NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova 2

Benih Sang Cassanova 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik / One Night Stand / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:888.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Sharon tidak mengerti mengapa takdir hidupnya begitu rumit. Kekasihnya berselingkuh dengan seseorang yang sudah merenggut segalanya dari dirinya dan ibunya. Lalu ia pun harus bertemu dengan laki-laki kejam dan melewatkan malam panas dengannya. Malam panas yang akhirnya makin meluluhlantakkan kehidupannya.

"Ambil ini! Anggap ini sebagai pengganti untuk malam tadi dan jangan muncul lagi di hadapanku."

"Aku tidak membutuhkan uangmu, berengsekkk!"

Namun bagaimana bila akhirnya Sharon mengandung anak dari laki-laki yang ternyata seorang Cassanova tersebut?

Haruskah ia memberitahukannya pada laki-laki kejam tersebut atau menyembunyikannya?

Temukan jawabannya hanya di BENIH SANG CASSANOVA 2.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Bab 26. Festival cosplay

RUMAH MEYLANIA – SIANG HARI

Sinar matahari menerobos masuk melalui jendela besar ruang keluarga yang megah. Di sudut ruangan, Meylania duduk anggun di sofa berlapis beludru, menyesap teh melati dari cangkir porselen mewah.

Langkah kaki Leon terdengar di lantai marmer. Wajahnya tegang, tatapannya kosong, tapi ada api yang menari-nari di matanya. Ia berhenti di depan ibunya, lalu menatap wanita itu dalam-dalam.

“Ma, aku ingin bicara,” katanya datar.

Meylania meletakkan cangkirnya, menatap anak semata wayangnya dengan senyum tipis. “Tentu, Nak. Duduklah. Kamu tampak lelah.”

Leon tidak duduk. Ia berdiri tegak, seperti sedang bersiap mengajukan gugatan.

“Aku tidak ingin menikah dengan Metha," ucap Leon tegas tanpa basa-basi.

Wajah Meylania langsung berubah tegang. “Leon, ini bukan waktu yang tepat—”

“Aku impoten.”

Tiga kata itu meluncur begitu saja dari bibirnya. Dingin. Tegas. Tanpa basa-basi.

Meylania membeku. Ia menatap putranya, matanya membesar karena keterkejutan. Namun hanya butuh tiga detik sebelum ia menarik napas panjang dan meredakan keterkejutannya.

“Oh, Leon,” katanya sambil berdiri, mendekati anaknya. “Kalau itu yang kamu khawatirkan, kamu tidak perlu malu. Dunia kedokteran sudah sangat maju. Banyak solusi. Terapi hormon, pengobatan, bahkan prosedur teknologi tinggi.” Meylania menganggap hal itu bukanlah masalah. Apalagi dunia kedokteran sudah sangat maju, tentu hal itu akan dengan mudah diatasi.

Leon mencibir. “Mama pikir ini soal fisik semata? Aku bahkan tidak tertarik. Tidak pada Metha, tidak pada siapa pun. Aku sudah mencoba, Ma. Berkali-kali. Tapi hasilnya tidak ada yang bisa membangkitkan gairahku.”

Meylania menghela napas. Ia menyentuh lengan anaknya dengan lembut.

“Kamu hanya trauma, Nak. Ingatanmu masih belum pulih sepenuhnya. Tapi Metha baik. Dia sabar. Dia pasti bisa membantumu melewati ini.”

Leon menepis tangan ibunya. “Berhentilah berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja, Ma! Aku tahu ini semua tentang perusahaan mereka! Tentang merger sialan itu!”

Meylania menegang. Ia tidak menyangkal.

“Ya, itu bagian dari alasan. Tapi, Nak ... aku ingin kamu punya kehidupan yang stabil. Kamu tidak punya siapa-siapa sekarang. Metha bisa jadi pendamping yang baik.”

“Pendamping?” Leon tertawa sinis. “Dia bahkan tidak bisa membuatku tersenyum. Satu-satunya hal yang membuat aku merasa hidup belakangan ini adalah ...." Leon tidak melanjutkan kata-katanya. Ia tidak ingin ibunya tahu. Ia memilih merahasiakan tentang dia bocah kembar yang akhir-akhir ini menarik perhatiannya.

Meylania menyipitkan mata. "Siapa? Apa kau memiliki wanita lain yang kau sukai?" terka Meylania.

Leon menggeleng. “Sudahlah. Mama takkan mengerti.”

"Apa yang tidak Mama mengerti? Kau lupa, ini Mama, orang yang sudah melahirkan kamu. Mamalah orang yang paling mengerti kamu selama ini."

"Oh ya? Benarkah? Kalau begitu, kenapa Mama tak kunjung sadar kalau tindakan Mama itu bukannya membuatku bahagia melainkan tertekan?" tanya Leon retoris. Meylania terdiam membisu. "Itu karena Mama tidak mengerti. Yang Mama pentingkan itu hanyalah egoisme diri Mama sendiri, bukannya kebahagiaanku." Leon melanjutkan kata-katanya.

