NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova 2

Benih Sang Cassanova 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik / One Night Stand / Single Mom / Hamil di luar nikah / Anak Kembar
Popularitas:256.9k
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Sharon tidak mengerti mengapa takdir hidupnya begitu rumit. Kekasihnya berselingkuh dengan seseorang yang sudah merenggut segalanya dari dirinya dan ibunya. Lalu ia pun harus bertemu dengan laki-laki kejam dan melewatkan malam panas dengannya. Malam panas yang akhirnya makin meluluhlantakkan kehidupannya.

"Ambil ini! Anggap ini sebagai pengganti untuk malam tadi dan jangan muncul lagi di hadapanku."

"Aku tidak membutuhkan uangmu, berengsekkk!"

Namun bagaimana bila akhirnya Sharon mengandung anak dari laki-laki yang ternyata seorang Cassanova tersebut?

Haruskah ia memberitahukannya pada laki-laki kejam tersebut atau menyembunyikannya?

Temukan jawabannya hanya di BENIH SANG CASSANOVA 2.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Bab 26. Festival cosplay

RUMAH MEYLANIA – SIANG HARI

Sinar matahari menerobos masuk melalui jendela besar ruang keluarga yang megah. Di sudut ruangan, Meylania duduk anggun di sofa berlapis beludru, menyesap teh melati dari cangkir porselen mewah.

Langkah kaki Leon terdengar di lantai marmer. Wajahnya tegang, tatapannya kosong, tapi ada api yang menari-nari di matanya. Ia berhenti di depan ibunya, lalu menatap wanita itu dalam-dalam.

“Ma, aku ingin bicara,” katanya datar.

Meylania meletakkan cangkirnya, menatap anak semata wayangnya dengan senyum tipis. “Tentu, Nak. Duduklah. Kamu tampak lelah.”

Leon tidak duduk. Ia berdiri tegak, seperti sedang bersiap mengajukan gugatan.

“Aku tidak ingin menikah dengan Metha," ucap Leon tegas tanpa basa-basi.

Wajah Meylania langsung berubah tegang. “Leon, ini bukan waktu yang tepat—”

“Aku impoten.”

Tiga kata itu meluncur begitu saja dari bibirnya. Dingin. Tegas. Tanpa basa-basi.

Meylania membeku. Ia menatap putranya, matanya membesar karena keterkejutan. Namun hanya butuh tiga detik sebelum ia menarik napas panjang dan meredakan keterkejutannya.

“Oh, Leon,” katanya sambil berdiri, mendekati anaknya. “Kalau itu yang kamu khawatirkan, kamu tidak perlu malu. Dunia kedokteran sudah sangat maju. Banyak solusi. Terapi hormon, pengobatan, bahkan prosedur teknologi tinggi.” Meylania menganggap hal itu bukanlah masalah. Apalagi dunia kedokteran sudah sangat maju, tentu hal itu akan dengan mudah diatasi.

Leon mencibir. “Mama pikir ini soal fisik semata? Aku bahkan tidak tertarik. Tidak pada Metha, tidak pada siapa pun. Aku sudah mencoba, Ma. Berkali-kali. Tapi hasilnya tidak ada yang bisa membangkitkan gairahku.”

Meylania menghela napas. Ia menyentuh lengan anaknya dengan lembut.

“Kamu hanya trauma, Nak. Ingatanmu masih belum pulih sepenuhnya. Tapi Metha baik. Dia sabar. Dia pasti bisa membantumu melewati ini.”

Leon menepis tangan ibunya. “Berhentilah berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja, Ma! Aku tahu ini semua tentang perusahaan mereka! Tentang merger sialan itu!”

Meylania menegang. Ia tidak menyangkal.

“Ya, itu bagian dari alasan. Tapi, Nak ... aku ingin kamu punya kehidupan yang stabil. Kamu tidak punya siapa-siapa sekarang. Metha bisa jadi pendamping yang baik.”

“Pendamping?” Leon tertawa sinis. “Dia bahkan tidak bisa membuatku tersenyum. Satu-satunya hal yang membuat aku merasa hidup belakangan ini adalah ...." Leon tidak melanjutkan kata-katanya. Ia tidak ingin ibunya tahu. Ia memilih merahasiakan tentang dia bocah kembar yang akhir-akhir ini menarik perhatiannya.

Meylania menyipitkan mata. "Siapa? Apa kau memiliki wanita lain yang kau sukai?" terka Meylania.

Leon menggeleng. “Sudahlah. Mama takkan mengerti.”

"Apa yang tidak Mama mengerti? Kau lupa, ini Mama, orang yang sudah melahirkan kamu. Mamalah orang yang paling mengerti kamu selama ini."

