Gania Anjasmara, ialah putri tunggal dari pasangan Arya Anjasmara dan Miranda. Di usianya yang baru menginjak usia 3 tahun, Gania harus kehilangan sang Mama untuk selama-lamanya. Kini 15 tahun telah berlalu, Gania telah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan tangguh pastinya karena sejak kecil ia hanya hidup berdua bersama Papanya. Terkadang ia juga dititipkan dirumah Neneknya karena Papanya sibuk bekerja. Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Penasaran? Simak terus ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delatama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAH!
Di Taman Rumah Sakit
Gania duduk termenung dikursi panjang taman rumah sakit. Gania bercita-cita menjadi seorang wanita karir yang akan menomorsekiankan pernikahan, tapi kini Papa Arya menghancurkannya.
"Gania" panggil sesorang
Tapi Gania tak menggubris
"Gania. Maaf mungkin Papamu terlalu cepat mengambil keputusan"
Gania menoleh dan menampar Gibran dengan keras
"Ga, maafin Kakak tapi ini semua keputusan Papamu. Ini semua bukan Kakak yang minta"
"Bohong! Lalu kenapa kamu...."
"Stop!" Nenek memotong pembicaraan Gania
"Gania, Papamu akan dipindahkan ke ruang ICU. Papamu tidak sadarkan diri" imbuh Nenek
Gania ambruk begitu saja setelah mendengar apa yang diucapkan Neneknya.
***
ICU
Gania menangis tanpa henti, tidak ada yang bisa memenangkannya saat ini.
"Gania, mungkin Papamu terlalu cepat membuat keputusan. Om akan menghormati Gania, untuk saat ini Om dan Kak Gibran akan menjaga Gania selayaknya keponakan Om"
Gania tetap menangis dan tidak menggubris perkataan Om Surya.
2 Jam lamanya Papa tak sadarkan diri tapi tak lama kemudian Dokter yang menangani Papa Arya keluar dari ruang ICU.
"Dok bagaimana kondisi Papa saya? tolong bantu Papa saya pulih" ucap Gania dan memohon kepada Dokter
"saat ini Bapak Arya sudah sadar, tapi kondisinya masih lemah. Bila ada keluarga yang ini melihat saya persilakan masuk"
Gania langsung masuk begitu saja menemui Papanya.
"Papa" Gania kembali menangis melihat Papanya
"Gania harus menikah dengan Kak Gibran siang ini" ucap Papa dengan lemah
Gania tak menjawab, ia hanya menggelengkan kepalanya
"Papa mohon. Mungkin ini permintaan terakhir Papa"
Tanpa mereka sadari, detak jantung Papa Arya yang terpampang dilayar EKG pun meningkat secara perlahan.
"hanya Kak Gibran yang bisa menjaga Gania. Kak Gibran lelaki yang baik, Papa tahu itu"
Gania terus menangis
"tolong panggil Kak Gibran dan Om Surya kemari"
Gania menuruti perintah Papa untuk memanggil Gibran dan Om Surya
"Gibran, Om percayakan semua padamu. Surya tolong hubungi penghulu sekarang, aku ingin siang ini anak kita melangsungkan ijab qabul disini" ucap Papa Arya lirih dan terbata-bata
Gania hanya bisa menangis, ia melawan pun percuma. Semua tetap akan berjalan sesuai kemauan Papa.
***
Pukul 12.30 Ruang ICU
"Saya terima nikah dan kawinnya Gania Anjasmara binti Arya Anjasmara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"
Gibran mengucap ijab qabul dengan suara gemetar dan tubuh panas dingin, meskipun ia memiliki rasa dengan Gania namun untuk saat ini menurutnya bukan waktu yang tepat untuk menikahinya.
"Bagaimana para saksi?"
"SAH!"
Kini Gibran dan Gania telah sah menjadi suami istri. Mereka terpaksa melangsungkan ijab qabul di ICU Rumah sakit tempat Papa Arya dirawat karena ini merupakan keinginan Papa.
"Gania, terimakasih sudah memenuhi permintaan Papa. Maafkan Papa yang mungkin terkesan memaksa Gania. Tapi Papa sangat yakin ini yang terbaik"
Gania yang sedari tadi menangis tanpa henti langsung memeluk Papa Arya
"Maaf Papa mengecewakan Gania, Maaf Papa membuat khawatir Gania. Yakinlah, bila tiba saatnya Gania akan sangat bersyukur bisa hidup bersama dengan Kak Gibran"
"Gibran, jaga baik-baik Gania. Sayangi Gania lebih dari saya menyayanginya"
Kemudian Papa Arya menyatukan tangan Gibran dan tangan Gania didadanya.
"bila tiba saatnya Papa tiada, jangan saling meninggalkan. Hiduplah bersama selamanya"
Gibran melihat Gania menangis tiada henti pun ikut menangis. Baru pertama kali ini ia melihat Gania selemah ini.
Lebih real dalam penyampaian bagaimana pasutri menyikapi suatu pernikahan dan perkembangan anak
semoga novel selanjutnya tetap menarik ya Thor..tidak terjebak dg gaya novel lainnya yg terlalu ekstrim, banyak pelakor, mertua jahat, suami kejam dsb😘😘
go...semangat