Setelah mengatakan itu, Leon pun berbalik, meninggalkan ibunya yang masih berdiri mematung, terperangkap antara rasa cemas, ambisi, dan sesuatu yang mulai membuatnya gelisah. Ketakutan bahwa semua tindakannya selama ini adalah suatu kesalahan.

...***...

Malam itu, Xaviera sedang duduk di tepi tempat tidurnya, berselimut selimut pink bergambar karakter anime favoritnya–Hinata. Di pangkuannya, ponsel menyala terang, menampilkan halaman media sosial tempat ia dan Xaviero mengunggah video cosplay mereka.

Ia menggulir komentar-komentar yang masuk sambil tersenyum senang. Banyak yang memuji kelucuan mereka, ada yang tertawa karena adegan bertengkar kecil, ada juga yang bilang mereka pasangan saudara paling kompak.

Namun, satu komentar membuat alis Xaviera bertaut.

Sebuah akun tanpa foto profil, hanya nama pengguna "LXR", meninggalkan komentar sederhana:

[❤️]

“Hm?” gumam Xaviera. Ia mengerutkan dahi penasaran. “LXR? Siapa itu? Namanya unik. Kok kayak nama rahasia ....”

Dengan iseng dan rasa ingin tahu khas anak kecil, ia mengetuk profil tersebut. Tak ada foto, tak ada bio, tak ada postingan. Hanya kolom DM yang masih terbuka.

Xaviera pun mengetik pesan:

> “Hai! Makasih ya udah komen. Tapi aku penasaran, LXR itu artinya apa, ya?”

Ia menekan kirim, lalu meletakkan ponsel begitu saja, tak mengira akan ada balasan.

...***...

Leon duduk kembali di kursi balkon, ponsel di tangan, seperti malam-malam sebelumnya. Ia memutar ulang video cosplay Xaviera dan Xaviero yang membuatnya tak pernah bosan. Senyum tipis terbit di wajahnya, entah karena kekonyolan anak-anak itu atau perasaan hangat yang entah dari mana datangnya.

Tiba-tiba, notifikasi pesan muncul di layar.

Pesan dari akun kecil itu.

Matanya melebar saat membaca:

> “Hai! Makasih ya udah komen. Tapi aku penasaran, LXR itu artinya apa, ya?”

Leon terdiam. Jemarinya berhenti di layar, jantungnya entah kenapa berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya. Ia tidak menyangka akan ada interaksi langsung seperti ini.

Perlahan, ia mengetik balasan:

> “LXR itu singkatan dari nama panjangku—Leonardo Xavier Reynaldi.”

Setelah mengirim, Leon menatap layar ponsel cukup lama, senyumnya berkembang dengan cara yang tidak ia mengerti. Ada sesuatu yang aneh tapi menyenangkan.

Ia tidak tahu siapa anak itu, tapi untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama ... Leon merasa hidupnya tidak hampa.

...***...

Layar ponsel Leon menyala lagi malam ini, dan seperti hari-hari sebelumnya, itu bukan karena notifikasi bisnis, media sosial, atau Metha.

Melainkan karena Xaviera.

Sejak pertama kali mereka bertukar pesan, interaksi itu berlanjut nyaris tanpa henti. Xaviera selalu bercerita tentang kegiatan hariannya—tentang Xaviero yang suka nyolong cokelat diam-diam, tentang tugas sekolah, bahkan tentang teman-temannya yang cerewet dan sering mengejeknya karena tidak memiliki ayah.

Leon pun tanpa sadar ikut larut. Ia membalas dengan sabar, tertawa lewat pesan, bahkan kadang menyisipkan nasihat ringan. Di salah satu percakapan mereka:

> Xaviera: “LXR, kamu tuh lucu ya. Tapi kayaknya kamu bukan anak-anak deh.”

Leon: “Tentu saja bukan. Aku pria dewasa, loh. Kamu seharusnya panggil aku uncle atau paman.”

Xaviera: “Apa? Uncle? Jadi ... Uncle udah tua dong? Uncle bukannya pedofil kan?"

Leon yang tadinya sedang minum seketika menyemburkan isi mulutnya. Ia belum ter batuk-batuk karena tersedak.

"Apa? Pedofil? Apa iya?" gumam Leon seraya membaca pesan Xaviera. Ia menggelengkan kepala. "Nggak. Aku bukan pedofil. Gila aja aku suka sama anak kecil," gumamnya sambil mengusap mulutnya yang basah. "Tapi ... sebenarnya aneh juga kok aku bisa tertarik dengan kedua bocah ini?"

"Uncle, kok nggak balas? Apa benar Uncle pedofil?"

"Nggak. Aku bukan pedofil. Kamu tenang saja."

"Hahaha, iya, iya ... Uncle LXR!”

Sejak saat itu, Leon pun mendapat panggilan baru–Uncle LXR.

