Dijual sang paman dan di beli oleh mafia kejam.
Yura Milea seorang gadis belasan tahun harus rela mengandung benih pewaris untuk seorang mafia kejam.
Leonard Sebastian Johson, pria kejam itu membutuhkan seorang wanita untuk mengandung benih darinya sesuai permintaan Daddynya yang menderita penyakit akut.
Meski Yura bukanlah type ideal baginya pernikahan itu pun harus di laksanakan.
Bagaimana nasib Yura ketika di rahimnya tumbuh benih sang pewaris, sedangkan ia begitu membenci Leonard Sebastian yang selalu menghina dan merendahkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Prepare
Di dalam mobil, keduanya masih diam dengan pemikiran masing-masing.
Yura masih terus melihat ke arah luar jendela dengan pikirannya yang berkelana.
Tugasnya saat ini adalah mengandung pewaris untuk Tuan Kejam yang ada di sampingnya.
Lelaki yang selalu menghina dirinya dan selalu menatap jijik ke arahnya.
Sama halnya dengan Leon, ia juga masih memikirkan apa yang dikatakan oleh dokter baru saja.
' Anak yang terjadi dengan pembuahan secara normal lebih baik daripada anak yang terlahir dari hasil bayi tabung atau sejenisnya. Jika anda menginginkan pewaris yang berkualitas, kenapa harus menggunakan bayi tabung.' dokter
'Saya sudah memeriksa rahim istri anda dan bisa dipastikan rahimnya sehat. Apalagi istri anda masih gadis. Rasanya sayang jika harus merobek kegadisannya secara paksa dengan menggunakan alat-alat medis .' dokter.
Leon menarik napas panjang. Matanya sekali lagi melirik ke arah wanita yang tak pernah menatapnya tersebut.
'Sepertinya aku memang harus melakukannya dengan gadis kumuh ini,' batin Leon.
Ia pura-pura meregangkan otot tubuhnya agar bisa sedekat mungkin dengan Yura, Leon menarik napas panjang kemudian ia mencium aroma dari tubuh Yura.
'Hm, syukurlah hari ini dia wangi. '
Mobil melaju membelah jalanan raya, tiga puluh menit dalam perjalanannya, tak sedikitpun ada pembicara di antara mereka berdua.
Bahkan sang sopir juga ikut tegang dan ikut terdiam sambil sesekali melirik spion atas mobil, untuk mengetahui bagaimana Pasangan pengantin baru tersebut.
Mereka tak ubahnya seperti orang asing yang saling menjaga jarak.
Mobil tiba di halaman mansion Leon. Dua orang pengawal pribadi membukakan pintu untuk sepasang suami istri itu.
" Silahkan Nyonya," ucap salah seorang bodyguard kepada Yura.
Yura mengangguk, karena sudah tak merasa ada kepentingan ia pun kembali ke kamarnya.
Leon, pria yang super sibuk itu langsung masuk kedalam rumah.
Seperti biasa, sebelum sang tuan memanggilnya, Sumi buru-buru menghampiri Leon.
" Hah, baru saja aku ingin memanggilmu. "
" Siap Tuan. "
Leon mengaruk kepalanya yang tak gatal.
" Sumi ke ruanganku sekarang !"
Leon langsung menuju ruangannya, begitupun Sumi yang meng ekornya dari belakang.
Mereka pun masuk ke dalam ruangan, Sumi mengunci ruangan tersebut karena ia tahu ada hal penting yang akan tuannya bicarakan jika sudah masuk ke ruangan pribadinya.
" Ada apa Tuan? " tanya Sumi ketika ia berada pada jarak satu meter dari Leon.
"Aku ingin kau mendandani gadis kumuh itu. Pakaikan dia gaun malam yang indah dan seksi, beri wangi-wangian di tubuhnya."
" Aku ingin gadis kumuh itu terlihat lebih menarik," cetus Leon. "Ya walaupun seperti apapun dia, tetap saja tak menarik bagiku," ucap Leon masih dengan ke angkuhnya.
" Baik Tuan."
" Sudah itu saja."
Sumi pun langsung meninggalkan ruangan tersebut.
Leon menatap kepergian Sumi.
" Apa aku harus menggunakan obat perangsaang agar bisa berhasrat terhadapnya," gumam Leon.
Leon pun keluar dari ruangannya.
***
Sesuai perintah, Sumi datang menghampiri kamar Yura.
" Nyonya! " panggil Sumi sambil menggedor-gedor pintu kamar Yura.
Tok tok tok.
Yura baru saja ingin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Berada di rumah super mewah dengan fasilitas bak hotel bintang lima tak membuat Yuna bahagia.
Tak seperti kehidupan beberapa waktu yang lalu. Meski sering dipukul oleh pamannya. Yura masih merasakan bahagia, karena ia bisa bermain-main dengan teman sebayanya.
