Tidak mudah hamil di usia muda, apalagi jika itu kembar lima. itu lah yang dirasakan oleh Alya, setelah orang tua nya meninggal, mahkota Alya di ambil oleh orang yang tidak ia kenal sehingga ia hamil.
Bagaimana Alya menjalani kehidupan nya itu?
Silahkan pada mampir siapa tau suka kan,
jangan lupa like komen dan vote nya yaa makasih
Follow Instagram author
@mawarjk_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Jk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
Hai semuanya
Budayakan like sebelum membaca ya
...taypo bertebaran......
...Happy reading...
.......
.......
Gara sampai di Makassar pada malam hari, ia memutuskan untuk menemui Alya dan anak-anaknya besok mengingat itu membuat Gara semakin tidak sabaran untuk bertemu mereka
Skip
Keesokan harinya Gara dengan semangat bersiap bertemu dengan Alya serta putra putranya, ia akan cepat kesana sebelum mereka pergi ke toko
Gara mengendarai mobil dengan kecepatan sedang hingga ia sampai di depan kontrakan Alya
"Loh pak Gara" Aira yang baru saja akan berangkat ke kuliah
"Baru mau berangkat Ra" tanya Gara basa basi
"Iya pak saya baru mau berangkat" jawab Aira
"Jangan panggil pak, kakak aja biar lebih enak"
"Ah iya kak"
"Yaudah aku berangkat ya kak, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Saat Gara melihat kepergian Aira Gara mendengar teriakan
"ANAK ANAK AYO CEPAT, NANTI TELAT LOH"
"IYA MA"
Mendengar itu entah mengapa hati Gara menjadi tak karuan, ia berjalan hingga ia sampai di teras dan mengetuk pintu
Tok tok tok
Clek
"Eh pak Gara" ucap Alya yang sedikit kaget kedatangan Gara yang tiba-tiba di pagi hari
"Boleh saya masuk" kata Gara dengan senyum manisnya membuat Alya tertegun sejenak dan kembali sadar
"Eh iya pak silahkan" ujar Alya sopan
Saat Gara baru saja mendaratkan bokongnya di kursi Argan dan adik-adik nya datang degan pakaian sekolah lengkap
"Om Gara" pekik Arkan dan Alfan dan berhambur ke pelukan Gara, Gara tentu saja membalas pelukan nya dengan senang hati
Sedangkan Argan, Afkan dan Arsan hanya menatap mereka dengan datar
"Om Gara ko baru datang kesini, Om gak datang waktu Arkan pulang" ujar Arkan
"Maaf ya sayang belakangan ini Om sangat sibuk di kantor" ucap Gara seraya mengelus surai Arkan dan Alfan
Arkan dan Alfan hanya mengangguk menanggapi nya
"Gini saya ingin bicara empat sama sama kamu Al, apa kamu ada waktu" tanya Gara
"Iya pak, Anak-anak kalian keluar tunggu Mama di teras ya Mama mau bicara sebentar sama Om Gara" ucap Alya kepada anak-anaknya
"Iya Ma" lima 'A'keluar meninggalkan Alya dan Gara disana
"Saya langsung ke inti saja. Apakah kamu tau siapa ayah dari anak anak mu?" tanya Gara
"Y...ya saya tahu"
"Apa boleh saya mengetahui siapa nama nya?"
