Persahabatan dua generasi.
Antara seorang pemuda dengan seorang kakek tua pensiunan pegawai negeri.
Lucunya, sang kakek tidak mengetahui bahwa sahabatnya sebenarnya seorang CEO dari perusahaan terkenal.
Persahabatan yang telah terjalin beberapa tahu itu sangat terjalin erat hingga akhirnya, di penghujung akhir hayatnya, sang kakek meminta sahabatnya untuk menikahi cucu satu satunya.
Akankah sang CEO akan menuruti permintaan sahabatnya untuk menikahi cucunya yang ternyata adalah sekretaris yang bekerja dengannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tekad Nando..
Asha dan Devan saling berpandangan.
Nando melihat ekspresi wajah keduanya yang terlihat panik.
Melihat wajah Asha dan Direkturnya bergantian penuh tanda tanya.
"Apa tunangan Asha itu adalah anda..?" Nando memberanikan diri bertanya.
"Tentu saja bukan..." Asha segera menjawab dengan cepat, raut wajah panik semakin terlihat jelas sekarang.
Devan menghampiri Nando dengan santai, mengambil cincin di tangan asisten pribadinya, dan memasukkannya kembali kedalam dompetnya.
Setelah kembali memasukkan dompetnya, Devan melihat Nando di depannya.
"Bukan tunangan..tapi suami Asha.." Ucap Devan membuat tidak hanya Nando tapi juga Asha yang terkesiap kaget.
"Apa maksud anda..?" Tanya Nando dengan senyuman kecil yang dipaksakan, namun tak bisa menghilangkan wajahnya yang terlihat jelas masih syok.
"Saya dan Asha sudah menikah.." Jawab Devan lagi dengan santai, bahkan saking santainya Devan duduk di atas meja rapat di sampingnya sambil melipat kedua tangannya di dada.
Asha memejamkan matanya, menyesali perbuatan Devan yang memberitahu Nando pernikahan rahasia mereka.
"Sebaiknya kita tidak merahasiakan hal ini dari Nando.." Devan melihat Asha.
"Biarkan dia mengetahui pernikahan kita.."
Asha tidak menjawab, dia terlihat kesal dengan keputusan Devan yang memberitahu Nando semuanya.
Nando melihat Asha.
"Benarkah kalian sudah menikah..?"
Asha tidak menjawab, dia hanya menatap lekat wajah Nando, seakan memintanya untuk tidak memberitahukan semuanya kepada orang lain.
Dari tatapan wajahnya saja, Nando seakan mengetahui jawabannya.
Nando menundukkan kepalanya, bingung harus bereaksi seperti apa, haruskah dia memberi selamat kepada keduanya ditengah banyaknya pertanyaan di benaknya, intinya bagaimana mereka bisa menikah dan kapan pernikahan itu terjadi.
"Kami masih ingin merahasiakan pernikahan kami, kamu orang pertama dikantor yang mengetahuinya, jadi tolong jaga rahasia ini baik baik hingga nanti saatnya sudah telat kami mengumumkan pernikahan kami secara resmi.."
Nando segera mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali, memastikan bahwa dirinya akan menjaga rahasia ini.
"Saya akan menutup mulut saya.." Jawab Nando sembari memberi kode mengunci mulut dengan tangannya, sembari melihat Asha dan Devan bergantian.
"Baiklah..sekarang pergilah ke rumah sakit.." Devan berdiri dari duduknya.
"Hah..oh iya..baiklah.." Nando salah tingkah, dia langsung pergi meninggalkan ruangan rapat itu.
Asha terlihat akan pamit juga, tapi Devan dengan segera menarik tangan istrinya itu.
"Tunggu.." Ucap Devan dengan pelan.
Asha segera menepis tangan Devan.
"Nanti ada yang masuk.. " Ucap Asha sambil menundukkan wajahnya.
"Apa kamu marah..?" Tanya Devan melihat wajah Asha dengan lekat.
Asha menggelengkan kepalanya sambil terus menundukkan wajahnya.
"Lihat aku...apa kamu marah karena kedatangan Angel tadi.."
"Tidak..kenapa saya harus marah.." Jawab Asha masih menunduk.
"Kalau begitu lihat aku.." Sekarang Devan berbicara dengan sedikit tegas.
Asha langsung mengangkat wajahnya.
"Entah sudah berapa kali aku mengatakan ini, tapi kumohon bersabarlah dulu dengan situasi ini hingga kesehatan ibuku membaik, setelah itu aku akan segera memutuskan pertunanganku dengan Angel.."
