mengetat.

Abang penjual menggaruk kepalanya yang di tutupi topi dengan kikuk. "Ka- kalau begitu ... sa- saya permisi, Pak."

Brmmm

Setelah mengatakan hal itu si Abang langsung saja ngacir dengan sepeda motor tuanya dengan kecepatan tinggi, walau kenyatannya motor itu tak bisa lagi melaju terlalu kencang.

"Wanita s*alan," geram Bima sambil beranjak masuk ke dalam rumah dan menutup pintu dengan kasar.

Jederrr

Suara pintu yang di banting oleh Bima sampai terdengar menggetarkan kaca-kaca yang ada di jendela.

"Astaghfirullah!" Sarah yang tengah menata nasi goreng di atas piring sampai terjingkat saking kagetnya.

Bima berjalan cepat ke arah Sarah yang berada di dapur.

"Sepertinya kamu sudah mulai bod*h ya, Sarah! Bukankah aku bilang waktu kamu buat cari makanan itu cuma setengah jam? Lihat sudah jam berapa sekarang!" bentak Bima keras sambil menyabetkan ikat pinggangnya ke betis Sarah.

Ctarr

"Awww! Sakit, Mas!" lirih Sarah terisak kesakitan.

Sarah memegangi kakinya yang tampak memerah akibat sabetan kuat Bima tadi.

"Kamu nggak denger apa yang aku suruh?" marah Bima lagi.

Sarah beringsut mundur, berjaga-jaga kalau-kalau Bima kembali menyerangnya.

"Ma- maaf, Mas. Tadi Sarah keliling dulu, abisnya nggak ada warung yang masih buka. Sampai akhirnya Sarah ketemu penjual nasi goreng ini," sahut Sarah berusaha tenang saat menjelaskan, karna Bima biasanya akan semakin berang jika Sarah malah balas marah padanya.

Bima menatap nasi goreng yang masih tampak mengepul dan sudah tertata rapi di atas meja dapur. Air liurnya terbit ketika aroma nasi goreng yang sedap itu menembus penciumannya.

Prakk

Bima membanting ikat pinggangnya ke lantai dan berjalan cepat menuju piring berisi nasi goreng hangat itu.

"Kamu selamat kali ini," desis Bika sinis sambil membawa piring itu menuju meja makan.

Sarah menghembuskan nafasnya lega setelah Bima tak lagi terlihat di pandangannya.

Krucuuukkk

Perut Sarah berbunyi nyaring, dengan mata berkaca-kaca Sarah mengusap perutnya yang sedari kemarin siang belum terisi nasi sesuap pun. Ya, orang tuanya memang orang berada, namun Sarah tak pernah ingin menunjukkan kelemahan suaminya dalam menjaganya di hadapan kedua orang tuanya. Biar bagaimanapun dia bisa menikah dengan Bima juga atas permintaannya sendiri.

"Ya Allah, kuatkan hamba." air mata Sarah menetes pelan, mencoba mengusir semua gundah di dalam hatinya.

Sarah beranjak mengambil segelas air dan meminumnya hingga tandas.

"Sarah!" lagi dan lagi suara kasar Bima mendominasi Sarah, sampai dia menghentikan kegiatan minumnya sejenak walau tenggorokannya masih terasa kering.

"A- ada apa, Mas?" tanya Sarah setelah berada dekat dengan kursi dimana Bima duduk.

"Kamu nggak siapin aku minum? Kamu mau aku mati keselek nasi ini?" geram Bima kesal.

"Iya, sebentar Sarah ambil Mas." Sarah gegas kembali ke dapur dan mengambil sebotol air mineral kemasan beserta sebuah gelas menuju meja makan.

Currr

Sarah menuang air ke gelas dan dengan tak sabar Bima segera menyambar gelas itu setelah isinya hampir penuh.

"Pelan-pelan, Mas. Nanti tumpah," ucap Sarah yang setengah kaget saat Bima dengan tiba-tiba mengambil gelas yang sedang di isi dengan air.

Bima baru saja meminum seteguk air dan matanya langsung melotot ke atas dengan ekspresi entah.

Pyarrr

Bima melempar gelas yang di pegangnya sembarangan, sampai pecah berhamburan di lantai.

"Dasar wanita culun pembawa sial! Bisa-bisanya kamu kasih aku air minum dingin! Kamu lupa kalau sekarang itu hampir subuh, dan udara luar biasa dinginnya hah?" hardik Bima marah.

  Sarah mundur satu langkah karna ketakutan.

"Sekarang pergi! Ambilkan aku air hangat dan cepat kembali ke sini," tegas Bima dengan mata melotot marah.

"Iya, Mas." Sarah berlalu menuju dapur guna membuat pesanan suaminya.

Bima masih saja ngedumel sendiri sambil tetap menikmati nasi goreng tiga porsi yang rasanya sangat cocok dengan lidahnya.

Sarah masuk ke dapur, menghapus sisa air mata di pipinya dan mengeluarkan ponselnya dari dalam saku.

"Kamu tunggu saja, Mas Bima suamiku, akan ada  sebuah kejutan besar lagi untuk mu. Bersiaplah kamu bersama gundikmu itu untuk menikmati pembalasan ku."

****

Tok

Tok

Tok

"Assalamu'alaikum," suara ketukan pintu di susul salam dari luar rumah.

Jeni yang masih asik bergelung di dalam selimutnys segera beringsut, namun suara itu semakin kuat dan menyksanya.

