NovelToon NovelToon
Ketika Takdir Memilihku

Ketika Takdir Memilihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: MauraKim

Aditya Kalandra wiratmaja tidak pernah menyangka bahwa kekasihnya, Nathasya Aurrelia pergi meninggalkannya tepat di hari pernikahannya. Dalam keadaan yang kalut ia dipaksa harus menerima pengantin pengganti yang tidak lain adalah adik dari sahabatnya.

Sementara itu, Nayra Anindhira Aditama juga terpaksa harus menuruti permintaan sang kakak, Nathan Wisnu Aditama untuk menjadi pengantin pengganti bagi Aditya atas dasar balas budi.

Apakah Nayra sanggup menjalani kehidupan barunya, dan mampukah dia menakhlukkan hati Aditya.

Ataukah sebaliknya, apa Nayra akan menyerah dan pergi meninggalkan Aditya saat masalalu pria itu kembali dan mengusik kehidupan rumah tangga mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MauraKim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Takdir tidak ada yang Tahu

Entah mengapa Nayra merasa hatinya menghangat saat mendengar Aditya menyebut dia adalah Suaminya. Apakah doa-doanya selama ini sudah mulai di kabulkan? Sikap Aditya sudah banyak perubahan. Di mulai dari permintaan maaf, ajakannya untuk memulai semua dari awal.

Dan sekarang, lihatlah! Laki-laki itu bahkan tidak sungkan-sungkan menunjukkan raut wajah yang menggemaskan di hadapannya. Nayra tidak pernah menyangka, akan melihat sisi lain dari Aditya seperti ini. Selama ini, yang ia tahu Aditya hanyalah laki-laki yang minim ekspresi.

Nayra bahkan tidak pernah sekalipun melihat Aditya tersenyum semenjak ia menjadi Istri pria itu. Berbeda sekali dengan karakter Aditya yang sering ia lihat saat remaja dulu.

Pria itu banyak tersenyum dan mudah berbaur dengan yang lain, itulah salah satu sebab Nayra sempat memiliki perasaan terhadap pria itu. Nayra bahkan sempat terkejut saat melihat perubahan sikap Aditya yang begitu drastis. Sama seperti Kakaknya, Nathan. Aditya berubah menjadi pria yang dingin dan tegas.

Mengkin karena pertambahan umur atau karena beban yang sedang mereka tanggung. Entahlah, Nayra tidak tahu apa yang jadi penyebab perubahan sikap mereka berdua.

"Raaa, Kamu tidak dengar ucapanku. Kenapa diam saja?" tanya Aditya lagi karena melihat Nayra hanya melamun.

Seketika itu, Nayra tersadar dari lamunannya. Sebenarnya ia hanya bermaksud membohongi Aditya dengan mengatakan kalau akan berangkat ke butik. Ia berpikir kalau Aditya tidak akan peduli, tapi nyatanya pria itu justru memberikan respon yang membuat Nayra menahan tawanya.

"Terus kamu maunya apa, Mas?" tanya Nayra dengan nada yang ia buat setenang mungkin.

"Tentu saja kamu harus tetap di rumah untuk merawatku, Ra." sahut Aditya dengan kesal. Ia benar-benar berpikir kalau Nayra akan pergi ke Butik.

"Kamu mau aku nggak pergi ke butik, cuma untuk merawatmu. Sementara kamu sendiri sibuk dengan pekerjaanmu. Begitu maksudmu, Mas?" tanya Nayra sembari menyilangkan kedua tangannya di atas perutnya.

Aditya gelagapan mendengar pertanyaan dari Nayra, dengan segera ia melemparkan Tab yang ada di tangannya ke atas tempat tidur.

"Baiklah, aku tidak akan melakukan apapun. Aku akan istirahat, asal kamu jangan pergi ke butik. Puas kamu, Ra?" ucap Aditya.

"Tentu saja aku puas, ayo segera makan bubur ini, setelah itu minum obat kamu, Mas." sahut Nayra sembari menyerahkan mangkuk bubur kepada Aditya.

Aditya menerima mangkuk dari tangan Nayra dengan ekspresi kesal. Namun saat memandang mangkuk bubur yang ada di tangannya, muncul ide untuk menjahili Nayra.

"Ra, bisakah kamu yang suapi aku? Kepalaku masih pusing, badanku juga masih lemas.. Jadi, tolong suapi aku, ya." ucapnya dengan raut wajah yang ia buat semenyedihkan mungkin, berusaha membuat Nayra percaya.

"Apa masih sangat pusing, Mas. Apa kita perlu ke Rumah sakit?" sahut Nayra dengan raut wajah khawatir.

Aditya yang melihat kekhawatiran Nayra, merasa tersentuh. Sebenarnya terbuat dari apa hati Nayra, kenapa ia masih memperlakukannya 55 dengan baik setelah ia menyakiti wanita itu berkali-kali.

"Tidak, Ra. Aku hanya merasa sedikit pusing dan lemas. Setelah minum obat nanti keadaanku pasti akan membaik." ucapnya merasa bersalah karena sempat menjahili Nayra.

"Ya sudah, sini biar Nayra suapi ya, Mas." Aditya mengangguk menanggapi ucapan Nayra. Dalam hati, ia masih terus menyesali perbuatannya.

Nayra adalah sosok wanita yang baik hati, bahkan ia juga sudah tahu itu sejak lama. Bagaimana bisa dua bulan belakangan ini ia dengan tega menyakiti hati istrinya itu. Bukankah seharusnya ia sangat bersyukur serta mengucapkan banyak terima kasih, karena Nayra sudah bersedia menjadi istrinya.

