Mencintai seseorang merupakan suatu fitrah yang berasal dari diri sendiri. Bentuk ungkapan kasih sayang terhadap lingkungan, benda maupun antar manusia. Tidak ada yang melarang jika kita mencintai orang lain, namun apa jadinya jika perasaan itu bersemi dan melabuhkan hati kepada seseorang yang sudah memiliki pasangan?
Ameera Chantika, seorang mahasiswa semester akhir berusia 21 tahun harus terjebak cinta segitiga dimana ia menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan rumah tangga. Ia mencintai seorang pria bernama Mark Pieter.
Akibat sebuah kecelakaan, memaksa gadis itu menerima pertanggung jawaban dari Mark seorang pria yang sudah merenggut kesuciannya. Hingga suatu hari Ameera mendapati sebuah kenyataan pahit yang membuatnya harus ikhlas menjadi istri kedua tanpa dicintai suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SUDAH JATUH TERTIMPA TANGGA
Ameera panik karena saat ini mata indah berwarna coklat milik Mark menatapnya dengan tajam. Pria itu mencengkram kedua lengan Ameera dan mengikatnya menggunakan dasi.
Mark melepaskan ikat pinggang dan seluruh pakaiannya tanpa tersisa, dengan napas tersengal-sengal ia melepaskan rok dan blouse milik Ameera. Pria itu mencium bibir Ameera dengan rakus dan memberikan kiss mark dileher dan punggung. Tubuh mulus Ameera kini tertutupi oleh kiss mark yang diberikan oleh pria itu.
"Tuan, tolong jangan lakukan ini," Ameera berusaha berontak tapi sia-sia karena tenaga Mark begitu kuat.
"Diam!" teriak Mark, pria itu dengan buas menerkam kembali tubuh Ameera.
Beberapa menit kemudian, Mark berhasil merebut kesucian gadis itu secara paksa.
Ameera tak menyangka bahwa Mark tega merampas mahkota yang ia jaga selama ini. Gadis itu menangis tersendu-sendu mengingat kejadiaan naas yang menimpanya.
Sejak saat itu, Ameera berubah menjadi gadis pemurung dan menutup diri dengan lingkungan. Hingga suatu hari, ia harus menerima kenyataan bahwa saat ini didalam rahimnya tumbuh seorang malaikat kecil. Gadis itu bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, ia tidak mungkin tega melenyapkan janin yang baru saja tumbuh dalam rahimnya dengan terpaksa Ameera memberitahu Mark bahwa saat ini ada nyawa lain didalam perutnya.
"Tuan, ada yang ingin saya bicarakan dengan anda." ucap Ameera, ia sengaja menemui atasannya untuk memberi kabar kehamilannya.
"Cepat katakan, ada apa?" Jawab Mark dingin.
"Saya hamil," ucap Ameera singkat.
"Kamu serius?"
"Iya tuan, kata dokter sudah memasuki usia kandungan empat minggu," lanjut gadis itu.
Mata Mark berbinar-binar, membayangkan bahwa di dalam rahim Ameera tumbuh calon anaknya.
"Jika tuan tidak ingin bertanggung jawab, saya akan menggugurkannya."
"Tidak, jangan gugurkan anak itu."
"Saya akan bertanggung jawab tapi pernikahan kita akan dilakukan secara siri."
"Kenapa secara siri tuan?" Tanya Ameera heran.
"Sudah, jangan banyak tanya!"
Selang tiga hari kemudian, Mark dan Ameera melangsungkan pernikahan secara siri. Pernikahan itu hanya dihadiri oleh kedua orang tua Ameera, Joe dan ketua RT setempat. Di hadapan penghulu, Mark dengan lantang mengucapkan ijab qabul dan mereka pun resmi menjadi suami istri.
***
Waktu berlalu dengan begitu cepat, kini Ameera dan teman-teman sudah terbiasa dengan aturan dan cara kerja yang diterapkan oleh perusahaan. Mereka mengerjakan semua pekerjaan dengan suka cita, performa kelima mahasiswa magang tersebut bisa diacungi jempol bahkan Mark selaku CEO perusahaan sangat puas dengan kinerja Ameera dan kawan-kawan.
Siang itu, sebuah mobil mewah berwarna hitam baru saja berhenti di depan pintu masuk perusahaan. Seorang wanita cantik berparas rupawan bak seperti Dewi Aphrodite yang diyakini oleh orang Yunani merupakan dewi tercantik dalam mitologi Yunani. Rambut panjang lurus dengan model poni layer tepat dibawah dagu menciptakan wajah anggun dan di bagian ujung rambut dibuat bergelombang membuat penampilan wanita itu begitu menawan. Para karyawan perusahaan begitu terpesona dengan kedatangan wanita itu yang tak lain adalah Stevanie, istri dari CEO PT Indah Sentosa.
