NovelToon NovelToon
Marry me, Brother

Marry me, Brother

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta setelah menikah / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Pengantin Pengganti / Dokter Genius / Beda Usia / Romansa
Popularitas:435.8k
Nilai: 5
Nama Author: Astuty Nuraeni

Berawal dari niat balas dendam kepada mantan tunangannya, membuat Indhi terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan kakak angkatnya.

Tanpa di sangka, pernikahan tersebut justru memberinya kehidupan baru yang di penuhi oleh kasih. Ketulusan cinta dari sang kakak akhirnya membawa Indhi melabuhkan hatinya kepada pria yang 26 tahun terakhir telah menjadi kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astuty Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa kau mencintaiku?

"Kau sudah gila?" Ucap Arum dengan mata melotot, dia sungguh tak percaya dengan cerita yang di sampaikan oleh Dita.

Indhi menarik kursi yang berada di dekat meja riasnya dan membawanya ke dekat ranjang, ia duduk berhadapan dengan kedua sahabatnya. Indhi menunduk, ia tak tau harus dari mana ia menceritakan mengenai keputusan gilanya. 

"Tunggu disini sebentar, aku akan memanggil kak Ega, kita akan membahas ini bersama, kalian bisa kembali mengataiku gila setelah aku menceritakan semuanya!" Ujar Indhi datar, ia lalu berdiri dan berjalan menuju pintu keluar. Indhi mencari keberadaan Ega, ia turun ke bawah dan melihat kakaknya sedang menata makanan di meja makan

"Kak," panggil Indhi. Ega menaruh piringnya dan menoleh.

"Kau butuh sesuatu?" Tanya Ega, ia lalu mendekati Indhi yang berdiri di dekat tangga.

"Ikutlah ke kamar, aku akan menjelaskan semuanya!" Jelas Indhi, ia lalu naik dan di ikuti Ega di belakangnya.

Indhi kembali ke dalam kamarnya, sementara Ega mengekor di belakang Indhi, ia kembali melirik Dita yang duduk di tepi ranjang lalu duduk di sofa yang tak jauh dari tempat tidur Indhi. 

Indhi kembali duduk, ia menatap kedua sahabatnya bergantian, lalu ia juga menatap Ega. Indhi menarik nafas panjang, sungguh ia membutuhkan banyak energi hanya untuk bercerita.

"Beberapa hari yang lalu aku datang ke rumah Dokter Ilham, aku sengaja tak memberitahunya karena ingin membuat kejutan, namun ternyata justru aku yang mendapat kejutan besar," Indhi memulai ceritanya, kedua tangannya yang berkeringat saling meremas.

"Kalian ingat wanita gila yang sudah membunuh kak Zean, wanita itu pula yang sudah menghancurkan rumah tangga kedua orang tuaku?" Indhi melayangkan pertanyaan, kedua sahabatnya mengangguk pelan, meskipun kejadiannya sudah lebih dari empat tahun yang lalu namun mereka tak akan melupakan hari itu, hari dimana Indhi menggila dan hampir membunuh wanita yang sudah menabrak kekasihnya hingga tewas.

"Rum, apa kamu ingat? Saat Dokter Ilham melamarku, kamu mengatakan jika adiknya sangat mirip denganku?" Indhi kini menatap Arum dan matanya mulai berembun.

"Ya aku sangat ingat, dia memang sangat mirip denganmu," jawab Arum dengan yakin.

"Karena dia adik tiriku!" Terang Indhi dengan suara bergetar.

"Apa?" Seru Arum, Dita dan Ega secara bersamaan, ketiganya sangat terkejut mendengar penuturan Indhi.

"Jika dia adik tirimu, berarti dia anak dari wanita gila itu, dia juga adik Dokter Ilham, jadi Dokter Ilham adalah?" Ujar Arum menerka-nerka.

"Ya, Dokter Ilham adalah anak pertama dari wanita gila itu sebelum menikah dengan ayahku," Indhi mengiyakan dugaan Arum.

Arum dan Dita menutup mulutnya saking tak percaya, bagaiman mungkin takdir sekejam itu kepada Indhi, setelah ia akhirnya berani keluar dari rasa sakitnya, Tuhan kembali memberinya luka di bekas luka lamanya.

"Bagaimana bisa kebetulan ini terjadi?" Dita menatap Indhi iba.

"Ini bukan kebetulan, Dokter Ilham memang sengaja mendekatiku, dia tau jika ibunya telah mengancurkan hidupku dan juga keluargaku, katanya dia ingin menebus kesalahan ibunya dengan menjagaku, niatnya menikahiku bukan karena cinta, tapi karena rasa kasihan dan aku tidak sudi mendapat belas kasih darinya!"

