Niana Lestari,gadis berusia 18 th terpaksa harus menerima perjodohan yang dibuat oleh almarhum sang kakek dengan anak dari anak angkat sang kakek.
Irlan Pratama,laki-laki berumur 26 th adalah laki-laki yang dijodohkan untuk Niana.
Apa yang terjadi setelah pernikahan mereka?
Mengapa mereka harus bercerai di usia pernikahan yang masih 3 bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"tolong kasih aku waktu kak untuk mempersiapkan hati ku." Kini Nia berbicara dengan sedikit tenang.
"aku juga harus terlihat kuat di hadapan mama papa,biar mama papa tidak terlalu menyalahkan kakak." lanjutnya.
"aku emang pantas disalahkan Nia karena udah buat putri mereka satu-satunya terluka. Padahal aku sudah berjanji pada papa untuk menjaga mu dan menyayangi mu seperti papa menjaga dan menyayangi mu." Irlan menghela nafasnya sebelum melanjutkan kata-katanya.
"aku harap kamu bisa mendapatkan laki-laki yang dengan tulus mencintai mu. Ingat Nia,kamu harus bisa menemukan orang yang cintanya pada mu lebih besar dari cintamu padanya." lanjut Irlan sambil mengusap puncak kepala Nia.
"kalau kita pisah,apa kakak akan menikah dengan dia?" tanya Nia penasaran
Irlan mengangguk.
"kak,bisakah kakak menikahinya setahun setelah kita pisah atau paling gak enam bulan. Aku takut hubungan keluarga kita memburuk kalau kita berpisah apalagi kalau sampai kakak langsung menikahi wanita itu setelah kita pisah. Jadi aku minta kasih jarak waktu lah kak,paling gak sampai papa bisa menerima perpisahan kita."
Irlan tampak memikirkan kata-kata Nia. Setelah dipikir-pikir kata-kata Nia ada benarnya juga. Dia akan memberi jarak waktu kalau dia ingin menikahi Melda. Sekaligus meyakinkan kedua orangtuanya kalau Melda adalah wanita pilihan hatinya.
Irlan mengangguk mengiyakan kata-kata Nia.
Lama Nia menangis di pelukan Irlan. Nia pun beranjak dari sofa ketika dia merasa sedikit lebih tenang.
"aku pulang" sambil beranjak dari sofa.
"aku antar." tawar Irlan.
"gak usah kak,aku naik taksi online aja." tolak Nia.
"Nia...." panggil Irlan saat istrinya sudah sampai didepan pintu hendak memutar handle pintu.
"iya." Nia menoleh.
"mulai nanti malam aku gak pulang ke rumah." kata Irlan yang berhasil membuat hati Nia semakin sesak.
Nia hanya menjawab dengan anggukan,hatinya terlalu sakit ingin sekali rasanya ia menangis meraung-raung di hadapan Irlan. Tapi ia sadar itu percuma karena hati Irlan tidak akan berubah.
Dia berpura-pura tegar agar Irlan tidak tau kalau sebenarnya dirinya sudah jatuh cinta kepada suaminya.
Nia bergegas keluar dari ruangan Irlan. Menahan bendungan air mata yang sebentar lagi jebol.
Begitu sampai di luar gedung Nia langsung menyetop taksi,didalam mobil Nia menangis sejadi-jadinya,membuat sang supir merasa iba.
"kalau beban eneng terlalu berat menangislah sepuasnya hari ini neng,tapi hari esok eneng harus seribu kali lebih kuat dari hari ini,supaya tidak ada lagi yang bisa menghancurkan hati eneng" petuah dari pak supir yang membuat Nia jadi tersadar bahwa hari esok ia harus menjadi sosok yang lebih kuat.
"makasih pak.." jawab Nia sambil mengusap air matanya.
"mati satu tumbuh seribu. Gak apa-apa dia kehilangan Irlan,tapi Nia yakin ada seribu laki-laki yang lebih baik dari Irlan akan mengejarnya." begitulah batin Nia memberi semangat untuk dirinya sendiri.
Nia sampai di rumahnya. Ingin rasanya ia keluar dari rumah ini,dan kembali ke rumah orangtuanya tapi itu tidak mungkin. Dia tidak ingin orangtuanya melihat keadaannya yang rapuh. Ia akan kembali ke rumah orangtuanya dan menceritakan keadaan rumah tangganya kepada orangtuanya disaat dirinya sudah terlihat tegar.
Nia masuk ke kamarnya,membaringkan tubuhnya yang lelah.