"Ya, ya. Sebentar!" seru Jeni yang akhirnya memaksakan diri untuk bangun dan membuka pintu.

" Loh, masih gelap. Siapa ya?" bulu kuduk Jeni seketika merinding, namun tetap di lanjutkannya juga membuka pintu utama rumahnya yang kecil dan reot.

Driiiiitttt

bunyi engsel pintu yang sudah lama gak di minyaki.

"Loh? bang Adam? Kamu baru pulang?" tukas Jeni acuh dan membiarkan suaminya itu kesusahan membawa banyak barang di tangannya dan membawanya ke dapur.

Jeni duduk di kursi ruang tamu dengan tangan tak berhenti memainkan ponsel, seperti biasa berkirim pesan layaknya orang kasmaran dengan Bima.

"Mana?" celetuk Jeni saat melihat Adam yang baru kembali dari dapur sudah di todong di depan ceritanya."

Adam mendesah, ini bukan pertama kalinya istrinya bersikap tak baik dan ketus padanya sejak beberapa bulan terakhir.

"Sehari semalam jualan, harusnya dapat banyak dong ya," sindir Jeni saat tak melihat sama sekali uang yang di hasilkan suaminya dari berjualan.

"Cuma ini yang bisa Abang kasih, Jen. Tolong kamu atur dulu ya."

Adam mengulurkan beberapa lembar pecahan uang dua ribuan, sepulub ribu dan banyak lagi.

"Apa, Bang? Cuma segini kamu bilang?"  Jeni meremas kuat uang-uang itu dan membuangnya ke lantai dengan wajah kesal.

"Lalu apa yang kamu lakuin seharian sampe pulang subuh begini bang?" desak Jeni yang sudah sangat jengkel Hatinya itu.

Adam melangkahkan kaki dan berjalan menuju sebuah kursi dan duduk di sana.

"Abang cuma jagain gerobak nasi goreng aja," ungkapnya pada sang istri.

Jeni cepat-cepat menutup pintu rumahnya dan mendekati Adam.

"Jangan bohong, Bang! Mana mungkin di era modern ini masih percaya tahayul? Kamu kasih ke siapa lebih uangnya, Bang? Nggak mungkin dari pagi sampai ke pagi lagi kamu cuma dapet segini doang?" ketus Jeni sambil menginjak-injak uang kecil yang tampa sudah lusuh itu.

Adam menghembuskan nafasnya pelan. "Abang sumpah, Jen. Beneran cuma itu, dagang sekarang sepi. Orang-orang sudah pada mulai mengirit pengeluaran mereka."

"Halah basi tau nggak, Bang! Alasan aja kamu tuh. Sekarang aku nggak mau tau, kamu harus bisa beli skinker yang aku mau itu. Terserah uangnya kamu dapet dari mana, asal semua keinginan ku terpenuhi," rutuk Jeni jengkel.

Mata Adam membelalak lebar saat mendengar ucapan tak berperasaan Jeni.

"Ta- tapi Jen, Abang sudah nggak punya uang lagi. Gimana kalau kamu pakai dulu uang kamu yang ada di bawah bantal itu, keliatannya banyak karna sampai tumpukan gitu Abang liat."

"

1
Tiara
Mungkin Sarah ini anak pemilik perusahaan tapi idiottt makanya jatuh cinta sama OB. gtu ya thorrr???
Tiara
bunuh aja sarah. toh 2 vs 1 dan sarah jg bkl diem
Katherina Ajawaila
najis, daging Juli 🤑
Katherina Ajawaila
itu pasti ulah Pardi. dan Salma, najis, rendang daging manusia 🤑
Katherina Ajawaila
outhour sedih amat, kasihan Strio kan ngk jahat, atau ini semua musuhnya pp nya sarah ya
Katherina Ajawaila
serem amat rhoure ceritanya, bacanya jadi ngeri2 gimana 😎
Katherina Ajawaila
mmg dasar maling yg pura2 blng ngidam karna hamil lempar aja keluar tong gembol ngk sopan 🤑
Katherina Ajawaila
dulu kamu blng nhk cinta Asy, skrng nyesel, sombong jug a jadi cewek
Katherina Ajawaila
serem juga, lg hidup serakah dan sadis sih. akhir nya meninggal, ajab kubur tetap menuntut 🥸
Katherina Ajawaila
satrio bleguk. amat, dasar kampreto😔
Katherina Ajawaila
dasar bego pasti Satrio🤪
Katherina Ajawaila
orang kaya tau nya happy, solat aja sm ngk bisa 🤭
Katherina Ajawaila
kasihan amat Alam, dan apa penyakit nya thour
Katherina Ajawaila
Edwin baik ko ngk maksain kehendak anak 😇
Katherina Ajawaila
Hendro baik banget, bagus utk jadi sahabat, karna ngk punya niat jahat
Katherina Ajawaila
kasihan nmnya ibu ya anak hilang dr bayi, SMP fisikisnya terganggu. yg salah sebenar nya siapa thour, plases biar cepat terkuak😎
Katherina Ajawaila
Hendro baik juga, jadi garda depan buat Aish
Katherina Ajawaila
pasti itu Rahman yg tlp Edwin, semoga cepat terkuak dan Edwin berubah jgn hidup jahat terus thour
Katherina Ajawaila
kadihan juga Alam, sakit nya apa thour, outhour selalu buat kejutan🤭
Katherina Ajawaila
Tanya sm Rahman pasti terkuak saudara kembar mu Aisyah. Asihya di ungsiin sm nenek sihir yang maruk duit 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!