Arum dan Dita tak mampu berkata-kata lagi, apa yang di lakukan Dokter Ilham sungguh sangat keterlaluan, mereka berdua akhirnya memeluk erat Indhi, mencoba memberi kekuatan untuk sahabatnya. Buliran air mata Indhi semakin deras, ia sudah tak bisa menahannya lagi, ia kembali terisak di pelukan kedua sahabatnya. Setelah Indhi tenang, mereka mengurai pelukan mereka. 

"Lalu kenapa kamu mengajak kak Ega menikah?" Tanya Arum penasaran, ia melirik Ega dan Dita secara bergantian. Arum adalah satu-satunya orang yang tau mengenai hubungan mereka di masa lalu, ia juga tau jika Dita masih sangat menyukai Ega.

"Aku nggak mau dia berbelas kasih padaku Rum, aku juga nggak mungkin membatalkan pernikahan ini, aku memutuskan untuk membalasnya, aku ingin dia tau bagaimana rasanya sakit hati!" Ujar Indhi seraya menahan amarahnya.

"Tapi apakah harus kak Ega, dia kakakmu." Dita akhirnya berani bersuara meskipun dengan bibir bergetar.

Arum menepuk punggung Dita, sungguh ia tau apa yang sedang di rasakan Dita sekarang.

Indhi menoleh, ia menatap Ega sekilas lalu kembali menatap kedua sahabatnya. "Karena hanya kak Ega yang tulus menyayangiku."

Ega tak berbicara sedikitpun, rasa sakit yang Indhi rasakan seakan tersalur kepadanya emosinya membuncah saat mendengar siapa Dokter Ilham sesungguhnya, jika bisa ia ingin mendatangi Dokter Ilham sekarang dan memberinya pelajaran karena telah menyakiti adik tersayangnya. Hingga kedua sahabat Indhi pergi, Ega masih duduk di sofa, dia tak beranjak sesikitpun.

Setelah mengantar kedua temannya pulang, Indhi kembali ke kamarnya, ia melihat Ega masih duduk di tempatnya, dengan ragu Indhi duduk di sebelah Ega.

"Kamu yakin akan menikah dengan kakak?" Tanya Ega dengan suara parau.

"Hem," jawab Indhi singkat.

"Pernikahan bukanlah lelucon Ndi, pertimbangkan lagi. Bagaimana kalau kamu batalkan saja pernikahannya!" Ega memberikan usul kepada Indhi, namun gadis itu segera menggeleng.

"Aku tidak mau membuat ibu malu kak!"

"Tapi bagaimana kita akan memberi tahu ibu jika kita menikah?" Ega mulai frustasi.

Indhi diam sejenak, ia lupa memikirkan alasan apa yang akan ia sampaikan kepada ibunya.

"Bilang saja kita saling mencintai kak," tutur Indhi seraya menatap kakaknya.

"Apa kau mencintaiku?" Tanya Ega tiba-tiba membuat Indhi terkejut mendengarnya.

Indhi diam sesaat, ia menunduk lemah, pertanyaan Ega sungguh menusuk hatinya.

Indhi menggeleng lemah. "Tapi aku akan berusaha mencintai kakak, aku sangat menyayangi kakak sebagai kakakku, lalu apa susahnya merubah rasa sayang itu menjadi rasa cinta!" Imbuhnya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tidak mau bermain rumah-rumahan bersamamu Ndi, kakak mohon, fikirkan lagi keputusan gilamu itu!" Ega masih belum setuju dengan keputusan Indhi.

"Rumah-rumahan? Aku mengajak kakak untuk menikah bukan bermain kak?"

"Kau saja tak mencintaiku, lalu bagaimana rumah tangga kita nanti?"

"Sudah ku katakan sebelumnya kak, aku akan belajar mencintai kakak."

"Aku tak yakin akan itu." Ega meragukan ucapan Indhi, ia bangun dari duduknya dan berdiri di depan Indhi. "Fikirkan lagi, kakak tidak mau kamu menyesal nantinya!" Seru Ega, ia lalu melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Ega menghentikan langkahnya saat dua tangan mungil melingkar di pinggangnya, ia terkejut karena tiba-tiba Indhi memeluknya dari belakang.

"Aku mohon kak, hanya kakak yang bisa membantuku, bantu aku kak, aku sangat sakit hati saat Dokter Ilham mengasihaniku!" Pinta Indhi dengan suara bergetar, ia kembali menangis di punggung Ega.

