Clara, seorang dokter cantik yang bertugas di sebuah rumah sakit swasta harus menghadapi seorang pasien yang sangat menyebalkan.
Pasien ini membuat keributan di ruangannya pasca siuman setelah menjalani operasi pengangkatan sebagian jaringan hatinya yang rusak.
Robert Kingston seorang mafia kejam yang tiba-tiba harus berhadapan dengan seorang dokter yang sama sekali tidak takut dengannya.
Bahkan dokter perempuan itu berani mendebatnya dan sampai memukul lengannya saat wanita itu ingin mengganti perban bekas luka operasinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DCMMK. 20
Pagi ini, adalah pagi yang begitu cerah. Cuaca terlihat bagitu indah dengan sinar mentari yang menyinari. Terlihat kalau kita hari ini benar-benar sangat luar biasa karena hari ini adalah hari pernikahan mereka berdua.
Clara menarik nafasnya dalam-dalam sebelum hembuskannya secara perlahan karena sebentar lagi dia akan menikah dengan seorang laki-laki yang tidak dikenal dengan sama sekali. Bahkan dia tidak tahu seperti apa kehidupan Robert. Apalagi yang terjadi tadi malam benar-benar membuatnya semakin merasa penasaran akan kehidupan yang dijalani laki-laki itu.
"Kau masih memikirkannya?" tanya Robert ketika dia masuk ke kamar Clara.
Dia melihat wanita yang sedang termenung di depan cermin, setelah selesai di rias memakai gaun indahnya.
Cup...
Robert memberikan sebuah kecupan manis di batang leher Clara dan itu berhasil membuatnya berdesir hebat.
"Kau benar-benar cantik, honey." pujinya lagi setelah melihat betapa cantiknya wanita yang akan menjadi istrinya itu.
"Apa sudah siap? Ayo kita keluar." kata Clara yang berusaha mengalihkan pembicaraan mereka saat ini.
Rasanya dia masih memikirkan tentang apa yang terjadi tadi malam dan juga pembicaraan mereka. Clara merasa bahwa semua ini terlalu cepat.
"Kenapa terburu-buru? Kita bisa bicara sebentar di sini." ucap Robert dengan menggenggam kedua tangan Clara.
Di kecupnya punggung tangan wanita itu dengan penuh kasih sayang menunjukkan bahwa dia benar-benar sangat mencintainya.
"Sudah aku bilang itu percaya padaku bukan?"
"Katakan padaku dari mana aku harus mulai mempercayainya? aku bahkan tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi dengan semua ini. Kamu, duniamu dan semua pekerjaanmu aku tidak mengetahuinya sama sekali. Tapi kamu, kamu bisa mengetahui bahkan ketika jarum jatuh di dalam tumpukan jerami. Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Clara balik.
Terlihat jika Robert menarik nafasnya dalam-dalam sebelum kembali bicara dengan Clara.
"Tidak perlu bingung dari mana harus memulainya. Yang jelas, kamu cukup percaya padaku. Tolong, percaya saja padaku, Clara." ucapnya berharap jika Clara memang bisa percaya padanya.
Clara menatapnya dengan penuh perasaan. Jujur saja, rasanya sulit sekali untuk percaya.
Belum Clara menjawab, seseorang sudah memanggil mereka untuk segera menuju altar.
"Maaf, Tuan dan Nona. Sebentar lagi acara pemberkatan." ucap salah seorang pengawal mereka di sana.
Robert yang bangkit lebih dulu, sebelum pergi meninggalkan Clara di sana.
"Aku tunggu, di altar pernikahan kita, Honey." ucapnya pada Clara sebelum benar-benar pergi meninggalkan wanita itu.
Setelah Robert pergi meninggalkannya, Clara pun ikut bangkit bersama dengan dua orang pelayan yang berada di belakangnya. Tujuannya saat ini adalah altar pernikahan, di mana Robert yang sudah menunggunya lebih dulu.
"Anda terlihat begitu cantik, Nona." puji dua orang pelayan yang berada di belakangnya.
Sedangkan Clara hanya tersenyum kecil memberikan respon atas pujian mereka padanya.
"Mari, kami bantu." Mereka langsung sigap membantu Clara untuk bersiap menuju altar.
Sepanjang jalan menuju altar pernikahan, jantungnya berdebar kencang. Entah ini keputusan yang benar atau tidak. Tapi dia berharap semoga ini menjadi yang terbaik. Walau dia juga tidak tau seperti apa hidupnya setelah ini.
