My Baby Boy 'A'

My Baby Boy 'A'

Chapter 1

Assalamualaikum semua

jumpa lagi di cerita aku yang baru semoga banyak yang suka yaa

...Happy reading...

.......

.......

.......

.......

.......

.......

Di sebuah rumah yang bisa di bilang besar terdengar suara tangisan yang mendengar nya pun rasanya ingin menangis juga.

"Hiks hiks Ibuuu kenapa Ibu ninggalin kita seperti ini Bu Yah hiks hiks." ucap gadis tersebut terisak-isak.

"Bu bangun Aira gak mau ditinggal sendirian kalau Ibu Ayah pergi Aira sendiri Bu!" ucap anak perempuan yang ada di sebelahnya.

Mendengar itu sang kakak segera memeluk adiknya dan berkata "Enggak sayang kamu gak sendirian kakak ada disini." ucap nya mencoba menenangkan sang adik, mendengar ucapan sang kakak sang adik pun tambah nangis.

"Kakak Alya jangan ninggalin Aira ya kak." kata sang adik yang bernama Aira itu.

"Iya sayang, kakak janji." ucap sang kakak yang bernama Alya dan langsung memeluk adiknya Aira.

Setelah orang tua nya di istirahatkan pada peristirahatan terakhirnya kedua kakak dan adik itu pulang dan duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong dengan mata yang terus mengeluarkan air.

"Kak kita sekarang bagaimana." tanya Aira.

"Kakak gak tau dek, sekarang kita jalanin aja dulu." ucap Alya dengan nada lemah.

"Bagaimana dengan perusahaan Ayah kak?" tanya Aira lagi.

"Kakak juga gak tau kamu taukan kakak baru aja lulus SMA dan kakak enggak tau apa-apa tentang perusahaan Ayah lalu kamu juga baru tamat SMP." jawab Alya.

"Iya juga ya kakak." ucap Aira pelan.

"Jadi rencana kakak kedepannya bagaimana mau lanjut sekolah atau apa enggak kak?" tanya Aira lagi.

"Kakak gak lanjut dek, tapi kamu harus melanjutkan sekolah kamu biar kakak yang urus semua nya kamu hanya harus tetap sekolah ok." jawab Alya.

"Ta-tapi kak."

"Udah kamu tenang aja ok."

"Ok." ucap Aira pasrah.

"Sekarang kamu masuk ke kamar dan istirahat besok kita ke makam Ayah sama Ibu ya."

"Iya kak."

Keesokan harinya Alya dan Aira pergi berziarah ke makam orang tua nya.

"Ayah Ibu, Ayah sama Ibu yang tenang ya disana Ayah sama Ibu gak usah khawatir insyaallah kita bisa jaga diri." ucap Alya sendari mengelus batu nisan orang tua nya.

"Ibu hiks Ayah hiks A-aira hiks Aira sekarang ikhlas Ibu sama Ayah doain kita ya semoga kita bisa menjalani hari-hari kita dengan baik." ujar Aira dengan isak tangis nya.

Mendengar itu Alya pun tersenyum dan memeluk adik nya "Udah kan? kita pulang sekarang yuk."

"Iya kak."

Satu Minggu telah berlalu kini kedua adik dan kakak itu telah kembali dengan aktivitas biasa nya, dan kini Alya mengurus perusahaan ayah di bantu dengan asisten sang ayah dulu sedangkan Aira sang adik telah masuk SMA.

"Dek Mbak sudah mengatur semuanya tapi kebanyakan orang telah mengajukan kerjasama membatalkan nya dengan alasan dia tidak ingin bangkrut karena bos sudah tiada." jelas sang sekertaris.

"Tapi kan mbak Alya yang akan ambil alih semuanya kenapa mereka membatalkan nya." tanya Alya heran.

"Karena mereka meragukan mu dek yang baru saja luluh dan tidak ada pengalaman sama sekali." ujar sang sekertaris.

"Huf, ok jadi sekarang bagaimana Mbak?" tanya Alya.

"Atas kejadian itu mereka ingin menarik saham karena proyek nya yang gagal." ujar sang sekertaris lagi.

Mendengar itu Alya terkejut dan berusaha untuk tetap tenang "Ok sekarang Mbak kembalikan saja uang mereka dan lunasi semua nya." ujar Alya.

