Alina harus menikah dengan laki laki yang usia nya jauh di atas nya karena sang kakak tiba tiba membatalkan pernikahan di saat acara akan di mulai.
demi nama keluarga, Alina merelakan masa muda nya dan menggantikan sang kakak untuk menikahi laki-laki yang bahkan tak ia kenal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Rutinitas Alina di pagi hari
Seorang laki laki tampan dengan rahang tegas, hidung mancung juga tatapan mata tajam, tampak sibuk dengan berkas yang ada di tangan nya.
Padahal jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, dan laki laki itu bahkan masih betah di perusahaan yang selama ini ia jadikan tempat bekerja.
Tok
Tok
Tok
" Masuk !".
Seorang laki laki dengan kemeja hitam tampak memasuki ruangan, laki laki itu tampak menundukan kepala memberikan hormat pada sang atasan.
" Bagaimana hasil nya ?". Tanya laki laki itu yang tak lain adalah Surya Adipati Mahesa. Laki laki yang saat ini sedang menatap bawahan nya yang tak lain adalah Dimasta, tangan kanan sekaligus orang kepercayaan Surya.
Yang tadi ikut ke rumah Adam dan menyaksikan acara lamaran untuk tuan nya.
" Semua nya berjalan lancar tuan, meski tadi tuan Adam sempat terkejut karena anda tak ikut dalam acara lamaran tersebut, namun tuan Arya dan tuan Adam sudah menentukan tanggal pernikahan anda dan nona Karina yang akan di gelar dua minggu lagi ". Jelas Dimasta.
Surya hanya terdiam mendengar apa yang baru saja di katakan tangan kanan nya, helaan nafas keluar dari bibir nya.
Ia tak mungkin bisa mengelak atau pun menolak perjodohan yang sudah kedua orang tua nya atur, karena Surya sendiri sudah gagal mendapatkan calon istri, setelah di beri waktu dua tahun oleh ibu nya. Dan kini laki laki itu hanya bisa menurut dan menerima perjodohan yang di tentukan kedua orang tua nya.
" Bagaimana respon wanita yang akan menjadi calon istri ku, saat aku tak datang ?".
" Nona Karina juga tampak terkejut, dan wajah nya sedikit kesal. Nyonya besar juga sempat menyinggung penampilan nona Karina yang memakai baju sangat minim dan terkesan sexy tuan !". Ucap Dimasta jujur.
Alis Surya sedikit terangkat mendengar apa yang baru saja di katakan tangan kanan nya, laki laki itu sedikit tertarik dengan apa yang di ucapakan nenek nya pada sang calon istri.
" Apa yang nenek katakan pada nya ?".
" Nyonya besar mengatakan jika penampilan nona Karina mirip seperti orang yang akan pergi ke pesta di bandingkan dengan orang yang akan di lamar seseorang tuan !".
Sudut bibir Surya sedikit terangkat, laki laki itu jadi pensaran dengan wanita yang akan di jodohkan dengan nya.
" Kau membawa data data wanita itu ?".
" Semua data dan latar belakang nona Karina dan keluarga nya sudah saya kirim melalui email tuan".
" Hm, kau bisa pulang !". Ucap Surya.
Dimasta membungkukan tubuh nya sedikit lalu pamit.
Surya tampak merenung, jari jemari nya mengetuk ngetuk meja seolah sedang berpikir keras.
Laki laki itu mengotak atik laptop nya dan mengecek email yang di kirimkan Dimas pada nya.
Mata nya meneliti dengan seksama dan membaca semua laporan yang sudah di tulis rapi dalam email tersebut.
" Jadi dia putri sulung dari keluarga Adam Maheswari dan Dini Maheswari!". Gumam Surya setelah membaca sebagian yang tertulis di sana.
Kening nya tampak mengernyit saat membaca laporan tersebut, dan setelah itu Surya menutup laptop dan bangkit dari duduk nya lalu keluar dari ruangan tersebut.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Suasana pagi di rumah berlantai dua yang baru saja melaksanakan acara lamaran tampak sepi,, bahkan orang orang masih memejamkan mata mereka dan bergelung di bawah selimut tebal yang membungkus tubuh nya guna menghalau hawa dingin yang menusuk tulang, tapi tidak dengan Alina yang sudah bangun sejak awal seperti biasa. Bahkan gadis itu sedang berada di dapur guna membantu bi Mun memasak sarapan.
Hal itu menjadi kebiasaan Alina sejak kelas satu SMA yaitu membantu bi Mun menyiapkan sarapan untuk keluarga nya.
" Ya ampun neng Alin, kenapa udah bangun sih, padahal kan semalam tidur larut. Harus nya neng gak usah bangun, biar bibi yang masak sarapan ". Ucap bi Mun yang baru saja ke dapur.
Wanita paruh baya itu sedikit terkejut saat melihat anak majikan nya sudah berkutat dengan wajan dan sutil, bahkan di meja makan sudah ada nasi goreng yang masih mengepulkan uap panas.
" Gak apa apa kok bi, kebetulan aku kebangun. Kalau lanjut tidur lagi nanti malah kesiangan, jadi lebih baik aku masak buat sarapan !". Jawab Alina tersenyum tipis.
Senyum tulus yang selalu di perlihatkan Alina, wajah nya tampak cantik alami meski baru bangun tidur, dengan rambut panjang nya yang ia cepol asal.
Bi Mun tampak tersenyum miris, di saat anak majikan nya yang lain sedang bergelung dengan selimut tebal yang membungkus tubuh mereka, tidak dengan Alina yang harus berkutat di pagi buta untuk membantu nya menyiapkan sarapan.
Dan jika Alina terlambat bangun, maka siap siap saja sang ibu atau nyonya Dini akan mengomel dan mengatakan jika Alina adalah gadis pemalas.
Tak ada yang membela Alina di rumah ini, mereka seolah mendukung ucapan pedas Dini yang selalu di lontarkan untuk menyakiti hati putri bungsu nya.
Bahkan dua saudara nya yang lain tak peduli dan selalu bersikap cuek pada Alina yang merupakan adik kandung mereka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
karin pasti menyesal,, semoga Surya betul" BADAS CEO bukan kaleng"