Kabar pernikahan siri antara Mark dengan Ameera terdengar sampai ke telinga Stevanie, istri pertama Mark. Ia begitu marah karena secara diam-diam suaminya sudah menikah lagi dengan wanita lain dibelakangnya. Amarah wanita itu semakin menjadi-jadi tatkala mengetahui bahwa saat ini madunya tengah mengandung buah cinta mereka, membuatnya semakin membenci dan ingin rasanya melenyapkan Ameera berserta kandungannya.
"Selamat siang nyonya," sapa security yang bertugas menjaga pintu masuk perusahaan.
"Hu'um," jawab wanita itu singkat.
Stevanie mendekati meja resepsionis.
"Aku ingin bertemu suamiku!" Ucap wanita itu kesal.
"Tuan Mark ada di ruangan, nyonya. Silakan masuk."
Tanpa menunggu lama, Stevanie langsung menaiki lift menuju ruangan CEO tempat suaminya menghabiskan waktu mengurusi perusahaan.
"Mas!" Ucap Stevanie saat kaki jenjangnya memasuki ruangan.
"Sayang, tumben main ke kantor," Mark memberikan kecupan hangat di kening istrinya.
"Kenapa kamu menikah lagi dibelakangku?" Stevanie bertolak pinggang.
"Kamu tahu dari mana berita itu?" Tanya Mark gugup.
"Tidak penting, cepat jawab pertanyaanku!"
"Aku menikahi gadis itu karena saat ini ia sedang berbadan dua. Satu bulan lalu akibat obat perangsang aku merebut kesuciannya secara paksa."
"Apa?"
"Lantas kenapa kamu tidak memberitahuku!" Stevanie menjatuhkan tubuhnya secara kasar ke atas sofa.
"Aku belum siap sayang. Ku mohon, tolong maafkan aku." Mark berjongkok dan menggenggam tangan istrinya.
"Baiklah, aku akan memaafkanmu tapi janji jangan buat kesalahan lagi."
"Tentu sayang."
Mark memeluk erat tubuh Stevanie.
Saat keduanya asyik bercumbu, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Di luar sana seorang gadis muda tengah berdiri membawa dua buah dokumen kerjasama yang harus ditanda tangani oleh Mark.
"Permisi tuan, ini dokumen yang anda minta." ucap Ameera lembut.
Stevanie menunjukan sikap tidak sukanya terhadap gadis itu. Ia memperhatikan penampilan Ameera dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Wanita itu iri dengan bentuk tubuh dan kecantikan Ameera, walau tanpa polesan tebal namun kecantikannya begitu alami
"Oh, jadi kamu istri kedua suami saya," ucap Stevanie penuh nada sindiran.
"Maaf nyonya, apa anda berbicara kepada saya?"
"Kamu pikir saya berbicara kepada siapa?"
"Tunggu, istri kedua. Maksud anda....?"
"Perkenalkan, saya Stevanie Pieter. Istri sah bosmu!"
Jleger!
Ibarat mendengar gemuruh petir di siang bolong, kabar itu begitu tiba-tiba membuat tubuh Ameera melemas seketika. Kakinya seolah tak mampu menopang beban tubuh, ia menyentuh meja kerja Mark dan perlahan-lahan duduk di kursi.
"Kamu pikir suami saya masih single!" Tanya Stevanie sinis.
"Asal kamu tahu, statusmu tidak lebih dari istri siri Tuan Mark jadi jangan harap akan mendapatkan sebagian harta dari penghasilan perusahaan ini."
"Lagipula, Tuan Mark tidak akan sudi menikahimu jika di dalam perutmu tidak ada calon anaknya!"
"Dia menikahimu demi bayi itu!"
"Cinta dan kasih sayang Tuan Mark hanya untuk saya seorang."
Stevanie berdiri dengan angkuh di depan meja kerja suaminya. Ia begitu geram melihat istri kedua suaminya, saat masih berada dirumah, wanita itu sudah merencanakan sebuah rencana besar untuk mencelakai Ameera dan bayi dalam kandungannya, karena Stevanie tidak sudi jika harus berbagi suami dengan wanita lain. Apalagi harus berbagi cinta dan kasih sayang yang sebelumnya hanya untuknya seorang namun kini posisi Stevanie dalam hati Mark terancam akibat kehadiran orang ketiga dalam rumah tangganya.
"Sudah sayang, jangan kamu lampiaskan kemarahanmu kepada Ameera. Kasihan bayi dalam kandungannya. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada calon anakku."
Mark menyentuh pundak istrinya, mencoba membujuk agar wanita itu tidak marah lagi kepada Ameera.
"Baik, aku tidak akan memarahinya lagi tapi dengan satu syarat. Kamu harus makan siang bersamaku."
"Tentu saja!" ucap Mark.
"Bagus, akhirnya rencana pertamaku untuk mencelakai gadis ini beserta janinnya berjalan lancar. Dengan aku memarahinya, maka mental dan jiwanya terganggu dan itu akan berakibat buruk terhadap kandungannya," ucap Stevanie dalam hati.
"Selamat Menikmati"