NovelToon NovelToon
Pengantin Bayangan

Pengantin Bayangan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Cinta Paksa
Popularitas:920.8k
Nilai: 5
Nama Author: sushanty areta

Sebuah permintaan mengejutkan dari Maria, mama Paramitha yang sedang sakit untuk menikahi Elang, kakak kandungnya yang tinggal di London membuat keduanya menjerit histeris. Bagaimana bisa seorang ibu menyuruh sesama saudara untuk menikah? padahal ini bukan jaman nabi Adam dan Hawa yang terpaksa menikahkan anak-anak kandung mereka karena tidak ada jodoh yang lain. Apa yang bisa kakak beradik itu dilakukan jika Abimanyu, sang papa juga mendukung penuh kemauan istrinya? Siapa juga yang harus dipercaya oleh Mitha tentang statusnya? kedua orang tuanya ataukah Elang yang selalu mengatakan jika dirinya adalah anak haram.

Mampukah Elang dan Mitha bertahan dalam pernikahan untuk mewujudkan bayangan dan angan-angan kedua orang tuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sushanty areta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anggrek

Suasana bandara yang ramai tak menyurutkan jari jemari seorang gadis cantik berambut kecoklatan untuk terus membalas chat beberapa teman kerjanya. Dia yang semula tidak enak hati karena tidak masuk kerja secara tiba-tiba hari itu menjadi lebih tenang saat membalas chat mereka yang bekerja satu shift dengannya.

"Mitha...sini." panggil seorang pria paruh baya yang serta merta merangkul bahunya dan mengajak mendekati pintu keluar.

Abimanyu sang papa masih mengedarkan pandangannya, meneliti satu persatu penumpang yang baru turun dari pesawat hingga tatapannya tertumbuk pada seorang pria bertubuh tinggi dalam balutan jaket biru tua.

"Elang." panggilnya membuat pria muda yang tadinya akan belok ke arah kanan menjadi berjalan lurus mendekati mereka. Pemuda bernama Elang itu menyeret koper besarnya dengan langkah panjang lalu memeluk sang papa erat.

"Bagaimana kabar papa?" tanyanya lembut. Abimanyu menepuk bahu putranya bangga. Sang anak malah berpostur melebihi dia sekarang.

"Papa baik. Hmmm...ini adikmu. Paramitha." Elang menatap Mitha yang jadi salah tingkah dan mengulurkan tangan kanannya dengan sedikit gemetar. Takut tak mendapat respon yang baik dari sang kakak yang terasa sangat asing dimatanya.

"Ha...hai kak..."

Sama seperti dugaanya, Elang tak menanggapi uluran tangan itu dan memilih memeluk pundak sang papa agar segera menuju pintu keluar tempat pak Jaya sopir keluarga mereka menunggu. Tiba-tiba hati Mitha menciut. Ya Tuhan, jangankan saling bersalaman, menjawab sapaannya saja tidak. Apa ini pria yang dipilih orang tuanya untuk menjadi pendampingnya? dingin..sama seperti saat dia masih belia dulu. Elang bahkan tak pernah mengacuhkannya. Tentu saja Elang bukan kriteria kakak yang baik saat itu, sama saat sekarang...dia bukan kriteria suami terbaik baginya seperti perkataan papa mamanya.

Jika sekarang Mitha cukup tau alasan Elang acuh padanya, bagaimana dengan yang dulu? sedangkan baik dulu ataupun sekarang dia merasa tak pernah berbuat salah pada kakaknya itu. Jangankan berbuat salah, mendekat saja dia tak pernah.

Siapapun pasti akan bersikap sama seperti yang Elang lakukan jika mereka berada diposisinya saat ini. Mana ada anak pria yang sudah matang dan mapan pula, mau dijodohkan dengan adik kandungnya sendiri? Ayolah ..ini bukan jaman para Fir'aun yang diharuskan menikahi saudarinya sendiri untuk mempertahankan darah keturunan. Jika kebiasaan itu terus lestari, berapa banyak bayi seperti fir'aun Tutankhamun yang menderita kelaianan genetik atau keturunan ratu Victoria yang menjadi carier penyakit hemofilia dan menurunkannya pada anak cucunya. Intinya pernikahan sedarah tidak boleh terjadi karena akan lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya.

Mitha kembali tidak mengerti pada jalan pikiran kedua orang tuanya. Mereka adalah orang-orang terpelajar yang tentu tau apa akibat pernikahan sedarah yang mereka rencanakan. Tidakkah mereka takut jika nanti akan berimbas pada cucu-cucu mereka?

"Jalan pak." perintah Abi pada sang sopir saat mereka sudah masuk ke dalam mobil. Mitha berinisiatif duduk di depan menemani pak Jaya karena tak ingin kembali bersikap canggung saat ada diantara papa dan kakak dinginnya itu.

Sepanjang jalan pulang, Elang dan Abi tak henti-hentinya berbincang dan menunjukkan tempat-tempat baru pada putra tersayangnya itu. Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat untuk Elang meninggalkan Jakarta. Selama kurun waktu itu, sudah banyak bangunan baru yang mengubah wajah sang ibu kota hingga dia sedikit lupa. Tak satupun mereka melibatkan Mitha dalam percakapan mereka. Anak bapak itu terasa seperti sesama teman pria yang sedang kongkow menghabiskan waktu dan menikmati dunianya sendiri.

