Arkendra Zivan Mahendra seorang laki-laki yang berhati dingin dan terkenal dengan sikapnya yang anti perempuan. Bukan tanpa alasan laki-laki sukses dan kaya raya itu di juluki anti perempuan. Hal itu karena di masalalu, dia pernah di kecewakan oleh seorang perempuan yang berstatus calon istrinya.
Di hari pernikahan Kendra harus menelan pil pahit jika calon istrinya memilih meninggalkan dirinya dengan pria lain. Hal itu menjadikan Kendra trauma akan pernikahan dan malas berdekatan dengan perempuan.
Sampai di mana dia bertemu dengan seorang seorang perempuan yang menarik hatinya. Siapakah perempuan yang berhasil membuat Kendra berani untuk mengambil hatinya?
ikuti kisahnya ...
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cieee...
Dania mendorong tubuh Kendra pelan. Dania memundurkan langkahnya sampai lumayan jauh jarak antara dirinya dengan Kendra.
"Tuan, sadar apa yang tuan ucapkan? Saya rasa tuan sedang mabuk. Sebaiknya tuan jangan sering-sering minum ,itu buat saya repot!" Dania membalikkan tubuhnya namun sedetik kemudian Kendra memeluk tubuh Dania Daru belakang.
Pelukan yang begitu erat bahkan rasanya begitu erat. "Tuan, lepaskan saya tuan! Saya bukan perempuan murah*n!!" Dania dengan sekuat tenaga berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan Kendra.
Tapi kenyataan nya pelukan itu bahkan semakin kencang. "Aku nggak pernah menganggap kamu seperti itu, dengan kesadaran penuh, aku sungguh-sungguh dan nggak akan main-main dengan ucapan ku Dania." Kendra mengatakan semuanya itu dengan penuh penekanan.
Dia mencoba untuk meyakinkan Dania tentang perasaannya. "Tapi saya hanya seorang pembantu tuan, saya nggak pantas untuk tuan.."
Kendra membalikkan tubuh Dania sampai mereka saling berhadapan.
"Aku nggak pernah menilai orang dari pekerjaan nya Dania. Kamu mungkin nggak percaya sama apa yang aku katakan,tapi aku akan membuktikan itu."
"Tu_an mungkin tuan memang serius dengan ucapan tuan dan niat tuan. Tapi, apa keluarga tuan juga bisa menerima orang seperti saya? Jangan paksakan kehendak tuan hanya untuk seorang hamba. Tuan, saya sadar, sangat-sangat sadar akan kekurangan saya. Jadi tolong tuan, lebih baik tuan urungkan niat tuan itu. Tuan masih bisa mendapatkan yang lebih baik dan lebih berkelas di banding saya."
Kendra benar-benar tidak terima dengan apa yang Dania katakan. Dia membawa tubuh Dania dalam pelukannya. " Aku nggak butuh orang yang berkelas Dania, aku butuh orang yang mau selalu ada di sampingku dalam suka dan duka. Berjuang bersama, selalu mendukung satu sama lain. Aku sayang sama kamu Dania, entah kapan perasaan ini hadir. Tapi, terus terang aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini. Baik waktu dulu dengan mantan tunanganku." Dania mencoba menjauhkan tubuhnya dari pelukan Kendra.
"Tunangan tuan, kenapa tuan dulu memutuskan untuk bertunangan dan ingin menikah kalau tuan tidak mencintai dia? itu mustahil tuan."
Kendra meraih tangan Dania dan menggenggam nya. "Aku akan ceritakan semua sama kamu nanti. Tapi, untuk sekarang.. biarkan aku selesaikan dulu kerjaan aku, setelahnya terserah kamu mau menanyakan apapun tentang ku, kita akan coba seling mengenal dan saling terbuka. Berikan kesempatan aku untuk membuktikan bahwa aku benar-benar serius dengan apa yang aku katakan sama kamu, bisa?"
Dania bingung mau menjawab apa. Kalau untuk tertarik pasti ada. Tapi, hatinya takut untuk mencoba.
"Oke, mungkin kamu masih ragu tapi biarkan aku buktikan, kamu cukup melihatnya. Sekarang kamu istirahat di kamar itu, kamu pasti lelah kan?"
"Sepertinya lebih baik saya pulang saja tuan, kalau saya terus disini tuan nanti terganggu juga." Kendra menggelengkan kepalanya.
" Nggak, nggak boleh. Kamu harus tetap disini.Ayo.." Kendra menarik tangan Dania menuju sebuah ruangan seperti layaknya kamar namun ukurannya lebih kecil dari kamar Kendra di mansion.
" Kamu bisa istirahat disini sambil nonton TV atau kamu bisa tidur. Aku hanya sebentar kok, oke?"