Asha melihat Devan.
"Sudah kubilang aku tidak apa apa..jangan terburu-buru, karena yang terpenting adalah kesehatan ibu anda.."
"Jangan mengkhawatirkan perasaanku, karena aku baik baik saja.."
"Sekarang fokus saja pada kesehatan ibu anda.."
"Saya permisi..." Asha pamit pergi meninggalkannya Devan yang terdiam tidak bisa berkata apapun.
Devan menghela napas panjang, sambil menunduk kepalanya.
***
Sepanjang perjalanannya ke rumah sakit, Nando masih dihinggapi rasa tidak percaya mengetahui bahwa Pak Devan dan Asha telah menikah, berulang kali dia mencubit tangannya sendiri, memastikan bahwa dia tidak sedang bermimpi.
"Sakit.. berarti aku tidak sedang bermimpi.." Ucap Nando sambil menyetir.
"Kapan mereka menikah, dan kenapa bisa sampai menikah.." Nando bertanya tanya dalam hatinya.
Tentu saja dia merasa heran, karena belum genap sebulan Asha bekerja di perusahaan itu, dan dia mengingat persis bagaimana sikap Devan dulu yang menolak Asha menjadi sekretarisnya.
Sekuat apapun Nando berpikir, mencari celah kemungkinan mereka berhubungan di belakangnya, namun sama sekali Nando tidak melihat ada yang aneh selama ini, hanya kejadian tadi siang saja, saat tunangannya Pak Devan datang ke kantor, tidak biasanya direkturnya itu menunjukkan sikap aneh seperti takut dan cemas sembari terus melihat Asha, begitu juga dengan Asha yang juga terlihat aneh dengan menunjukkan wajah sedikit kesal.
Mengingat itu, membuat Nando yakin kalau memang mereka sekarang sudah menikah, Asha merasa cemburu karena kedatangan Angel, sementara Pak Devan tentu saja pasti merasa tidak enak hati karena kedatangan wanita lain di depan istrinya sendiri.
Nando tersenyum bahagia, entah mengapa dia ikut senang mengetahui keduanya menikah, karena mereka terlihat sangat cocok sekali, sebenarnya selama dia juga kurang menyukai Nona Angela yang menurutnya terlalu manja dan pencemburu buta.
Apapun alasan dan kapan mereka menikah, Nando tidak memperdulikannya sekarang, dia terlampau bahagia mengetahui semuanya, dan merasa beruntung menjadi satu-satunya orang di kantor yang mengetahui pernikahan mereka, maka dia bertekad akan menjaga rahasia ini sesuai keinginan Pak Devan.
Nando sampai di rumah sakit, langsung menghampiri bagian administrasi untuk menyelesaikan pembayaran rumah sakit, setelah itu dia ingin mengunjungi Nyonya Fenny untuk sekedar menyapanya dan menanyakan keadaan beliau.
Nando sampai di pintu kamarnya. Dia akan mengetuk pintu namun kemudian ditahannya.
"Pokoknya saya minta laporannya terus, ikuti anak saya kemanapun dia pergi, segera laporkan jika dia menemui seseorang yang mencurigakan, apalagi jika dia menemui seorang wanita, jika sampai anak saya bertemu dengan wanita selain tunangannya, cari tahu siapa wanita itu, siapa keluarganya dan dimana rumahnya..mengerti..!?"
Nando terkejut tidak sengaja mendengar pembicaraan Nyonya Fenny dengan seseorang di ujung telepon.
"Apa ini, Pak Devan sedang diawasi sekarang.."
Kini dia hampir mengerti, kenapa pernikahan mereka harus dirahasiakan sementara, rupanya mereka menikah diam diam tanpa sepengetahuan keluarga.
Nando mengurungkan niatnya untuk mengunjungi Nyonya Fenny, dia kembali memutar badannya dan segera pergi meninggalkan rumah sakit.
"Aku harus segera memberitahukan hal ini kepada Pak Devan.." Nando menaiki mobilnya.
"Seandainya keluarga pak Devan mengetahui tentang Asha, mereka pasti berusaha memisahkan keduanya..aku tidak akan membiarkannya, aku tidak akan membiarkan keduanya berpisah..." Nando bertekad dalam hatinya.
Dengan semangatnya yang berkobar, Nando akan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melindungi pernikahan Pak Devan dan Asha, tidak akan ada yang akan bisa memisahkan mereka selagi ada dirinya, meskipun itu adalah ibu dari Pak Devan sendiri, Nyonya Fenny.
(Kita beri semangat untuk Nando yuk..😁)