" Dia tidak mencintaimu, dia mencintaiku. Dia tidak ingin menikahi mu, akulah satu-satunya wanita yang ingin dia cintai. Kami saling mencintai, tapi karena beberapa hal kami belum bisa mewujudkan mimpi kami, berhentilah untuk menolak percaya, kami sungguh saling mencintai hingga nafas kami berdua amat sesak saat kami tidak bisa bersama meski kami berada di ruang yang sama. " Begitulah barusan kalimat yang keluar dari bibir indah wanita cantik berusia tiga puluh tahun itu. Tatapan matanya nampak begitu sendu dan ya tega mengatakan apa yang baru saja dia katakan. Rasanya ingin marah Ana mendengarnya, tapi bisa apa dia karena nyatanya memang begitu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Setelah menunggu lama, akhirnya Soraya kembali ke rumah dengan wajah berbinar. Dia langsung memeluk Kendra dan mengecup kedua pipi pria itu, lalu beralih mengecup pipi kanan Ana seperti putrinya sendiri. Sungguh sangat tidak tahu diri bukan? Seharian melakukan hubungan badan dengan pria diluar sana, berselingkuh dengan begitu menggebu-gebu, lalu kembali ke rumah seperti tidak pernah ada perbuatan menjijikan yang baru saja terjadi.
" Maaf aku terlambat pulang, seharian aku bertemu dengan temanku, lalu pulangnya aku menjenguk Ibu karena dia bilang sedang tidak enak badan. "
Berbeda dengan Ana yang enggan untuk menanggapi, Kendra justru dengan cepat tersenyum, dia mengangguk seraya meraih tangan Soraya dan membawanya untuk duduk bergabung agar bisa segera makan malam bersama.
" Tidak apa-apa sayang, duduklah dan makan dengan baik, kau lapar kan? " Ucap Kendra yang selalu bersikap lembut dan perhatian seperti biasanya.
Ana, gadis itu hanya bisa menatap pilu. Ayahnya begitu mencintai Ibu tirinya, tapi kenapa malah dikhianati begitu saja? Jika dari segi fisik, Ayahnya jelas amat tampan, dan juga memiliki bentuk tubuh yang bagus. Mungkin Ayahnya bukan golongan orang yang sangat kaya, tapi percayalah bahwa Ayahnya adalah pria yang bertanggung jawab, dia selalu mengutamakan kepentingan putri juga istrinya.
" Sayang, besok kita pergi berdua ya? " Ajak Kendra.
Soraya memaksakan senyumnya.
" Tapi Ibuku sedang tidak enak badan, bagaimana kalau lusa saja? "
Kendra terdiam, bagaimana mungkin jadi lusa? Besok adalah hari ulang tahun Soraya, jadi dia benar-benar ingin merayakan bersama dengan Soraya. Maklum saja, hampir setiap tahun Soraya beralasan ingin merayakan ulang tahun bersama keluarganya.
Ana menghela nafas, seperti dugaannya. Tahun kemarin juga bilang ingin merayakan ulang tahun bersama orang tuanya, tapi saat Ana tidak sengaja bertemu dengan orang tua Soraya mereka malah menitipkan pesan bahwa mereka merindukan Soraya, dan meminta untuk datang tahun depan bersama dengan Kendra di hari ulang tahunnya.
" Ibu, aku jadi berpikir kalau Ibu tidak cinta Ayah, soalnya Ibu selalu menolak bersama dengan Ayah. " Ujar Ana sengaja menyindir agar sesekali menghargai Ayahnya yang sudah begitu baik dan lembut padanya.
Soraya sempat terkejut memang mendengar ucapan Ana, tapi untuk menutupi kebenarannya, dia mulai berakting dengan tertawa kecil.
" Jangan bicara aneh seperti itu, Ana. Mana mungkin tidak ada cinta? Ayahmu sangat baik, jadi aku tidak mungkin tidak cinta, iyakan Sayang? " Soraya meraih tangan Kendra, tersenyum dengan begitu manis membuat Kendra tak kuasa untuk tak mengangguk. Mungkin itu memang berpengaruh kepada Ayahnya, tapi Ana malah menjadi semakin membenci Ibu tirinya itu.
Ternyata ada yang benar-benar bisa berakting sebaik dia?
Setelah makan malam selesai, Ana masuk ke kamarnya, dan kembali memikirkan bagaimana caranya menyelesaikan masalah ini? Benar, hubungan percintaan Antara Ayah dan juga istrinya adalah urusan mereka, tapi siapa yang akan terima jika Ayah kandungnya mencintai wanita yang salah? Jika masalah kekurangan dan ego mungkin adalah hal biasa, tapi perselingkuhan? Jelas itu adalah hal yang paling menyakitkan dalam sebuah hubungan.