"Oh ya? Benarkah? Kalau begitu, kenapa Mama tak kunjung sadar kalau tindakan Mama itu bukannya membuatku bahagia melainkan tertekan?" tanya Leon retoris. Meylania terdiam membisu. "Itu karena Mama tidak mengerti. Yang Mama pentingkan itu hanyalah egoisme diri Mama sendiri, bukannya kebahagiaanku." Leon melanjutkan kata-katanya.

Setelah mengatakan itu, Leon pun berbalik, meninggalkan ibunya yang masih berdiri mematung, terperangkap antara rasa cemas, ambisi, dan sesuatu yang mulai membuatnya gelisah. Ketakutan bahwa semua tindakannya selama ini adalah suatu kesalahan.

...***...

Malam itu, Xaviera sedang duduk di tepi tempat tidurnya, berselimut selimut pink bergambar karakter anime favoritnya–Hinata. Di pangkuannya, ponsel menyala terang, menampilkan halaman media sosial tempat ia dan Xaviero mengunggah video cosplay mereka.

Ia menggulir komentar-komentar yang masuk sambil tersenyum senang. Banyak yang memuji kelucuan mereka, ada yang tertawa karena adegan bertengkar kecil, ada juga yang bilang mereka pasangan saudara paling kompak.

Namun, satu komentar membuat alis Xaviera bertaut.

Sebuah akun tanpa foto profil, hanya nama pengguna "LXR", meninggalkan komentar sederhana:

[❤️]

“Hm?” gumam Xaviera. Ia mengerutkan dahi penasaran. “LXR? Siapa itu? Namanya unik. Kok kayak nama rahasia ....”

Dengan iseng dan rasa ingin tahu khas anak kecil, ia mengetuk profil tersebut. Tak ada foto, tak ada bio, tak ada postingan. Hanya kolom DM yang masih terbuka.

Xaviera pun mengetik pesan:

> “Hai! Makasih ya udah komen. Tapi aku penasaran, LXR itu artinya apa, ya?”

Ia menekan kirim, lalu meletakkan ponsel begitu saja, tak mengira akan ada balasan.

...***...

Leon duduk kembali di kursi balkon, ponsel di tangan, seperti malam-malam sebelumnya. Ia memutar ulang video cosplay Xaviera dan Xaviero yang membuatnya tak pernah bosan. Senyum tipis terbit di wajahnya, entah karena kekonyolan anak-anak itu atau perasaan hangat yang entah dari mana datangnya.

Tiba-tiba, notifikasi pesan muncul di layar.

Pesan dari akun kecil itu.

Matanya melebar saat membaca:

> “Hai! Makasih ya udah komen. Tapi aku penasaran, LXR itu artinya apa, ya?”

Leon terdiam. Jemarinya berhenti di layar, jantungnya entah kenapa berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya. Ia tidak menyangka akan ada interaksi langsung seperti ini.

Perlahan, ia mengetik balasan:

> “LXR itu singkatan dari nama panjangku—Leonardo Xavier Reynaldi.”

Setelah mengirim, Leon menatap layar ponsel cukup lama, senyumnya berkembang dengan cara yang tidak ia mengerti. Ada sesuatu yang aneh tapi menyenangkan.

Ia tidak tahu siapa anak itu, tapi untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama ... Leon merasa hidupnya tidak hampa.

...***...

Layar ponsel Leon menyala lagi malam ini, dan seperti hari-hari sebelumnya, itu bukan karena notifikasi bisnis, media sosial, atau Metha.

Melainkan karena Xaviera.

Sejak pertama kali mereka bertukar pesan, interaksi itu berlanjut nyaris tanpa henti. Xaviera selalu bercerita tentang kegiatan hariannya—tentang Xaviero yang suka nyolong cokelat diam-diam, tentang tugas sekolah, bahkan tentang teman-temannya yang cerewet dan sering mengejeknya karena tidak memiliki ayah.

Leon pun tanpa sadar ikut larut. Ia membalas dengan sabar, tertawa lewat pesan, bahkan kadang menyisipkan nasihat ringan. Di salah satu percakapan mereka:

> Xaviera: “LXR, kamu tuh lucu ya. Tapi kayaknya kamu bukan anak-anak deh.”

Leon: “Tentu saja bukan. Aku pria dewasa, loh. Kamu seharusnya panggil aku uncle atau paman.”

Xaviera: “Apa? Uncle? Jadi ... Uncle udah tua dong? Uncle bukannya pedofil kan?"

Leon yang tadinya sedang minum seketika menyemburkan isi mulutnya. Ia belum ter batuk-batuk karena tersedak.

"Apa? Pedofil? Apa iya?" gumam Leon seraya membaca pesan Xaviera. Ia menggelengkan kepala. "Nggak. Aku bukan pedofil. Gila aja aku suka sama anak kecil," gumamnya sambil mengusap mulutnya yang basah. "Tapi ... sebenarnya aneh juga kok aku bisa tertarik dengan kedua bocah ini?"