Meski hanya sekedar bercerita dengan teman-temanya sebagai pelipur lara.
Yuna melangkah menuju pintu kamarnya.
Kreak pintu dibuka.
" Nyonya, siap-siap," cetus Sumi.
Mendengar itu Yura jadi kaget.
" Siap-siap untuk apa Bik ?" tanya Yura .
" Siap-siap untuk ritual malam pertama Nyonya," ucap Bi Sumi sambil melangkah masuk ke kamar Yura.
Sumi langsung menuju sebuah lemari gantung tempat ia meletakkan segala kebutuhan perawatan bagi Yura.
' Malam pertama?' batin Yura. Matanya langsung melirik ke arah penunjuk waktu yang ada di dinding.
" Masih pukul sepuluh pagi," gumam Yura.
Yura menatap ke arah bi Sumi yang terlihat begitu sibuk mengeluarkan beberapa peralatan kosmetik.
" Nanti akan ada seorang wanita yang akan merias anda Nyonya. Saat ini kita lakukan perawatan dasar saja," ucap Bi Sumi.
Yura menjadi lemas mendengar penuturan Sumi, ia pun mendaratkan bokongnya di atas tempat tidur.
Yura menggenggam ujung kain kemejanya.
'Apa yang harus ku lakukan ? malam nanti aku_' bahkan dalam hati pun Yura tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya nanti malam.
Bi Sumi langsung melangkah menuju kamar mandi kemudian ia menghidupkan kran air dan water heater dan memasang langsung ke bilik spa pribadi Yura.
Bi Sumi kembali ke kamar.
"Nyonya sambil menunggu bilik spa nya siap. Ayo kita luluran terlebih dahulu."
Yura mengikut saja, Bi Sumi merentangkan tempat tidur khusus yang digunakan untuk kebutuhan luluran dan pijatan bagi Yura, setelah luluran dan pijatan relaksasi Yura kemudian masuk ke bilik Spa untuk ritual selanjutnya.
***
Leon tiba di rumahnya pukul delapan malam. Saat itu ia sudah menyiapkan obat perangs*ng agar dirinya bisa berselera terhadap gadis kumuh miliknya itu.
Leon mandi dan bersiap untuk melakukan malam pertama mereka.
Kebetulan saat itu Yura juga baru selesai di rias.
Tak hanya wajah Yura yang di rias. Namun kamarnya pun di dekorasi seperti kamar layaknya pengantin baru.
Kelambu berbahan sutra dipasang di tempat tidur Yura.
Setiap sudut ruangan dihiasi dengan bunga-bunga yang berbau harum khas.
" Sudah siap Nyonya," ucap penata rias.
Bi Sumi puas melihat hasil kerja hairdresser tersebut.
Rambut panjang Yuna di kuncir pada kedua sisinya kemudian di pertemuan di bagian tengah agar bervolume kemudian rambut tersebut di tata kembali hingga menyerupai sanggul modern.
Wajah Yura juga dirias bak artis papan atas.
Setelah pekerjaan mereka selesai, mereka pun pulang. Kini tinggallah bi Sumi yang mengenakan lingerie dengan warna merah untuk Yuna.
Bi Sumi tersenyum ke arah Yuna yang tampak begitu cantik, melihat gadis di depannya tersebut orang tak akan percaya jika Yuna adalah gadis kumuh dan bau yang mereka temukan dua minggu lalu.
Yuna kini seperti selebriti papan atas.
" Nyonya tunggu di sini saja, sebentar lagi tuan akan datang menghampiri anda," ucap Sumi sambil undur diri.
Mendengar apa yang di katakan Sumi Yura kembali merasakan jantungnya yang berdetak dengan kencang, tangannya pun gemetar.
Jangankan membayangkan apa yang akan terjadi padanya. Membayangkan wajah Leon yang garang dan bengis saja ia sudah memejamkan mata karena ketakutan.
Suara langkah kaki terdengar menghampiri pintu kamarnya. Yura menutup matanya sambil menggigit bibir bagian bawahnya.
Hampir saja ia menjerit karena ketakutan akan sosok yang kini menghampirinya.
Kreak... pintu kamar dibuka.
Jantung Yura berdetak semakin kencang, benturan keras dari sol sepatu semakin membuat tubuhnya kaku tak bergerak.
Duar, pintu seperti dibanting dengan keras, seketika Yura tersentak karena kaget.
Yura mencoba memberanikan diri menoleh ke arah suara, untuk memastikan siapa yang menghampirinya.
Ketika Yura menoleh, kedua netra mereka saling bertentangan selama beberapa saat. Dua orang tersebut bergeming dengan pikirannya masing-masing.
Apa yang terjadi selanjutnya.
Next episode ya guys. Jangan lupa dukungannya biar author semangat crazy up 🥰🥰🥰🌹