Pembalasan Putri Yang Diusir

"Apa syaratnya? Kami pasti setuju." tanya Papa Reza tersenyum senang.

"Jangan pernah mengusik Cila mulai dari sekarang."

Sebelum ada yang berbicara semua tamu undangan diminta keluar dari ruang pesta oleh Alfi. Tidak ada satupun tamu undangan yang diizinkan tetap didalam ruang pesta karena pembahasan ini mungkin tentang identitas istrinya.

Diruang pesta hanya tinggal keluarga Vely, Dika dan keluarga Alfi yang tadi datang kecuali Anjar yang sengaja tidak ikut masuk.

Papa Reza dan Vely mengerutkan kening. Sedangkan yang lain tampak tidak mengerti sama sekali.

"Kenapa?" tanya Papa Reza.

"Karena Cila juga bukan anak kandung mu." jawab Mama Rena sambil menangis.

"Apa maksud mu Rena? Apa kamu juga berselingkuh dariku?" tanya Papa Reza.

"Tidak. Aku tidak berselingkuh. Cila memang bukan anak kandung mu dan juga bukan anak kandung ku." ucap Mama Rena.

"Lalu Cila anak siapa? Apa dia anak pungut? Bagaimana Cila rasanya mengetahui jika kamu bukan keturunan keluarga Andara?" kata Vely mengejek Cila, dia merasa senang melihat Cila juga bukan anak kandung dari Papa Reza dan Mama Rena.

"Biasa saja. Karena aku sudah tahu jika aku bukan anak mereka." jawab Cila santai.

Vely merasa kesal ternyata Cila sudah mengetahui terlebih dahulu. Mama Rena juga tidak kalah terkejut jika Cila sudah mengetahui juga.

"Bisa anda jelaskan Nyonya Rena Andara?" tanya Alfi yang sudah penasaran.

"Sebenarnya saat aku melahirkan, anak yang baru aku lahirkan meninggal dunia. Mengetahui hal itu aku panik dan takut. Aku takut Mas Reza tahu dan membuatnya meninggalkan aku. Saat itu terlintas dipikiran ku untuk mengambil bayi orang lain yang lahir di waktu yang sama denganku. Jadi aku meminta tolong kepada Dokter yang membantu ku melahirkan mencari bayi yang baru dilahirkan untuk menjadi bayiku. Pada waktu itu Mas Reza belum sampai dirumah sakit jadi aku bisa memanfaatkan waktu untuk mencari bayi pengganti. Tidak lama sebelum Mas Reza datang Dokter berhasil mendapatkan bayi yang menjadi pengganti bayiku. Tapi dia tidak menjelaskan itu bayi milik siapa. Dia hanya bilang jangan sampai ada orang lain mengetahui jika dia membawa bayi itu." Mama Rena menjelaskan dengan menangis.

Papa Reza terlihat menahan marah sedangkan Cila berusaha menahan air mata supaya tidak menangis.

"Jadi selama ini kamu membohongi aku Rena?" tanya Papa Reza marah.

"Ya, maafkan aku. Oleh karena itu kalian jangan mengusik Cila. Dia tidak ada sangkut pautnya lagi dengan keluarga Andara. Aku memaafkan kamu dan Vely mas. Anggap saja kita impas. Aku membohongi kamu dan kamu membohongi aku." kata Mama Rena yang masih menangis.

Mama Rena mendekati Cila.

"Cila. Mungkin aku tidak pantas untuk menjadi seorang ibu yang baik untuk kamu nak. Maafkan mama yang membiarkanmu diusir dari rumah. Mama terpaksa bersikap pura-pura membencimu supaya kamu secepatnya lepas dari keluarga Andara. Mama melakukan itu karena mama tidak tega melihatmu tidak bahagia tinggal bersama kami. Walaupun mama bukan ibu kandung mu percayalah mama selalu menyanyangimu." ucap Mama Rena dengan tulus.

Cila yang berusaha menahan tangis akhirnya meneteskan air mata juga. Cila langsung memeluk Mama Rena dengan erat.

"Ma, Cila tahu mama tidak sejahat itu. Orang suruhan Mas Alfi sudah memberitahu Cila juga jika Mama sebenarnya selalu mencari Cila diluar pengawasan papa. Mama juga bersandiwara di depan papa dan Vely dengan pura-pura membenci Cila supaya Mama bisa leluasa mencari informasi tentang Cila." ucap Cila menangis.

Ya beberapa hari yang lalu anak buah Alfi melaporkan tentang Mama Rena yang menyewa beberapa orang untuk mencari Cila. Oleh karena itu Cila merasa tidak marah sama sekali dengan Mama Rena. Walaupun Mama Rena telah membohongi Cila tapi bagi Cila Mama Rena tetap Mama terbaik bagi Cila.

"Baiklah Rena anggap saja kita impas dalam hal saling membohongi. Tapi mulai sekarang kamu bukan istri ku lagi. Kamu aku talak dan secepatnya kita urus perceraian kita." Papa Reza yang dari tadi memperhatikan istrinya berpelukan dengan Cila tiba-tiba mengucapkan kalimat seperti itu.

"Aku setuju Mas. Sekarang kamu tidak menggunakan nama Andara lagi dan silahkan pergi dari rumah tanpa membawa barang-barang apapun juga." ucap Mama Rena tegas.

"Hahaha, kamu yang seharusnya pergi dari rumah Rena. Asal kamu tahu rumah, perusahaan dan semua aset keluarga Andara sudah beralih menjadi nama Vely." kata Papa Riza tertawa puas.

"Apa? Bagaimana bisa beralih kepada Vely? Aku tidak merasa menandatangani surat peralihan." Mama Rena begitu terkejut dengan perkataan Papa Reza.

"Tentu saja bisa. Karena kamu tidak teliti membaca berkas yang kamu tandatangani. Biarkan anak ku yang mengelola aset keluarga Andara." kata Papa Reza dengan senang.

Vely begitu bahagia karena seluruh aset keluarga Andara sudah menjadi miliknya. Walaupun pesta pernikahan dengan Dika kacau setidaknya dia sudah berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan selama ini. Berbeda dengan Mama Rena yang sudah hampir merosot kebawah jika Cila dan Alfi tidak menahannya.

"Kamu jahat Mas dan kamu penipu. Jika saja orang tua ku tidak mengangkat mu menjadi anak asuhnya saat ini pasti sekarang kamu tidak berada disini. Ini balasan kamu kepada keluarga ku." kata Mama Rena kembali menangis.

"Aku akui memang jika aku memiliki hutang budi dengan keluarga mu. Tapi keluarga mu juga sudah merebut kebahagiaan ku. Jika saja kamu tidak menolak dijodohkan dengan pria pilihan Papa mu pasti aku sudah bahagia menikah dengan mamanya Vely. Itu semua salah mu Rena." ucap Papa Reza lantang.

Mama Rena tidak membalas ucapan Papa Reza.

"Lihat Cila walaupun aku bukan keturunan keluarga Andara tapi aku bisa memiliki aset keluarga Andara lewat papaku." ucap Vely sombong.

"Anda begitu sombong Nona Vely padahal jelas anda tahu jika Tuan Reza bukanlah papa kandung anda." Zay membalas ucapan Vely dengan senyum sinis.

"Apa maksud ucapan anda Tuan Zay?"