Di depan sana, sudah ada seorang pria yang berdiri dengan begitu gagahnya memakai setelah tuxedo mahal. Dia adalah Robert, dan di sisinya saat ini ada ayahnya yang akan mengantarkannya pada Robert di sana.
"Kamu sangat cantik sekali, Clara. Persis seperti ibumu." ucap ayahnya yang membuat Clara hanya bisa tersenyum kecut untuk semua ini.
Bagaimana jadinya dia jika harus merespon ayahnya di saat seperti ini.
"Maafkan ayah karena ayah terlalu sibuk hingga melewatkan setiap cerita dalam hidup kamu, Clara." ucap ayahnya ketika mereka mulai berjalan di altar pernikahan.
Entah mengapa untuk pertama kalinya sebagai seorang ayah, dia benar-benar merasa bahwa dirinya telah menjadi orang tua yang sangat buruk bagi putrinya.
Seharusnya dia menjadi sosok pelindung dan sosok yang memberikan cinta. Tapi, dia sendiri sadar bahwa dia tidak pernah memberikan hal itu pada putrinya hingga membuat Clara merasa bahwa hidupnya hancur berantakan.
"Berhenti mengatakan maaf karena itu tidak akan merubah apapun, Ayah." ucap Clara karena menurutnya apa yang dilakukan ayahnya itu percuma.
Jika pun kata-kata maaf itu terucap, tidak akan pernah merubah apapun. Kata maaf yang diucapkan ayahnya tidak akan bisa kembali membangkitkan ibunya.
"Jika bisa aku memilih, lebih baik ibu yang mengantarku pada calon suamiku, dari pada ayah. Tapi tidak apa-apa, setidaknya ayah bisa melaksanakan kewajiban ayah untuk mengantarkan ku ke altar pernikahan. Maka dari itu aku mengucapkan terima kasih, karena ayah mau mengantarku." ujar Clara yang membuat hati ayahnya seperti di tusuk ribuan pisau belati.
"Ya, ayah paham itu, Nak." jawabnya dengan suara yang bergetar hebat.
Jantungnya berdebar kencang ketika mendengar apa yang Clara katakan tentang dirinya.
Memang benar, jika kesalahannya begitu besar dan tidak mungkin dimaafkan begitu saja. Jadi dia menerimanya dengan lapang dada.
Kini, ayah dan anak itu sudah sampai di depan Robert. Di mana dia siap memberikan putrinya pada laki-laki yang akan menjadi teman untuknya.
"Aku titipkan putriku padamu, dan tolong jangan pernah sakiti hatinya. Aku tidak ingin dia kembali merasakan sakit hati karena seorang laki-laki. Cukup aku yang menyakiti hatinya, dan aku harap kamu tidak menyakitinya dalam bentuk apa pun." ucap ayahnya Clara pada Robert.
Ada setitik rasa haru ketika mendengar apa yang ayahnya katakan. Tapi itu tidak akan merubah apa pun untuk dirinya.
"Tidak perlu khawatir, karena aku akan selalu memberikan nya cinta yang luar biasa. Aku juga akan memberikannya kehidupan yang tidak pernah dia dapatkan sebelum ini. Jadi terima kasih karena telah mengantarkan calon istriku ke sini, ayah mertua." ucap Robert yang sengaja mengatakan hal seperti itu.
Ya, sebagai seorang laki-laki dia merasa harga dirinya tertampar tat kala calon menantunya bisa mengatakan hal seperti itu padanya.
"Sudah, siap?" tanya pembuka agama setelah mereka selesai bicara.
"Siap!" jawab Robert dengan suara lantang dan Clara sendiri hanya bisa menganggukkan kepalanya saja.
"Baiklah, kini kita mulai acaranya." Robert mulai bersiap mengucapkan janji sucinya pada Clara.
"Clara Anastasia Royce, aku memilihmu menjadi istriku, pendampingku, ibu dari anak-anak ku. Aku berjanji akan selalu mencintaimu, mengasihimu dan menyayangimu dalam suka, duka, tangis, dan tawa. Aku bersumpah dalam sadarku." ucap Robert dengah suara lantang.
Entah mengapa mendengar janji suci yang Robert katakan padanya membuat mata Clara berkaca-kaca. Perasaan di dadanya berkecamuk.
Sungguh, rasanya lidah Clara kelu untuk mengucapkan janji sucinya. Sampai pada akhirnya dia bisa mengucapkan janji suci yang sama untuk Robert.
***
selamat pgi pengantin bru
manis sekali kalian 🤭
lanjut seyengggg