"Baiklah, tuan bis kembali kerja. Biar saya disini."
"Tapi ingat, jangan coba-coba pergi sebelum aku selesai. Mengerti?" Kendra membelai lembut rambut Dania.
"Iya.." Dania hanya membalas dengan singkat ucapan Kendra.
Kendra mendekatkan wajahnya ke wajah Dania. Melihat wajah Kendra yang terlihat dekat dengan wajahnya, dengan secara spontan Dania tiba-tiba memejamkan matanya. Hal itu membuat Kendra tersenyum tipis.
Kendra mendaratkan sebuah kecupan manis di kening Dania. Beberapa detik dengan posisi seperti itu, membuat Dania menahan nafasnya. Dania membuka matanya saat dia rasa Kendra sudah memundurkan wajahnya dari sisi kening Dania.
Tatapan mata mereka pun saling terpaut. Entah kenapa tiba-tiba mereka seperti terbawa suasana. Kendra bahkan mengecup bibir Dania. Bukan sekedar mengecup, bahkan Kendra masih setia menempelkan bibi*nya di bibir Dania.
Dania yang juga terbawa suasana, seketika kembali memejamkan matanya. Kendra yang melihat tak ada penolakan dari Dania, Kendra pun perlahan mulai melum*t bibir bawah Dania. Bibir yang awalnya tertutup, perlahan tapi pasti, bibir Dania perlahan memberikan akses bagi Kendra untuk memperdalam kecupan manis itu menjadi sebuah lum*tan demi lum*tan yang begitu menuntut.
Keduanya semakin terhanyut dalam suasana yang mereka ciptakan. Walaupun awalnya Dania hanya diam saja, perlahan tapi pasti..Dania mencoba untuk membalas apa yang Kendra lakukan. Walaupun memang masih terlihat kaku dan amatir.
Kendra tak masalah dengan itu, dia bahkan terasa bangga dengan dirinya yang mampu mendapat gadis murni itu.
"Eeeggghhh..."
Sebuah Leng*han terdengar dari bibir Dania. Tangan Kendra sudah berhasil membuka akses dua kancing depan blus milik Dania. Namun aksinya langsung berhenti saat tangannya di cekal oleh Dania.
Mereka berdua pun melepaskan tautan bib*r yang saling bertautan itu. Mereka sama-sama mencoba menetralkan nafas mereka yang terlihat tersengal-sengal karena aktifitas cihui mereka.
"Maaf..maaf hampir saja aku tidak bisa mengontrol diri." Kendra meminta maaf pada Dania sembari menutup kembali dua kancing yang sudah terlepas oleh dirinya. Tak lupa dia pun mengusap bibir Dania dari sisa-sisa kegiatan yang mereka lakukan tadi. Dania masih terlihat berusaha menetralkan nafasnya.
"Are you okay?" Dania mengangguk. Terlihat wajahnya memerah karena menahan malu dengan apa yang dia lakukan tadi. " Aku balik kerja dulu, kamu istirahat lah." Dania tidak menjawab apapun hanya mengangguk mengiyakan perkataan Kendra.
Kendra kembali mengecup kening Dania dengan singkat. Lalu dia pun berjalan menuju pintu kamar dan keluar tanpa menoleh lagi ke arah Dania.
Tubuh Dania tiba-tiba saja terasa lemas saat mengingat kegiatan yang baru saja dia lakukan dengan Kendra.
Ya Allah, apa yang aku lakukan tadi. Astaga , kenapa bisa aku melakukan itu sama tuan Kendra. Astaga malunya...pasti dia pikir aku gampangan. CK...Dania, kamu benar-benar bod*h!
Dania benar-benar mengumpat dirinya sendiri karena dengan mudah terbawa suasana yang mereka ciptakan tadi.
Sementara Kendra yang seolah mendapatkan vitamin atau amunisi, dia terlihat lebih semangat dari sebelumnya. Wajahnya pun terlihat sumringah.
Bahkan tanpa sadar dia senyum-senyum sendiri. Hal itu bisa dilihat oleh para karyawan yang ikut meeting bersama saat ini.
Bahkan Gading dah Hana saling pandang saat melihat Kendra tiba-tiba saja tersenyum.
"Bos kenapa pak, kayak orang kesambet gitu." Hana berbisik pada Gading menilai Kendra seperti orang kemasukan demit karena tiba-tiba saja tersenyum sendiri.
"Bukan sembarang demit ini mah Han, sepertinya demit cinta. CK...kenapa gue jadi merinding gini Han, ngeri cuy..." Hana menahan. Senyum saat mendengar ucapan Gading yang terdengar absurd.
Bersambung
Tunduk deh...