Aleia punya kesempatan untuk menyelamatkan Diora ketika kecelakaan menimpa mereka berdua. Namun Aleia pilih membiarkan sahabatnya itu mati.
Keesokan harinya setelah pemakaman Diora, dia meminta sang ayah untuk menikahkannya dengan Arkan-suami Diora dan menjadi ibu sambung Bryan-bayi yang masih berusia beberapa minggu.
Masuk ke dalam pernikahan yang seperti di neraka, tapi Aleia bukanlah wanita yang lemah. Bersama baby Bryan dia hadapi suaminya yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FM Bab 3 - Tujuan Hidup Yang Berbeda
Pernikahan diantara Aleia dan Arkan pun akhirnya benar-benar terjadi.
Hanya pemberkatan dan tidak ada pesta yang meriah. Hanya dihadiri oleh kedua pihak keluarga. Namun pagi itu cuaca begitu cerah. Seperti Tuhan telah memberikan restu pada pernikahan mereka.
Selama ini Aleia bekerja sebagai manajer di perusahaan wedding organizer milik sang ibu. Aleia hanya tinggal menunggu hari untuk menjadi CEO di perusahaan itu.
Terbiasa menciptakan pernikahan mewah untuk orang lain, namun nyatanya untuk pernikahannya sendiri yang digelar seadanya. mengingat waktu di antara mereka tengah berbela sungkawa.
Tapi Aleia tidak merasa bersedih sedikit pun tentang hal itu, dia tetap merasa bersyukur tentang hari ini, karena pada akhirnya dia bisa memiliki cintanya, Arkan.
Aleia bahkan terlihat sangat cantik hari ini dengan gaun putih yang dia kenakan. Membalut tubuhnya dengan begitu pas. Gaun itu menjuntai begitu panjang dan membuatnya terlihat semakin anggun.
Aleia terlihat sangat sempurna di hari paling bahagia dalam hidupnya.
Sebelum keluar untuk pemberkatan, Arkan masuk ke ruangan sang pengantin wanita. Nanti mereka akan berjalan bersama menuju altar pernikahan.
Melihat Arkan datang, Aleia tersenyum, senyum yang sangat manis.
"Apa kamu bahagia?" tanya Arkan setelah dia berdiri tegak di hadapan sang calon pengantin. bertanya dengan raut wajahnya yang terlihat tak ada minat. Sedikit pun tidak merasa terpesona dengan kecantikan calon istri barunya.
Yang ada hanyalah kebencian yang semakin menumpuk.
Arkan bahkan sangat membenci senyum itu. Hingga detik ini dia masih sangat yakin jika Aleia adalah penyebab istrinya meninggal. Penyebab anaknya kehilangan sosok sang ibu disaat usianya belum ada 1 bulan. Penyebab cintanya mati.
Saat ini adalah titik terburuk dalam hidup pria itu.
"Tentu saja aku bahagia Ar, ini hari pernikahan kita." balas Aleia dengan ceria, senyumnya merekah.
"Kamu sudah melupakan Diora? mendiang istriku, sahabat mu."
"Dia akan bahagia melihat kita, Ar. Pernikahan ini adalah inginnya."
"Ternyata benar apa yang diucapkan Diora saat dia masih hidup dulu."
"Apa yang dia katakan."
"Jika kami berpisah pasti penyebabnya adalah kamu, karena kamu sudah sejak lama mencintai aku."
Deg! Aleia tersentak. Seketika tubuhnya gemetar, mendengar ucapan Arkan yang menusuknya tepat di ulu hati. keringat dingin pun mulai memenuhi Kedua telapak tangannya. Aleia menggenggam tangannya sendiri, tidak ingin terlihat lemah.
Tak juga ingin mengutarakan tentang kebenaran di balik kecelakaan itu. Tentang baby Bryan, tentang Diora dan Jack dan tentang perasaannya sendiri.
Bagaimanapun kini hanya baby Bryan lah yang bisa menyatukan mereka, maka Aleia pun akan menyembunyikan rahasia besar ini selamanya.
Dengan susah payah Aleia coba kembali tersenyum.
"Percayalah Ar, aku melakukannya bukan untuk mu, tapi demi baby Bryan," kilah Aleia. Saat mengatakan itu Aleia membenahi rambutnya ke belakang telinga, padaha rambut itu sudah rapi sejak awal.
Dan Arkan tersenyum miring mendengar itu. Tak peduli pada apapun yang diucapkan oleh Aleia, kini di hatinya hanya ada benci dan dendam.
Dan melihat Arkan yang diam saja membuat Aleia akhirnya kembali buka suara ...
"Ternyata kalian banyak membicarakan aku ya," ucap Aleia, dia menunduk seolah malu-malu.
Membuat Arkan jadi semakin geram.
Senyum Aleia hari itu sangat dibenci oleh Arkan, di dalam hatinya Arkan berjanji akan membuat pernikahan ini seperti di neraka untuk Aleia.
Tepat di jam 9 pagi acara pemberkatan itu pun berlangsung. Dengan senyum yang terukir begitu indah di wajahnya Aleia memeluk lengan Arkan melewati ribuan kelopak bunga mawar merah, sampai akhirnya mereka berdua berdiri di altar pernikahan.
Bersama-sama mengucapkan janji suci pernikahan untuk sehidup semati selalu bersama. di akhir pengucapan janji suci itu, Elma-ibunya Arkan menyerahkan baby Bryan pada ibu sambungnya.
Aleia menggendong bayi mungil itu dengan tangannya yang gemetar. Saat melihat wajah tanpa dosa baby Bryan seketika jantungnya berdenyut nyeri, seketika merasa bersalah luar biasa karena hari itu dia tidak berusaha untuk menyelamatkan Diora.
Maafkan mommy Bryan, maafkan mommy, mommy akan benar-benar menyayangi mu sayang. Mommy janji. Batin Aleia.
Di hari paling bersejarah itu, 2 insan mengucapkan 1 janji namun dengan tujuan hidup yang berbeda.
Aleia yang akan berusaha membuat pernikahan ini berhasil dan Arkan yang akan membuat pernikahan ini layaknya neraka.
karena cinta Aleia jadi lemah walaupun dia tangguh,, tapi dihadapan arkan selalu lemah dan karena keiinginan aleia untuk merawat bryan,, arkan memanfaatkan keleman lea,, untungnya keluarga carter liat jadi enaklah langsung kena bogemm😅