"Uncle, kok nggak balas? Apa benar Uncle pedofil?"

"Nggak. Aku bukan pedofil. Kamu tenang saja."

"Hahaha, iya, iya ... Uncle LXR!”

Sejak saat itu, Leon pun mendapat panggilan baru–Uncle LXR.

Aneh, tapi entah mengapa, ia menyukainya.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Leon bangun pagi dengan senyum, menanti cerita-cerita konyol dari bocah yang bahkan tak ia kenal secara nyata.

...***...

Hari itu, dengan semangat menggebu, Xaviera kembali mengetik pesan:

> “Uncle LXR! Bulan depan aku dan Xaviero mau tampil di festival cosplay di Yogyakarta! Kamu harus datang yaa! Aku kasih tiket masuknya. Nanti kita bisa foto bareng!”

Leon membaca pesan itu berkali-kali.

Festival cosplay?

Yogyakarta?

Ia tersenyum kecil. Lalu perlahan, senyumnya menghilang.

Tangannya terhenti. Wajahnya berubah kaku.

Sebab, saat ia melihat kalender di ponselnya, tanggal festival itu bertepatan persis dengan hari pernikahannya dengan Metha.

Hari di mana ia harus berdiri di altar bersama wanita yang bahkan tak mampu membangkitkan sedikit pun gairahnya.

Leon bersandar ke sofa, menatap langit-langit.

Pikirannya kacau. Tapi satu hal terasa sangat jelas:

Untuk pertama kalinya, ia merasa ingin berada di suatu tempat bukan karena tuntutan, melainkan karena keinginan.

Keinginan untuk bertemu dua anak kecil yang entah kenapa membuat hatinya hidup kembali. Leon pun menyeringai.

Bersambung...

Alhamdulillah udah lolos kontrak. Smg aja semakin rame dan retensi aman. Aamiin 🤲🏻 🥰

1
Catur Sk
Pertemuan ini yg ditunggu 2 Raiders, Leon mungkin masih ingat sama Alda, mudah2an sih ingat ya jd pean bisa menyimpulkan klu Deon itu nggak tulus sm Sharon. wah seru nih, ok lanjut kak 🥰
Felycia R. Fernandez
yap....
bener apa kata Djaya...
anaknya terlalu terobsesi
Ani Basiati
lanjut
YuWie
Dion2, klo kamu tulus sih sok ya..tapi ternyata bermorif..hmmm
Fitria Syafei
Kk cantik kereeen banget 😍😍 terima kasih kk 😘
adelina rossa
lanjut kak
Hafifah Hafifah
wah gimana nih reaksi Leon ketemu ama orang yg udah menghancurkan hidupnya
Hafifah Hafifah
udah tau salah masih aja cari pembenaran
Hafifah Hafifah
👍👍👍👍👍 salah nyari lawan nih mereka
🥀HartiQueenn_Dee🥀
wah wahhh...si perusuh dateng mana sengaja bawa emaknya lagi,,yokkk leon bangkit hadapi si dion,,beberan ya dion emang niat banget mau ngrebut apa yg jadi lmilik leon ehh tapi tar dulu ga semudah itu forgusoh,,,,

gawat kl sampai aki2 yg hobinya selingkuh sampai berhasil nyari tau masalalu leon dsn berdampak sama kembar
juney_aza
semangat kak D'wie
juney_aza
waahh.. mereka bertemu
Opi Sofiyanti
Leon ketemu ibu tiri....
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
Queen kayla
ketemu jg nich..dag Dig dug
Syavira Vira
lanjut
Kar Genjreng
Leon bangkit sekarang saatnya perang di mulai,,,datang ibu tiri dan adek tiri,,, ternyata Dion memang berencana merebut apa yang akan jadi milik Leon terang terangan,,,,jadi ga anak ga mak ya,,,Leon garapen saiki ga pakai nanti nanti biar jadi kelar dan biar tau asal mula mereka,,,dan apa hubungannya dengan Mu dan Ibu ayah mu,,, ayah yang sudah meninggal kan mu tanpa perduli sedikit pun,,,jangan kasih celah sedikitpun ya Leon hajar abisin dan katakan kepada Sharon dan ibunya,,, ternyata Mama Mu justru berteman dang ibu maya ibu Sharon jadi aja. lebih kuat,,,Metha dan keluarga nya sudah tumbang sekarang keluai ayah yang sudah membuang mu semenjak masih kecil,,,,pokonya jangan sampai lengah demi buah hatimu kamu harus bisa meyakinkan Ibu dari anak Anak mu Leon semangat Papa Naruto 😆😆
Atik Marwati
akhirnya ketemu juga
ika wibowo
tapi Alhamdullh di lanjut cerita leonny...terus Semangatt thor sehat selalu
Aprisya
nah ternyata karma ga semanis kurma ya pak jaya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!