Sambil memakai earphone ia mendengar kan musik di hp nya.
jangan tanyakan perasaan ku
jika kau pun tak bisa beralih
dari masa lalu yang menghantui mu
karena ini sungguh tidak adil
bukan maksud ku menyakiti mu
namun tak mudah tuk melupakan
cerita panjang yang pernah aku lalui
tolong yakinkan saja ragu ku
pergi saja engkau pergi dari ku
biar ku bunuh perasaan untukmu
meski berat melangkah hatiku hanya tak siap terluka...
beri kisah kita sedikit waktu
semesta mengirim dirimu untuk ku
kita adalah rasa yang tepat diwaktu yang salah...
hidup memang sebuah pilihan
tapi hati bukan tuk dipilih
bila hanya setengah dirimu hadir
dan setengah lagi untuk dia.
Lagu dari fiersa basari menjadi pelengkap kepedihan hati Nia. Membuat Nia menumpahkan kembali air matanya.
Lama ia menangis akhirnya matanya terpejam.
Irlan melajukan mobilnya ke apartemen Melda,sesuai dengan kata-katanya mulai hari ini Irlan tidak pulang ke rumahnya.
Irlan lebih memilih tinggal bersama Melda. Dia berhenti di sebuah restoran untuk membeli makan malamnya dengan Melda.
Sampai lah Irlan di apartemen Melda. Dia tidak melihat Melda di setiap ruangan. Masuk lah Irlan ke dalam kamar,di dalam kamar atau kamar mandi pun tidak ada.
"kemana dia?" Irlan bertanya-tanya dalam hati karena Melda pun tidak bilang apa-apa padanya.
Irlan masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya.
20 menit kemudian Irlan keluar dari kamar mandi. Di lihatnya sekeliling Melda juga belum datang.
Irlan pun berlalu ke dapur,menyiapkan makanan yang tadi dia beli. Dia makan sendiri di meja makan.
Tiba-tiba dia teringat Nia,biasanya Nia selalu melayani mengambilkan makanannya. Belum sehari dia sudah merindukan kehangatan di meja makan.
Jam sudah menunjukkan pukul 1.30 subuh. Irlan yang menunggu Melda di ruang tamu terbangun mendengar pintu apartemen terbuka.
Irlan memperhatikan langkah Melda,dia berpakaian sangat seksi.
"dari mana kamu?" tanya Irlan ketika Melda melewatinya,sepertinya Melda tidak melihat keberadaan Irlan karena Irlan sengaja mematikan lampu ruang tamu.
"eehh..ada ayank...."jawab Melda cengengesan.
Dari nafas Melda bisa dipastikan kalau Melda mabuk.
"kamu habis dari club?" tanya Irlan selidik.
"issh kamu kayak wartawan aja,banyak tanya.." Melda langsung pergi ke kamarnya meninggalkan Irlan yang sedang kesal.
"MELDAAAAAA.." teriak Irlan yang sudah kesal dengan tingkah Melda.
Melda yang diteriaki tidak menggubris.
Irlan mengikuti Melda ke kamar. Menarik tangan Melda yang sudah membaringkan tubuhnya diatas ranjang.
"banguun!!!" Irlan menarik paksa tangan Melda.
"apaaaa siiiih!" Teriakan Melda tak kalah keras dari Irlan dan menepis tangan Irlan.
"aku tanya kamu habis dari club?" mencoba menurunkan suaranya.
"kalau iya kenapa hah? apa peduli loe!" bentak Melda.
"aku peduli lah,aku kan pacar kamu.."
"Cih...iya loe emang pacar gue,tapi loe suami orang!! itu sama aja gue simpenan loe!! Melda menunjuk-nunjuk dada Irlan.
"aku gak ngerasa kamu jadi simpenan aku kok,aku cinta kamu dan kamu tau itu."
"hahahahaha...kamu bilang cinta,kalau emang kamu cinta sama aku ceraikan istri kamu!!!" tantang Melda.
"Melda denger...." Irlan meraih tangan Melda dan membawanya ke dalam pelukannya.
"aku udah bicara sama Nia tentang hubungan kita. Nia pun sepakat untuk kami berpisah. Jadi please kasih aku waktu sedikit lagi.." lanjut Irlan sambil mengusap punggung Melda.
Melda yang mendengar kata-kata Irlan tersenyum penuh kemenangan. Dia mengangkat wajahnya melihat wajah Irlan.
"yes...aku menang..!!" batin Melda bersorak,ternyata Irlan lebih memilih dirinya.
Padahal sejak kejadian jari Irlan masuk ke miliknya beberapa bulan lalu dan Irlan menanyakan tentang keperawanan Melda.
Melda merasa Irlan berubah kepadanya. Irlan tidak lagi tiap hari mendatanginya. Irlan juga jarang menghubunginya duluan dan lebih sering dirinya yang menghubungi Irlan.
Pikiran Melda kalang kabut,takut hubungan Irlan dan istrinya membaik dan mereka tidur bersama. Yang berujung pada dirinya lah yang harus terdepak.
Tapi nyatanya ketakutannya tidak terbukti,Irlan lebih memilih dirinya sekalipun dirinya sudah tidak perawan lagi.
btw, kunjungi juga karyaku ya😁🙏🏻