Aneh, tapi entah mengapa, ia menyukainya.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Leon bangun pagi dengan senyum, menanti cerita-cerita konyol dari bocah yang bahkan tak ia kenal secara nyata.

...***...

Hari itu, dengan semangat menggebu, Xaviera kembali mengetik pesan:

> “Uncle LXR! Bulan depan aku dan Xaviero mau tampil di festival cosplay di Yogyakarta! Kamu harus datang yaa! Aku kasih tiket masuknya. Nanti kita bisa foto bareng!”

Leon membaca pesan itu berkali-kali.

Festival cosplay?

Yogyakarta?

Ia tersenyum kecil. Lalu perlahan, senyumnya menghilang.

Tangannya terhenti. Wajahnya berubah kaku.

Sebab, saat ia melihat kalender di ponselnya, tanggal festival itu bertepatan persis dengan hari pernikahannya dengan Metha.

Hari di mana ia harus berdiri di altar bersama wanita yang bahkan tak mampu membangkitkan sedikit pun gairahnya.

Leon bersandar ke sofa, menatap langit-langit.

Pikirannya kacau. Tapi satu hal terasa sangat jelas:

Untuk pertama kalinya, ia merasa ingin berada di suatu tempat bukan karena tuntutan, melainkan karena keinginan.

Keinginan untuk bertemu dua anak kecil yang entah kenapa membuat hatinya hidup kembali. Leon pun menyeringai.

Bersambung...

Alhamdulillah udah lolos kontrak. Smg aja semakin rame dan retensi aman. Aamiin 🤲🏻 🥰

1
Dwi ratna
si Dion udh gk mau ngurus bpknya kah?
M akhwan Firjatullah
alhamdulillah masih ada sambung an e...tungguin ahhh
StAr 1086
Next
Syarifah Komsiyah
Alhamdulillah masih bersambung, semoga masih bisa diperpanjang wkwkwkwk kyak stnk sj, masih penasaran sam babynya sharon, twin, tripple ato mungkin four. penasaran jg sama pertamanya ibu meylania sama perjaka tua harold. semangat thor, aq tetap setia menunggu karya2mu.
mbok Darmi
siap menunggu kak author yg baik seneng banget lihat reynard nyungsep hidupnya dimasa tua sendirian biar mati saja sekalian
Kasih Bonda
next Thor semangat
Yanie
lanjut kak
Kar Genjreng
kebahagiaan buat pasangan ibu dan pasangan nya begitu pula dengan putrinya juga dengan Anak menantu nya,,, memulai hidup baru penuh haru biru dan kebahagiaan,,,di sudut kampung yang jauh di Jawa di tengah tengah alas jati seorang lelaki setengah kakek kakek,,,sedang merindukan keluarga yang dulu di tinggal kan dan sekarang seorang diri hidup merana dan menyendiri,,, sebenarnya hidup itu jangan di buat rumit,,, menyakiti Anak istri hanya karena ketidak mampuan,,, pasti setelah berhasil akan di akui,,,beda kalau pergi karena memiliki pasangan baru meninggal kan anak istri,,,seumur hidup tidak akan di maafkan,,kapok Yo pak Saiki sampean sengsara,,, hidup sebatang pohon,,,eh sebatang kara,,,Lo kan ada dion
Kotin Rahman
mkanya pak raynand selgi msih mudah jngn bnyak tingkah.....di ksih berlian mlah milih baru krikil......skrg nikmati aja hidup di masa tuamu dlam kesepian 🙄🙄🙄🙄

tgal nugu kabar dian jga Alda nih kak D'wie apakah Alda udh koid ato blm 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
ika wibowo
tadinya seneng krn bersambung.....ehhh bawahnya ada notenya...Mksh kak sehat selalu dan terus semangat
🥀HartiQueenn_Dee🥀
pasti ksk D'wie ..😀

ikut senang liat mama mey dan nadine mendapatkan kebahagiaan masing masing,,,penyesalan memang slalu datang belakangan dan jadikan semua pelajaran di kehidupan selanjutnya lebih baik lagi
Retno Budhihartati
happy ending, makasih kak d'wie sdh menghiburemak2 rebahan /Heart/
Atik Marwati
semoga semua mendapatkan ke bahagiaannya masing masing
kiya
emang bagusnya spt itu ending bg lelaki bodoh yg lbh memilih valakor, nikmati hidup dlm kesendirian dan kesakitan
barning sipp
akhir yg bahagia
Hanima
Pasti Kak Dew... 😊🙏
Yeye 🐱
tingal nunggu kabar Dion gimana?
D'wie author: Ada di bab terakhir, Kak. Td mau digabung, panjang bgt. 3 bab dipecah jd 2 bab ini. Ada bapaknya Sharon jg entar. Wkwkwk...
total 1 replies
eenok
🥹🥹..ikut bgia... ... liat ibu n adiny leon huwaa.. smg bhgia sll yaa.. untk ayhny leon slmt mnikmti pnysaln...
hidagede1
udah follow kak😊
hidagede1
jangan" dirga sakit?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!