My Baby Boy 'A'
Assalamualaikum semua
jumpa lagi di cerita aku yang baru semoga banyak yang suka yaa
...Happy reading...
.......
.......
.......
.......
.......
.......
Di sebuah rumah yang bisa di bilang besar terdengar suara tangisan yang mendengar nya pun rasanya ingin menangis juga.
"Hiks hiks Ibuuu kenapa Ibu ninggalin kita seperti ini Bu Yah hiks hiks." ucap gadis tersebut terisak-isak.
"Bu bangun Aira gak mau ditinggal sendirian kalau Ibu Ayah pergi Aira sendiri Bu!" ucap anak perempuan yang ada di sebelahnya.
Mendengar itu sang kakak segera memeluk adiknya dan berkata "Enggak sayang kamu gak sendirian kakak ada disini." ucap nya mencoba menenangkan sang adik, mendengar ucapan sang kakak sang adik pun tambah nangis.
"Kakak Alya jangan ninggalin Aira ya kak." kata sang adik yang bernama Aira itu.
"Iya sayang, kakak janji." ucap sang kakak yang bernama Alya dan langsung memeluk adiknya Aira.
Setelah orang tua nya di istirahatkan pada peristirahatan terakhirnya kedua kakak dan adik itu pulang dan duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong dengan mata yang terus mengeluarkan air.
"Kak kita sekarang bagaimana." tanya Aira.
"Kakak gak tau dek, sekarang kita jalanin aja dulu." ucap Alya dengan nada lemah.
"Bagaimana dengan perusahaan Ayah kak?" tanya Aira lagi.
"Kakak juga gak tau kamu taukan kakak baru aja lulus SMA dan kakak enggak tau apa-apa tentang perusahaan Ayah lalu kamu juga baru tamat SMP." jawab Alya.
"Iya juga ya kakak." ucap Aira pelan.
"Jadi rencana kakak kedepannya bagaimana mau lanjut sekolah atau apa enggak kak?" tanya Aira lagi.
"Kakak gak lanjut dek, tapi kamu harus melanjutkan sekolah kamu biar kakak yang urus semua nya kamu hanya harus tetap sekolah ok." jawab Alya.
"Ta-tapi kak."
"Udah kamu tenang aja ok."
"Ok." ucap Aira pasrah.
"Sekarang kamu masuk ke kamar dan istirahat besok kita ke makam Ayah sama Ibu ya."
"Iya kak."
Keesokan harinya Alya dan Aira pergi berziarah ke makam orang tua nya.
"Ayah Ibu, Ayah sama Ibu yang tenang ya disana Ayah sama Ibu gak usah khawatir insyaallah kita bisa jaga diri." ucap Alya sendari mengelus batu nisan orang tua nya.
"Ibu hiks Ayah hiks A-aira hiks Aira sekarang ikhlas Ibu sama Ayah doain kita ya semoga kita bisa menjalani hari-hari kita dengan baik." ujar Aira dengan isak tangis nya.
Mendengar itu Alya pun tersenyum dan memeluk adik nya "Udah kan? kita pulang sekarang yuk."
"Iya kak."
Satu Minggu telah berlalu kini kedua adik dan kakak itu telah kembali dengan aktivitas biasa nya, dan kini Alya mengurus perusahaan ayah di bantu dengan asisten sang ayah dulu sedangkan Aira sang adik telah masuk SMA.
"Dek Mbak sudah mengatur semuanya tapi kebanyakan orang telah mengajukan kerjasama membatalkan nya dengan alasan dia tidak ingin bangkrut karena bos sudah tiada." jelas sang sekertaris.
"Tapi kan mbak Alya yang akan ambil alih semuanya kenapa mereka membatalkan nya." tanya Alya heran.
"Karena mereka meragukan mu dek yang baru saja luluh dan tidak ada pengalaman sama sekali." ujar sang sekertaris.
"Huf, ok jadi sekarang bagaimana Mbak?" tanya Alya.
"Atas kejadian itu mereka ingin menarik saham karena proyek nya yang gagal." ujar sang sekertaris lagi.
Mendengar itu Alya terkejut dan berusaha untuk tetap tenang "Ok sekarang Mbak kembalikan saja uang mereka dan lunasi semua nya." ujar Alya.
"Baik dek tapi dengan begitu uang perusahaan akan habis dan mengakibatkan gaji karyawan bulan ini tidak akan bisa di bayar apalagi perusahaan ini baru berkembang akhir akhir ini." jelas sang sekertaris.
"J-jadi aku harus bagaimana mbak Alya pusing." ujarnya pelan menundukkan kepalanya menghadap meja dan menenggelamkan wajahnya disana.
"Mbak juga gak tau dalam kondisi ini bener bener kritis gak ada jalan keluar semua kontrak di tarik begitu saja." ujar sang sekertaris yang juga terlihat khawatir.
"Sekarang mbak kembalikan saja uang tebusan saham mereka dan soal gaji karyawan nanti aku yang cari jalan keluar nya." ucap Alya mantap menatap sang sekertaris untuk meyakinkan nya.
"Baiklah kalau begitu mbak permisi dulu." pamit nya.
"Bagaimana cara membayar gaji karyawan, perusahaan ayah sudah bangkrut dan hanya rumah yan-" ucap nya terpotong.
"Tunggu, rumah? bagaimana kalau aku menjual nya agar bisa membayar gaji karyawan." gumam nya.
"Ah enggak Al rumah itu peninggalan satu satu nya orang tua kamu." gumam nya lagi.
Setelah bergelut dengan pikirannya Alya memutuskan untuk pulang kerumahnya.
Satu bulan berlalu Alya sama sekali belum tau apa yang akan dia lakukan.
