NovelToon NovelToon
Istri Kedua Tuan Mafia

Istri Kedua Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:15.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Qinan

Mengisahkan Mafia yang jatuh cinta pada seorang gadis meski ia telah menikah dengan wanita lain, berbagai upaya ia tempuh agar gadis itu menjadi miliknya meski harus memaksanya menjadi istri keduanya sekalipun.

Luka dan air mata tentu akan mengiringi perjalanan kisah mereka yang tak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part~3

Merry yang sedang memegang senjata api terus saja melangkah menaiki beberapa anak tangga menuju teras rumahnya, gadis itu nampak waspada dengan melirik ke kanan dan kirinya.

Baru menginjakkan kakinya di terasnya Merry langsung terkejut saat melihat beberapa mayat tak di kenal sudah terkapar di sana.

"A-apa yang sebenarnya terjadi ?" Merry mulai berkeringat dingin, sepanjang hidupnya baru kali ini ia melihat peristiwa mengerikan seperti ini.

Meski sebelumnya ayahnya selalu mengingatkan tentang sebuah bahaya, tapi ia tak menyangka akan secepat ini dan bahkan di rumahnya sendiri.

Karena khawatir dengan kedua orang tuanya, Merry langsung melangkahi beberapa mayat yang menghalangi jalannya dan sesampainya di ambang pintu ia melihat kedua orang tuanya sedang di tawan oleh beberapa orang yang sama sekali tidak ia kenal.

Mereka semua nampak mengangkat senjatanya tepat ke arah kedua orangtuanya yang berada di tengah-tengah mereka.

Dan dalam hitungan detik kedua orang tuanya sudah terkapar di lantai, entah siapa yang menjadi pelaku penembakan tapi ia melihat jelas wajah satu orang yang mungkin akan ia ingat sepanjang hidupnya.

"Daddy, Mommy." Merry berteriak seraya mengarahkan senjata apinya, namun belum sempat melesatkan pelurunya tiba-tiba seseorang membekap gadis itu dari belakang dan setelah itu Merry tak sadarkan diri.

Malam harinya...

Merry nampak mengerjapkan matanya dan kepalanya sedikit pusing karena pengaruh obat bius yang di gunakan untuk melumpuhkannya tadi, seiring kesadarannya yang mulai kembali ia mulai mengingat serangkaian kejadian yang terjadi sebelum ia tak sadarkan diri.

"Daddy, Mommy." teriaknya saat mengingat bagaimana beberapa orang yang sama sekali tak ia kenal telah tega membantai kedua orang tuanya dengan sadis.

"Tidak, mereka tidak boleh meninggal." Merry mulai menangis histeris.

"Aku akan membalas dendam pada mereka semua." gumam Merry, ia mengingat ada sekitar tujuh orang yang mengarahkan senjatanya pada orang tuanya dan ia bertekad akan menghabisi mereka semua.

Setelah tangisnya reda gadis itu beranjak dari ranjangnya, matanya nampak waspada menatap sekelilingnya.

Sebuah kamar mewah yang sama sekali tidak ia kenal, namun ia tak peduli. Ia harus segera pergi dari sana dan memastikan bagaimana keadaan orang tuanya.

Jika mereka sudah meninggalkan maka ia ingin melihat jasadnya untuk terakhir kalinya.

Sementara itu di ruangan lain terlihat seorang pria sedang duduk dengan gagah di kursi kerja kebesarannya.

Pria itu nampak menembak beberapa kali foto seseorang yang terpatri di dinding depannya hingga hancur tak berbentuk.

"Tuan." sapa seseorang yang baru saja masuk, namun sang tuan terus saja melesatkan pelurunya hingga tak bersisa.

"Maaf tuan saya datang terlambat." James terlihat berantakan dengan kemeja penuh noda darah, matanya nampak menatap bingkai foto yang baru saja terjatuh setelah tuannya itu melesatkan peluru terakhirnya.

Di atas meja tuannya itu nampak beberapa senjata api tertata rapi di sana.

"Apa sudah kamu bereskan mayat-mayat mereka ?" William menoleh menatap asistennya itu.

"Sudah tuan dan saya pastikan pihak berwajib tidak akan bisa mengendus peristiwa tadi sore." sahut James meyakinkan.

"Bagus." William mengangguk-anggukkan kepalanya, segala sepak terjangnya selalu berhubungan dengan dunia hitam dan ia paling malas berurusan dengan polisi.

Tak berapa lama tiba-tiba pintu ruangan kerjanya di buka dengan kasar.

"Siapa kamu? Kenapa kamu menculikku ?" teriak Merry saat melihat William, gadis itu nampak melangkahkan kakinya mendekati pria itu.

"Nona, bersikaplah sopan pada tuan William !!" teriak James yang tak terima saat gadis belia itu berteriak pada tuannya.

Saat melihat James, Merry langsung menghentikan langkahnya.

"Kamu ?" hardiknya menatap James, gadis itu nampak tak percaya saat melihat pria itu.

"Bukankah kamu pria itu, kamu kan yang menembak Daddy dan Mommy ku ?" tuduh Merry, masih sangat jelas dalam ingatannya jika pria di hadapannya itu adalah salah satu dari mereka yang ia lihat telah menembak kedua orang tuanya tadi sore.

Mendengar ucapan gadis belia itu James dan William nampak saling melirik.

"Nona, anda....." James menjeda ucapannya saat Merry menyela perkataannya.

"Kalian adalah pembunuh." pekik Merry menatap James dan William bergantian.

Kemudian Merry melangkah mendekati meja William dan tanpa pria itu sangka gadis itu dengan cepat mengambil sebuah senjata api yang ada di atas meja lalu mengarahkan padanya.