Ana meraih ponselnya, dia meminta temannya yang memiliki kakak sebagai detektif untuk mencari tahu tentang pria yang sudah dia kirimkan photo nya beberapa saat lalu. Masih harus menunggu, minimal dua hari, tapi karena Ana tak bisa menahan selama itu, dia mulai mengincar ponsel Soraya. Memang belum tahu bagaimana caranya untuk mendapatkan ponsel milik Soraya, tapi yang jelas ponsel itu memiliki banyak informasi tentang siapa pria yang menjadi selingkuhan nya.
" Ah, aku tahu! " Ucap Ana, lalu segera kembali menghubungi sahabatnya, dia meminta untuk bicara langsung dengan kakaknya, lalu memohon agar di ajarkan bagaimana caranya menyadap ponsel tanpa di sadari oleh pemilik nya. Awalnya jelas dia menolak karena melanggar peraturan dan hukum. Tapi karena Ana terus merengek dan memohon, Ana juga menjanjikan uang yang lumayan, pada akhirnya dia mengajari Ana bagaimana caranya. Ana dengan sigap mencatat semua yang di ajarkan oleh kakak dari sahabatnya. Setelah itu dia menghafalkan dengan benar step by step karena tidak ingin gagal dalam menjalankan misinya. Setelah dia hafal, segera dia keluar dari kamar. Ah, tapi dia melupakan sesuatu, jadi dia dengan segera kembali masuk ke dalam kamar.
Brak!
Ana membanting ponselnya untuk beralasan. Iya, sayang juga sih, tapi mau bagaimana lagi? Ini juga demi kelangsungan kebahagiaan Ayahnya. Setelah itu, Ana keluar dari kamar untuk menemui Soraya. Ah, benar-benar sangat kebetulan, karena ternyata Soraya sedang berada di ruang tengah, mungkin dia baru saja menghubungi selingkuhannya karena dia membawa ponsel di tangannya.
" Ibu! " Panggil Ana, lalu segera dia berjalan mendekat.
" Ana, ada apa? "
" Ibu, boleh pinjam ponsel tidak? " Ana menunjukkan ponselnya yang hancur agar Suaranya gak merasa curiga.
" Ya ampun! Ada apa dengan ponselmu? Ibu kan baru membelinya sebulan yang lalu? "
Ana sebentar terdiam menunjukkan wajah bersalahnya.
" Maaf, Ibu. Tadi aku niatnya ingin berphoto, tapi tidak sengaja tersenggol lemari, dan jatuh seperti ini. "
Soraya menghela nafas, sebenarnya memang sayang sekali karena ponsel yang digunakan Ana kan memang ponsel keluaran terbaru, harganya yang sangat mahal tentu membuatnya berpikir ulang untuk membelikannya lagi meksipun yang itu juga dari Kendra.
" Ya sudah, tapi Ibu kirim pesan kepada teman Ibu dulu ya? Soalnya Ibu lupa mengabari kalau besok Ibu tidak bisa pergi reonian. " Ana tersenyum, lalu mengangguk.
Reoni dengan selingkuhan mu kah?
Setelah beberapa saat, Soraya menyerahkan ponselnya kepada Ana, dan tentu saja semua pesan mesranya bersama dengan Jordan sudah di hapus bersih. Ana berpura-pura untung menghubungi seseorang setelah menekan bagian-bagian mana saja yang dibutuhkan untuk menyadap ponsel Soraya. Sungguh tidak curiga sama sekali, Soraya yang sudah merasa aman karena telah menghapus semua bukti, dia juga sudah mengirim pesan kepada Jordan agar tidak menghubunginya dulu. Nyatanya, Ana sudah berhasil melajukan apa yang ingin dia lakukan, untuk berjaga-jaga dia sengaja menghubungi sahabatnya agar tak terlihat bohong.
" Ibu, ini ponselnya. Aku sudah selesai, terimakasih ya? " Ucap Ana seraya menyerahkan ponsel milik Soraya dengan hati-hati.
Soraya tersenyum, dia menerima ponsel itu tanpa ada sedikitpun perasaan curiga.
" Tidurlah sana, besok harus kuliah kan? " Ucap Soraya penuh perhatian.
" Iya, aku masuk ke kamar dulu ya Bu? " Ucapan Ana barusan mendapat anggukan dari Soraya.
Sesampainya di dalam kamar, Ana segera membuka laptopnya, menghubungkan dengan ponsel Soraya guna mengetahui apa yang sedang dia cari.
" Nicholas Jordan? " Gumam Ana begitu mengetahui nama pria yang menjadi selingkuhan Ibu tirinya itu. Karena tidak tahu bagaimana mencari tahu lebih banyak tentang pria itu, segera Ana menghubungkan kepada Kaka dari sahabatnya.
" Aku tidak akan membiarkan kalian menyakiti Ayahku. " Gumam Ana penuh keyakinan.
Bersambung.
..maaf Thor AQ tinggal dulu ya sebenarnya suka tp masih kurang greget