Drrp drrp
Suara dering hp mengalihkan pikiran nya, ia melihat nama kontak yang menelpon nya dan ternyata itu sekertaris Ayah.
"Iya halo Mbak."
"Dek bagaimana ini di sini para karyawan sudah pada demo menuntut hak mereka ada juga yang sudah memecahkan kaca bagaimana ini!?" tanya nya panik dari seberang sana.
"Apa!! o-ok mbak jangan panik Al-alya akan segera kesana." ujar Alya yang juga ikut panik tapi tetap berusaha untuk tenang.
"Iya cepetan ya dek."
"Iya mbak."
Tut.
"Bagaimana ini bagaimana, hah tidak ada cara lain selain selain menjual rumah ini." gumam nya.
"Ayah Ibu, maafkan Alya yang tidak bisa menjaga rumah ini, tapi Alya janji suatu saat nanti Alya akan menembus kembali rumah ini." ujar nya dalam hati.
Alya pun berangkat untuk pergi menjual rumah nya dan untung saja rumah tersebut langsung terjual di karenakan banyak yang mau membeli rumah saat ini dan itu membuat Alya sangat bersyukur karena kalau tidak, tidak tahu bagaimana nasibnya bersama adik nya nanti.
"Mbak uang nya sudah aku transfer ke rekening mbak ya, sekarang mbak tinggal bagi rata dan juga untuk Mbak, di sana juga udah ada uang pesangon para karyawan yaa meskipun tidak banyak." ujar Alya kepada sang sekertaris.
"Owh iya dek, tapi kamu dapat dari mana uang itu?" tanya sang Mbak sekertaris.
"Alya jual rumah Mbak, sekarang Mbak kasih hak mereka dulu sebelum mereka tambah murka." ucap Alya.
"Baiklah."
Huff.
Alya membuang nafas nya dengan kasar ia sangat lah pusing sekarang, ia sudah tidak mengkhawatirkan para pekerja Ayahnya tapi memikirkan rumah peninggalan orang tua nya dan juga adik nya, dimana nanti ia akan tinggal, bagaimana caranya mengambil alih rumah itu lagi, Alya sangat lah pusing!
Setelah kantor aman Alya pun memutuskan untuk pulang ke rumah.
Rumah~
"Kak kakak dari mana saja." tanya Aira khawatir.
"Kakak dari kantor dek tadi karyawan pada demo menuntut hak mereka, kakak enggak punya pilihan selain menjual rumah ini dek." jawab Alya.
Mendengar itu Aira tampak terkejut "T-trus sekarang kita bagaimana kak?" tanya nya pelan.
"Sekarang kita beberes barang-barang kita dan kakak akan cari kontrakan, karena kita hanya dikasih waktu satu hari untuk membereskan barang kita." ucap Alya.
"Tapi kan kakak ini udah mau malam." kata Aira.
"Kakak tau tapi mau bagaimana lagi kalau kakak dapat kontrakan hari ini besok kita bisa ada arah untuk pergi dan tidak capek keliling dengan membawa barang untuk mencari kontrakan." jelas Alya.
"Iya juga ya, yaudah kakak hati-hati ya kakak."
"Iya dek kamu bereskan barang barang yang penting aja ya jangan lupa ke kamar Ayah sama Ibu." kata Alya.
"Iya kak."
"Kakak berangkat ya."
"Hati hati kak."
Di lain tempat terlihat seorang pemuda sedang mabuk tapi ia belum berhenti minum sama sekali hingga ada perempuan yang berbaju kurang bahan nan ketat menghampiri nya dan menawarkan minuman.
"Hai tuan, apakah anda mau minum lagi." tanya nya dengan suara menggoda.
Pemuda tersebut menoleh ia mengabaikan perempuan itu tapi ia tetap mengambil minuman tersebut dan meminum nya hingga tandas.
Melihat itu wanita itu pun tersenyum dan berucap di dalam hati 'kau milikku sekarang'
Tak berselang lama sang pemuda terlihat gelisah ada sesuatu yang aneh dalam dirinya nya 'apakah ia kebanyakan minum atau ada yang sengaja memberi obat perangsang dalam minuman tadi? Arghhh sial' ucap nya dalam hati sambil menggerutuk.
Dengan sigap ia pun bangkit dan keluar dari bar tersebut tapi langsung nya tertahan saat ada seseorang yang menarik tangan nya.
"Tuan ada mau kemana apakah ada yang bisa saya bantu ahh." ucap nya menggoda dan sengaja mendes*h untuk memancing sang pemuda karena ia tahu bahwa obat nya sudah berfungsi.
'Oh ****' ucap sang pemuda dalam hati dan langsung menghempaskan tangan perempuan itu, hal itu membuat perempuan tersebut terjatuh dan pria itu berjalan tergesa-gesa keluar dari sana menuju mobilnya.
Sial, seorang Gara di kasih obat perangsang oleh seorang ******? sialan gua gak akan membiarkan dia tenang arghhh ini sungguh menyiksa, gua harus menuntaskan nya dulu' getuk nya dalam hati.
Ya meskipun Gara senang ke bar tapi ia tidak pernah main dengan perempuan karena ia menghormati wanita, semabuk mabuk nya ia, ia akan tetap bisa menjaga kesadaran nya.
Bersambung.
Jangan lupa like dan komen nya♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Eni pua
mampir ya kak salam dari Istri Titipan Talak 3
like dan bunga ya kak
2022-05-28
1
Nathasya90
mampir ya Thor,, semangat✊
2022-05-19
1
HIATUS....
penebusan uang saham ya dek bukan donatur.. hehe koreksi dikit...
2021-06-23
0