"Katakan di mana Mommy dan Daddy ku ?" teriak Merry seraya menarik pelatuk senjata apinya dan bersiap melepaskan pelurunya ke arah William.

William yang sedang duduk di kursinya nampak santai, pria itu seakan tak terancam saat sebuah senjata api siap menghabisinya kapan pun.

"Apa kamu melihat saya membunuh orang tuamu ?" ucap William dengan nada dingin, tatapannya tajam ke arah gadis belia yang sedang menodongkan senjata api ke arahnya itu.

"Aku tidak melihatmu tapi aku melihat dia menembak Daddy, pasti kamu yang sudah menyuruhnya kan ?" tuding Merry dengan berteriak menatap James dan William bergantian.

"Jauhkan senjatamu, karena itu hanya akan melukaimu." ucap William lagi-lagi dengan nada dingin namun itu justru membuat Merry semakin bersemangat untuk melepaskan tembakannya.

"Tidak akan, kamu harus mati di tanganku." Merry langsung melepaskan pelatuk senjata apinya dan bersamaan itu James juga melesatkan pelurunya hingga senjata yang Merry pegang terpental jauh.

"Tuan, anda baik-baik saja ?" James nampak khawatir saat lengan tuanya itu mengucur darah segar.

Sementara Merry langsung di tangkap oleh beberapa bodyguard yang baru masuk saat mendengar suara keributan di ruangan tuannya.

"Dasar bajingan, kenapa kau tidak mati saja." teriak Merry menatap tajam William.

"Bawa gadis itu ke kamarnya dan jangan biarkan berkeliaran !!" perintah William pada para bodyguardnya.

Setelah Merry di bawa pergi oleh anak buahnya, William nampak melepaskan kemejanya lalu mengikat lengannya yang terluka dengan kain.

"Beruntung peluru hanya sedikit mengenai kulit anda tuan, lagipula kenapa anda membiarkan gadis itu menembak anda ?" ucap James seraya mengikat kain di lengan tuannya itu.

"Aku sudah menghindar James, tapi aku juga ingin melihat seberapa ahli gadis itu menggunakan senjata." sahut William dengan wajah meringis saat merasakan nyeri di lengannya.

"Dan anda sudah tahu sekarang ?" James nampak geleng-geleng kepala.

"9 dari 10 dan mulai sekarang kamu harus lebih waspada lagi." ujar William sambil terkekeh.

"Anda seperti memelihara monster kecil, tuan." ucap James.

"Dan monster kecil itu akan menjadi nyonyamu." sahut William yang langsung membuat James yang sedang memungut peluru di lantai nampak melebarkan matanya.

"Jadi anda sudah memutuskannya ?" tanyanya dengan serius.

"Hm." William mengangguk pelan.

"Anda benar-benar memberikan saya pekerjaan tambahan." ucap James setengah menggerutu.

"Itu gunanya aku membayar mu mahal James dan mulai sekarang sterilkan tempat ini dari benda tajam, karena bisa saja monster kecil itu tiba-tiba akan memangsamu." imbuh William seraya beranjak dari duduknya lalu melangkahkan kakinya keluar meninggalkan asistennya itu.

Beberapa saat kemudian Merry nampak protes saat beberapa pelayan memakaikan gaun pengantin padanya.

"Tolong patuhlah nona, kalau tidak tuan bisa menghabisi kami." mohon seorang pelayan paruh baya saat Merry menolak mengenakan pakaian tersebut.

"Benar nona." ucap pelayan satunya lagi yang langsung di angguki oleh yang lain.

"Aku tidak mau menikah dengan bajingan itu." Merry bersikeras menolak.

Tak berapa lama kemudian William masuk ke dalam kamar tersebut dan berjalan mendekati gadis belia yang sepertinya baru usai membersihkan dirinya atau lebih tepatnya di paksa untuk membersihkan tubuhnya.

"Patuh atau mereka semua akan saya habisi di depanmu sekarang juga." lirih William tepat di telinga Merry yang sontak membuat gadis itu berbalik badan menatapnya.

1
Atik
Luar biasa
Atik
Lumayan
Nelly Defia
Luar biasa
Nelly Defia
Lumayan
Bzaa
kayaknya Ariel segera launching 🤣.
aku baca novelmu dr mulai hai suami, stlh itu baru baca yg lainnya.. jdinya menyambungkan sendiri,
bagusnya novelmu gampang di pahami, jdi gak perlu mikir buat sambung menyambung kannya🤣.
sehat dan sukses sll ya tor 😘😘
Imas Masripah
mungkinkah Merry cinta pertama Wiliam,dulu Wiliam pernah jatuh cinta tp Merry masih bocil 🤔
Juniati Paslah
semangat Thor ku suka karya -karyamu
Yulvita Darnel
aku suka ceritanya, alur ceritanya mudah dipahami.
QueenBee
Kalimat andalan, udah muak aku dengernya🐽
Yulvita Darnel
mungkin anak yang dikandung Grace anaknya nick
meira
menggengam rindu novel yang aku baca pertama kali,,,aku inget kisah martin dan sera karena martin yang membawa kabur sera keluar negeru untuk memulai hidup baru dan sera yang bertobat karena martin yang tulus
Tia Umar
Celindet hamil anaknya marcoplo
Tia Umar
🤣🤣🤣
Tia Umar
Grace ada main sama Nick
Tia Umar
Martin agoiss

suatu saat nanti akan menyesal😣
Sri Wahyuni
meleleh
Yoas Romualdes
Buruk
Rita dunggio
mantap thor
Malikh Atun
Luar biasa
mini89
merry anaknya bunda sera ???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!