"Ehm..pa, bisa kita berhenti sebentar di depan? ada sesuatu yang mau Mitha beli." Sela Mitha dengan wajah berbinar. Beberapa meter didepan mereka terlhat penjual bunga warna warni yang menarik mata.

"Baiklah. Tapi jangan lama-lama Mith. Kasihan kakakmu. Dia pasti sangat capek." ingat Abi pada Mitha karena tau pasti kebisaan putrinya juga istri tersayangnya saat bertandang ke toko bunga. Ibu dan anak itu akan lupa waktu karenanya. Segera Mitha melingkarkan telunjuk dan jempolnya membentuk kode oke sebelum turun dari mobil dan setengah berlari kesana. Abi hanya menggelengkan kepalanya, sedang Elang hanya menatap tajam kepergian sang adik dengan raut aneh.

"Adikmu memang begitu Lang."

"hmmmm." hanya itu yang keluar dari tenggorokan Elang. Selebihnya dia melihat kedepan, arah dimana Mitha sibuk memilih deretan anggrek cantik berwarna ungu yang berjajar rapi disana.

"Dia masih seperti yang dulu." gumamnya pelan, namun masih bisa di dengar sang papa.

"Dia tidak berubah Lang. Hanya wajah dan badannya saja yang berbeda. Tapi kau harus mengakui jika adikmu adalah gadis yang cantik. Mamamu tak salah pilih." sekilas Elang melihat wajah papanya yang juga memperhatikan Mitha dari kaca depan dengan senyum lebar.

"Tapi Elang tidak bisa mencintainya pa."

"Kan belum dicoba? nanti juga terbiasa. Tidak sulit mencintai Mitha Lang. Dia gadis yang baik dan tumbuh sesuai didikan mamamu. Selain cantik, dia juga rajin dan penurut. Boleh dibilang, Mitha tipe menantu idaman kami."

"Terserah kalian." hanya jawaban itu yang keluar dari bibir Elang. Setelahnya, pria blasreran Inggris itu memilih diam dan mengalihkan pandangannya pada tempat lain. Jengah dengan pembicaraan mengenai Mitha, calon menantu dan pernikahan.

Mitha masuk sambil menenteng sebuah anggrek ditangannya. Wajahnya sangat riang dengan senyum berseri.

"Buat mama lagi?" tanya Abi saat anak gadisnya sudah masuk sempurna ke dalam mobil. Abi tau pasti jika anggrek adalah bunga kesayangan istrinya karena varian bunga itu terpajang rapi ditaman rumah mereka. Mithalah yang merawatnya pasca Maria sakit.

Mitha hanya mengangguk.

"Mama pasti suka. Ini varian baru pa." ujarnya bersemangat seraya mengelus bunga itu penuh kelembutan.

"Buang-buang uang saja." sergah Elang dingin. Abi maupun Mitha terkejut melihat reaksinya yang terkesan berlebihan. Bukankah Mitha hanya membeli sebuah anggrek di kios pinggir jalan dan bukannya barang mahal di mall?

"Ini tidak mahal kak. Lagian mama suka." bela Mitha tak terima.

"Tetap saja kau membuang uang untuk sampah. Dasar anak manja. Taunya hanya menghabiskan uang orang tua."

"Elang!!!" bentak sang papa tidak suka. Sepertinya memang Elang sangat berlebihan.

"Sudahlah pa, maaf kalau Mitha membuat kakak marah. Lain kali Mitha tidak akan beli beginian lagi." Perasaan Abi menghangat. Mitha benar-benar sangat dewasa di usianya yang sekarang. Putri cantiknya itu selalu saja tak segan mengalah entah itu diposisi dia benar atau salah. Diapun juga tak enggan minta maaf duluan. Sikap yang sangat berbanding terbalik dengan Elang. Padahal baru semalam putrinya itu bilang tidak mau menikah dengan Elang, tapi justru sekarang dia bersikap lebih dewasa dari Elang.

"

1
Santi
Luar biasa
Ds Phone
bahagia sampai lupa kawan
Ds Phone
apa kah dapat
Ds Phone
dah laki bini pangil yang manis aja
Ds Phone
muking betul dia cinta sama kamu
Ds Phone
nemang halal
Ds Phone
dah jadi laki apa lagi jalan terus
Ds Phone
nikah secara paksa
Ds Phone
betul betul jadi
Ds Phone
semua nya main paksa
Ds Phone
gila tu orang
Ds Phone
marah lah tu
Ds Phone
kawan baik nya
Ds Phone
bahagia sangat lah tu
Ds Phone
berita gembira tu
Ds Phone
ada ada aja yang nak di gaduh kan
Ds Phone
ya betul tu baik di lepas kan
Ds Phone
ada aja meraka ni
Ds Phone
sedih tak habis
Ds Phone
memang itu ke bahagian nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!