Tapi yang ia lakukan malah sebaliknya, ia justru banyak menyakiti hati Nayra. Seseorang yang bahkan rela mengorbankan masa depannya hanya demi menyelamatkan nama baiknya dan keluarganya. Aditya sebenarnya sangat sadar dengan kesalahan yang ia lakukan. Maka dari itu, Aditya memilih menghindari Nayra dengan selalu pulang larut malam dan berangkat ke kantor pagi-pagi sekali.

Dengan adanya kejadian Aditya sakit, hingga pingsan dalam pelukan Nayra, Aditya sebenarnya sangat bersyukur. Karena dengan itu, ia bisa memulai sedikit demi sedikit merubah sifatnya dan memperbaiki hubungannya drngan Nayra.

Setelah Aditya menyelesaikan makannya dan meminum obat, pria itu kembali tertidur. Sepertinya tenaga Aditya benar-benar terkuras selama dua bulan ke belakang karena terlalu di forsir. Sementara Nayra, memutuskan pergi ke ruang makan untuk sarapan.

Sementara itu, di tempat lain.

Di Nayra's Boutique,,,

Nadira mendongakkan kepalanya saat mendengar lonceng di atas pintu butik berdenting..

Di sana, ia bisa melihat seorang pria masuk dengan raut wajah dingin. Langkah-langkahnya tenang, tapi setiap gerakannya bisa memancarkan wibawa yang tidak bisa di abaikan.

Matanya menyapu seluruh ruangan sekilas, sebelum akhirnya berhenti tepat di depan Nayra.

"Mas Nathan, ada yang bisa saya bantu?" tanya Nadira sopan kepada Nathan, kakak Nayra.

"Di mana Nayra?" sahut Nathan langsung pada intinya.

"Kebetulan hari ini Nayra tidak datang ke Butik, Mas. Tadi pagi Nayra menelfon saya dan memberitahukan kalau tidak datang ke Butik karena suaminya sedang sakit." jawab Nadira dengan sopan. Meskipun pria di depannya ini adalah kakak sahabatnya, ia tidak begitu dekat dengan pria itu. Apalagi kakak sahabatnya merupakan tipe pria yang sulit berbaur dengan orang lain. Setidaknya itu yang di pikirkan Nadira tentang Nathan.

Mendengar ucapan Nadira, Nathan merogoh saku jasnya. "SIAL, Ponselku tertinggal di mobil." gerutu Aditya setelah mendapati ponselnya tertinggal di mobil.

"Mau pinjam ponsel saya buat menghubungi Nayra, Mas?" tawar Nadira, setelah melihat Nathan gusar karena ponselnya ketinggalan di mobil.

"Tidak usah, aku bisa melakukannya sendiri." setelah menyelesaikan ucapannya, Nathan langsung pergi dari hadapan Nadira.

Nadira melongo melihat kelakuan kakak dari sahabatnya itu. "Rani, apa kamu tahu siapa pria yang baru saja ada di sini tadi?" tanya Nadira pada salah satu karyawan yang bekerja di Nayra's Boutique.

"Tentu saja saya tahu, Mbak. Itu Mas Nathan kakaknya mbak Nayra, kan? Kenapa mbak Nadira bertanya seperti itu, apa ada masalah?" tanya Rani heran.

"Aku hanya curiga, apa jangan-jangan mereka bukan saudara kandung. Lihat saja! sifat dan kelakuan mereka sangat berbeda. Pria itu sangat Angkuh dan tidak punya sopan santun sama sekali." jawab Nadira dengan nada kesal. Bagaimana bisa pria itu langsung pergi tanpa mengucapkan terima kasih atau hanya sekedar basa-basi berpamitan padanya. Nadira sungguh heran, apa benar pria itu kakak Nayra.

"Bukankah mas Nathan memang selalu seperti itu, Mbak. Jadi menurut saya, itu adalah hal biasa." jawab Rani santai mengutarakan pendapatnya. "Kenapa Mbak Nadira terlihat sangat kesal seperti itu?" tanyanya lagi.

"Tidak, aku hanya heran saja. Bagaimana bisa Nayra memiliki seorang kakak yang sifatnya sangat Angkuh dan tidak sopan seperti itu." gerutu Nadira.

"Mbak Nadira, kalau kesal atau benci pada seseorang jangan terlalu berlebihan, Mbak. Takutnya nanti berbanding terbalik jadi cinta." canda Rani menggoda Nadira.

Nadira sontak membolakan matanya mendengar ucapan Rani, " Itu tidak akan mungkin, Ran. Pria itu sama sekali bukan tipeku. Aku tidak akan mau memiliki kekasih atau bahkan suami yang memiliki sifat Angkuh, dingin dan tidak punya sopan santun seperti dia. Hiiiiihhh,, amit-amit deh." ucap Nayra sembari mengelengkan kepalanya.

"Meskipun bukan tipemu, Takdir tidak ada yang tahu, Mbak. Siapa tahu, Mas Nathan ternyata jodohmu? Kalau itu benar-benar terjadi, aku adalah orang pertama yang akan mentertawakan mu."

1
Hiang Ardiati
bagus saya suka
JAM
luar biasa
MauraKim: Terima kasih sudah mau membaca novel saya🙏
total 1 replies
November
lanjut
MauraKim: terima kasih sudah mau membaca novel saya🙏
total 1 replies
Farldetenc
Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!