"A..anda tidak perlu tau pak, ini masalah pribadi saya" ucap Alya, rasa nya Alya ingin pergi begitu saja dari hadapan Gara sekarang juga
"Apa benar kalau mereka anak-anak ku?" ucap mampu membuat Alya menegang seketika
"Bu..bukan mereka bukan anak anda" bantah Alya
"Apa Tante Diana sudah memberitahukan Gara" benak Alya
"Bagaimana kalau saya bilang kalau, saya sudah melakukan tes DNA" ujar Gara membuat Alya lagi lagi tidak bisa berkata apa-apa
"Apakah benar?" tanya Gara lagi
"Iya benar mereka anak anda" ucap Alya cepat
"Sekarang anda sudah mendapatkan jawaban nya jadi silahkan pergi dari sini" usir Alya secara halus
"Ta-" sebelum Gara menyelesaikan ucapannya
"Ja..jadi ayah kami adalah Om Gara" ujar Alfan, ya mereka berlima mendengar apa Alya dan Gara bicarakan. Bukan semua nya hanya saat Alya mengatakan yang sebenarnya
"Alfan" lirih Alya
"Iya nak ini Papa" ujar Gara, Gara merentangkan kedua tangannya bermaksud agar mereka memeluk Gara
Gara menatap Argan Dan Arsan yang menatap nya dengan tatapan yang datar, dingin dan tajam melihat itu membuat hati Gara sesak. Tapi tiba tiba saja Gara merasakan pelukan dari sampai
Gara melihat siapa yang memeluk nya ternyata dia Arkan, memang dari semua saudara nya hanya Arkan lah yang sangat sangat ingin memiliki sosok ayah
Meskipun Alfan juga begitu tapi perasaan Arkan lah yang begitu besar "Papa hiks" lirih Arkan dan menangis dalam pelukan sang ayah yang selama bertahun-tahun ia rindukan
"Iya sayang" ucap Gara pelan mengerat pelukannya begitupun dengan Arkan yang seakan-akan tiada hari esok lagi untuk mereka
Alya tak kuasa lagi menahan tangis nya melihat anaknya itu, selama ini ia merasa anak bahagia tampak sosok ayah di sisi mereka, Alya berfikir bahwa dengan dirinya saja akan membuat anak nya bahagia tapi ternya tidak, anak nya juga sangat sangat menginginkan sosok ayah untuk mereka
"Maaf kan Mama nak hiks hik" Isak tangis Alya
Arsan mengepal tangan nya, ia berusaha menahan amarahnya saat ini ia sangat tidak suka melihat ibu dan adik nya menangis
Sedangkan Afkan ia masih diam mematung disana bersama dengan Alfan
"Alfan tidak mau memeluk Papa" ujar Gara setelah melepaskan pelukannya dari Arkan
1 detik
2 detik
3 detik
Dan bruk
Alfan langsung berhambur ke pelukan Gara dan meluapkan tangisan nya disana
"Huaa Papa hiks hiks Papa"
"Iya sayang hiks"
Gara pun tidak bisa menahan tangis haru nya saat ia memeluk anak kandung nya yang selama ini ia tidak ketahui
Argan mendekati Alya dan memeluk nya berniat untuk menenangkan nya "Ma.." ucap Argan pelan dan memeluk sang Mama
"Maaf Mama nak hiks hiks" ujar Alya membalas pelukan anak sulung nya
"Bukan salah Mama" kata Argan
"Argan gak suka liat air mata Mama keluar" ujar Argan, ia mengelus lembut pipi Alya menghapus jejak air mata nya
Arsan berjalan dan menarik kedua adik nya itu agar lepas dari pelukan Gara "Arkan, Alfan ayo" ujar Arsan menarik tangan sang adik
"Enggak kak Alfan masih masu sama Papa" tolak Alfan dan kembali memeluk Gara
"Alfan kakak bilang sudah" ucap Arsan menaikkan sedikit suara nya
"Enggak" Alfan yang keras kepala tidak mau melepaskan pelukannya dari sang ayah malahan ia tambah mengeratkan pelukannya
"ALFAN" bentak Arsan seketika suasana nya menjadi berubah
Alfan yang kaget bentakan sang kakak pun degan spontan melepaskan pelukannya dan menunduk ketakutan
"Arsan jangan membentak nya" ujar Argan, Arsan membuang nafas nya "Ayo" ucap Aran degan nada bicara yang seperti biasa dan Manarik kedua adiknya menjauh dari Gara
Sedangkan Gara nya sendiri ia terdiam ia tidak bisa mengeluarkan suara nya "Saya harap anda tidak lagi menampakkan diri anda di hadapan keluarga saya, karena saya masih menghormati anda sebagai pemimpin dari Gana dan juga orang yang membantu keluarga saya" ujar Argan mengusir Gara secara halus
Gara pun dengan berat hati keluar dari sana ia hanya akan memberikan waktu untuk anak-anak nya agar dapat menerimanya semu fakta ini
"Maaf kan Papa nak" lirih Gara dan meninggalkan kontrakan Alya
Bersambung.
Makasih atas dukungan nya...
Sampai jumpa di chapter selanjutnya.....
^^^Mawar Jk^^^
kata ada bodyguard bayang
tapi tolong tulis San yg byk typo secara sadar dan tdk di bagusin, apalagi yg salah tulisan tolong byk cari recommend buku2 utk nambah Ilham.....mu GKI. sekedar hiburan tp jgn bikin salah penulisan nya... Villa bukan Fila, itu sangat berbeda..dll lahh..ttp smgt utk berkarya 👍🏻💪🏻💪🏻💪🏻🌹🌹🌹