"Baik dek tapi dengan begitu uang perusahaan akan habis dan mengakibatkan gaji karyawan bulan ini tidak akan bisa di bayar apalagi perusahaan ini baru berkembang akhir akhir ini." jelas sang sekertaris.

"J-jadi aku harus bagaimana mbak Alya pusing." ujarnya pelan menundukkan kepalanya menghadap meja dan menenggelamkan wajahnya disana.

"Mbak juga gak tau dalam kondisi ini bener bener kritis gak ada jalan keluar semua kontrak di tarik begitu saja." ujar sang sekertaris yang juga terlihat khawatir.

"Sekarang mbak kembalikan saja uang tebusan saham mereka dan soal gaji karyawan nanti aku yang cari jalan keluar nya." ucap Alya mantap menatap sang sekertaris untuk meyakinkan nya.

"Baiklah kalau begitu mbak permisi dulu." pamit nya.

"Bagaimana cara membayar gaji karyawan, perusahaan ayah sudah bangkrut dan hanya rumah yan-" ucap nya terpotong.

"Tunggu, rumah? bagaimana kalau aku menjual nya agar bisa membayar gaji karyawan." gumam nya.

"Ah enggak Al rumah itu peninggalan satu satu nya orang tua kamu." gumam nya lagi.

Setelah bergelut dengan pikirannya Alya memutuskan untuk pulang kerumahnya.

Satu bulan berlalu Alya sama sekali belum tau apa yang akan dia lakukan.

Drrp drrp

Suara dering hp mengalihkan pikiran nya, ia melihat nama kontak yang menelpon nya dan ternyata itu sekertaris Ayah.

"Iya halo Mbak."

"Dek bagaimana ini di sini para karyawan sudah pada demo menuntut hak mereka ada juga yang sudah memecahkan kaca bagaimana ini!?" tanya nya panik dari seberang sana.

"Apa!! o-ok mbak jangan panik Al-alya akan segera kesana." ujar Alya yang juga ikut panik tapi tetap berusaha untuk tenang.

"Iya cepetan ya dek."

"Iya mbak."

Tut.

"Bagaimana ini bagaimana, hah tidak ada cara lain selain selain menjual rumah ini." gumam nya.

"Ayah Ibu, maafkan Alya yang tidak bisa menjaga rumah ini, tapi Alya janji suatu saat nanti Alya akan menembus kembali rumah ini." ujar nya dalam hati.

Alya pun berangkat untuk pergi menjual rumah nya dan untung saja rumah tersebut langsung terjual di karenakan banyak yang mau membeli rumah saat ini dan itu membuat Alya sangat bersyukur karena kalau tidak, tidak tahu bagaimana nasibnya bersama adik nya nanti.

"Mbak uang nya sudah aku transfer ke rekening mbak ya, sekarang mbak tinggal bagi rata dan juga untuk Mbak, di sana juga udah ada uang pesangon para karyawan yaa meskipun tidak banyak." ujar Alya kepada sang sekertaris.

"Owh iya dek, tapi kamu dapat dari mana uang itu?" tanya sang Mbak sekertaris.

"Alya jual rumah Mbak, sekarang Mbak kasih hak mereka dulu sebelum mereka tambah murka." ucap Alya.

"Baiklah."

Huff.

Alya membuang nafas nya dengan kasar ia sangat lah pusing sekarang, ia sudah tidak mengkhawatirkan para pekerja Ayahnya tapi memikirkan rumah peninggalan orang tua nya dan juga adik nya, dimana nanti ia akan tinggal, bagaimana caranya mengambil alih rumah itu lagi, Alya sangat lah pusing!

Setelah kantor aman Alya pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

Rumah~

"Kak kakak dari mana saja." tanya Aira khawatir.

"Kakak dari kantor dek tadi karyawan pada demo menuntut hak mereka, kakak enggak punya pilihan selain menjual rumah ini dek." jawab Alya.

Mendengar itu Aira tampak terkejut "T-trus sekarang kita bagaimana kak?" tanya nya pelan.

"Sekarang kita beberes barang-barang kita dan kakak akan cari kontrakan, karena kita hanya dikasih waktu satu hari untuk membereskan barang kita." ucap Alya.

"Tapi kan kakak ini udah mau malam." kata Aira.

"Kakak tau tapi mau bagaimana lagi kalau kakak dapat kontrakan hari ini besok kita bisa ada arah untuk pergi dan tidak capek keliling dengan membawa barang untuk mencari kontrakan." jelas Alya.