Ega melepaskan kedua tangan Indhi, ia memutar tubuhnya sehingga keduanya saling berhadapan. Ega menyeka air mata Indhi dengan lembut lalu menatap wajah sedih sang adik.

"Kamu yakin?" Ega mengulangi pertanyaannya, ia hanya takut Indhi akan menyesal suatu hari nanti.

"Aku yakin kak!" Ucap Indhi, kepalanya menengadah ke atas sehingga ia bisa menatap Ega yang juga tengah menatapnya.

"Kau yakin tidak akan menyesal? Kakak tidak akan melepaskanmu begitu kita menikah nanti, kau tau kakak  sangat mencintaimu sejak dulu."

Indhi hanya diam, ia tak menjawab pertanyaan Ega. Emosi yang menguasainya sungguh tak membuatnya berfikir panjang, akankah dia bisa mencintai Ega, mungkikah mereka bisa membangun rumah tangga yang bahagia?

"Kakak tidak yakin, lebih baik urungkan niatmu itu, kakak tidak akan menikah denganmu!"

Ega menatap nanar adiknya, hatinya sungguh sakit tapi entah apa penyebabnya. Saat ia akan pergi, lagi-lagi Indhi membuatnya terkejut. Bibir kenyal Indhi kembali menyentuh bibirnya. Sebuah kecupan kembali Indhi berikan kepadanya.

"Aku bahkan bisa mencium kakak sekarang, aku yakin aku bisa mencintai kakak suatu saat nanti, jadi aku mohon kak, menikahlah denganku!"

Entah karena terbawa suasana atau Ega sudah kehilangan kendalinya, dengan cepat ia menarik tengkuk Indhi dan menciumnya, saat bibir Indhi terbuka, Ega dengan leluasa mengeksplore rongga mulut Indhi dengan lidahnya. Begitupun dengan Indhi, ciuman lembut Ega mampu membuatnya terlena, ia mengalungkan kedua tangannya di leher Ega, ia mulai membalas tautan lidah Ega, lidah mereka saling membelit dan menyecap satu sama lain. Malam ini keduanya lupa jika belasan tahun lalu mereka adalah sepasang kakak dan adik.

BERSAMBUNG...

1
SLina
jd kalau ada y tergeletak di jln dibiarin begitu saja dok?
tdk dibawa kerumah skt?
SLina: tdk semua daerah dpt dijangkau ambulans
Astuty Nuraeni: tlp ambulans dulu,
total 2 replies
Indah Rianti
Luar biasa
Ira
m
Yulia Lilis
kasian Ega
Kusii Yaati
untung nggak salah lubang ya ga soalnya sambil merem mainnya😜😂
Kusii Yaati
aq tdk tahu di sini siapa yg hrs di salahkan indhi atau Ilham...dan kenapa hrs Ega yg jadi korbanya!!!😞
Astuty Nuraeni: asal jangan nyalahin aku ya kak😀😀😀😀😀
total 1 replies
Alline Tanjung
luar biasa
ayu nuraini maulina
biasa nya cwo yg sering nyosor ini cwe yg nyosor duluan🤭🤭
ayu nuraini maulina
semangat mas bro
ayu nuraini maulina
bukan jdhnya
Nur Haya
aq salut Ama author selain bikin cerita yg menarik ada pengalaman jg d dapat 👍 untuk kita para pembaca
Astuty Nuraeni: makasih supportnya kak♥️
total 1 replies
desita
👍
Yusi Lestari
tak terasa sudah tamat cerita.lanjut cerita selanjutnya thoorrr
Yusi Lestari
sungguh besar perjuangan seorang ibu yg rela merasakan sakit demi bisa melahirkan putra putri mereka
Yusi Lestari
bagus Indhi memang seorang dokter tidak boleh egois mementingkan diri sendiri
Yusi Lestari
jadi kangen sama almarhum Zean😭
Astuty Nuraeni: iya kak Aamiin
Yusi Lestari: iya Nuri semoga Zean bahagia disana😊
total 3 replies
Yusi Lestari
pasti itu Samuel adiknya Zean
Yusi Lestari
innalillahi wainna ilaihi rojiun selamat jalan tuan hendrawan keinginanmu untuk mendapatkan maaf dari Ega sudah terkabul😭
Yusi Lestari
setelah cerita Ega dan Indhi selesai langsung meluncur ke novel ini thoorr
Yusi Lestari
semoga dg kejadian ini Ega bisa memaafkan pak hendrawan dan hubungan mereka kembali membaik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!