"Iya juga ya, yaudah kakak hati-hati ya kakak."

"Iya dek kamu bereskan barang barang yang penting aja ya jangan lupa ke kamar Ayah sama Ibu." kata Alya.

"Iya kak."

"Kakak berangkat ya."

"Hati hati kak."

Di lain tempat terlihat seorang pemuda sedang mabuk tapi ia belum berhenti minum sama sekali hingga ada perempuan yang berbaju kurang bahan nan ketat menghampiri nya dan menawarkan minuman.

"Hai tuan, apakah anda mau minum lagi." tanya nya dengan suara menggoda.

Pemuda tersebut menoleh ia mengabaikan perempuan itu tapi ia tetap mengambil minuman tersebut dan meminum nya hingga tandas.

Melihat itu wanita itu pun tersenyum dan berucap di dalam hati 'kau milikku sekarang'

Tak berselang lama sang pemuda terlihat gelisah ada sesuatu yang aneh dalam dirinya nya 'apakah ia kebanyakan minum atau ada yang sengaja memberi obat perangsang dalam minuman tadi? Arghhh sial' ucap nya dalam hati sambil menggerutuk.

Dengan sigap ia pun bangkit dan keluar dari bar tersebut tapi langsung nya tertahan saat ada seseorang yang menarik tangan nya.

"Tuan ada mau kemana apakah ada yang bisa saya bantu ahh." ucap nya menggoda dan sengaja mendes*h untuk memancing sang pemuda karena ia tahu bahwa obat nya sudah berfungsi.

'Oh ****' ucap sang pemuda dalam hati dan langsung menghempaskan tangan perempuan itu, hal itu membuat perempuan tersebut terjatuh dan pria itu berjalan tergesa-gesa keluar dari sana menuju mobilnya.

Sial, seorang Gara di kasih obat perangsang oleh seorang ******? sialan gua gak akan membiarkan dia tenang arghhh ini sungguh menyiksa, gua harus menuntaskan nya dulu' getuk nya dalam hati.

Ya meskipun Gara senang ke bar tapi ia tidak pernah main dengan perempuan karena ia menghormati wanita, semabuk mabuk nya ia, ia akan tetap bisa menjaga kesadaran nya.

Bersambung.

Jangan lupa like dan komen nya♡

Terpopuler

Comments

Eni pua

Eni pua

mampir ya kak salam dari Istri Titipan Talak 3
like dan bunga ya kak

2022-05-28

1

Nathasya90

Nathasya90

mampir ya Thor,, semangat✊

2022-05-19

1

HIATUS....

HIATUS....

penebusan uang saham ya dek bukan donatur.. hehe koreksi dikit...

2021-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Pengumuman
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44 (kejutan untuk Alya)
46 Chapter 45 (Kejutan yang mengharukan)
47 Chapter 46 (kejutan yang mengharukan 2)
48 Chapter 47 (Kemiripan)
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50 (Pamit)
52 Chapter 51 (Hilang)
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Chapter 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
90 Chapter 89
91 Chapter 90
92 Chapter 91
93 Chapter 92
94 Chapter 93
95 Chapter 94
96 Chapter 95
97 Chapter 96
98 Chapter 97
99 Chapter 98
100 Chapter 99
101 Chapter 100
102 Chapter 101
103 Chapter 102 (End)
104 Lanjut, Chapter 103: Flashback
105 Chapter 104 S2
106 Chapter 105 S2
107 Chapter 106 S2
108 Chapter 107 S2
109 Sequel
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Pengumuman
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44 (kejutan untuk Alya)
46
Chapter 45 (Kejutan yang mengharukan)
47
Chapter 46 (kejutan yang mengharukan 2)
48
Chapter 47 (Kemiripan)
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50 (Pamit)
52
Chapter 51 (Hilang)
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Chapter 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88
90
Chapter 89
91
Chapter 90
92
Chapter 91
93
Chapter 92
94
Chapter 93
95
Chapter 94
96
Chapter 95
97
Chapter 96
98
Chapter 97
99
Chapter 98
100
Chapter 99
101
Chapter 100
102
Chapter 101
103
Chapter 102 (End)
104
Lanjut, Chapter 103: Flashback
105
Chapter 104 S2
106
Chapter 105 S2
107
Chapter 106 S2
108
Chapter 107 S2
109
Sequel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!