DICERAIKAN KARNA MANDUL, DIHAMILI OLEH MAFIA KEJAM

Dara berjalan di tepi jalan jalur 2 dengan alis di tekuk, Ia teringat beberapa saat yang lalu pertanyaan yang Nicoles lontarkan.

"Apa dia nggak sadar kalau dia itu menakutkan?Kenapa dia bertanya begitu? Dia sengaja mengujiku?" cecar Dara dengan tersungut-sungut berbicara sendiri.

"Kenapa orang berkuasa di Negara ini sangat aneh?" gerutu Dara teringat Jovita (adik kandung nya Nicoles) yang sok akrab dengan nya membuat Dara seketika merinding.

Nicoles yang bertanya hal sepele tapi cukup mampu membuat bulu kuduk nya berdiri, alhasil Dara tadi langsung buru-buru pergi tanpa membawa Berkas yang dia idam-idamkan itu.

Dara bahkan tak sadar saat dia melarikan diri, Romy berlari masuk ke ruangan Nicoles. Untuk sesaat Romy terpaku saat melihat Nicoles tertawa terpikal-pikal, wajah Romy langsung pias melihat Tuan nya seperti itu, malahan Romy merasa ngeri saat Nicoles tertawa dari pada saat marah.

Romy penasaran mengapa Dara berlari dan terlihat panik seperti itu, saat ini Romy ingin sekali menanyakan pada Nicoles, namun bukan jawaban yang dia dapatkan malahan tawa Nicoles yang keras itu yang di lihat oleh nya.

Menurut Nicoles mungkin Dara seperti seekor kelinci kecil yang sedang melarikan diri dari Predator buas seperti nya, apalagi Dara begitu panik sampai meninggalkan berkas yang tadi di minta-nya.

Dara terus mengoceh kesal, "Apa yang harus aku lakukan? Apa aku jadi Dokter Tradisional aja?" gumam Dara yang merasa bingung dengan usaha yang akan Ia tekuni demi mendapatkan penghasilan lebih supaya bisa membuat modal usaha Butik sendiri.

Dara mengerucutkan bibir nya hingga la tak sengaja melihat seorang pria tua duduk di kursi roda seperti sedang menyebrang, Dara berlari ke arah Pria itu.

"Kakek?" Sapa Dara yang membuat pria itu mendongak melihat ke arah Dara yang sungguh cantik.

Kakek itu melihat ke kiri-kanan seolah mencari siapa yang disapa gadis cantik ini, Dara tertawa melihat kebingungan kakek tersebut. Dara segera berjongkok didepan kakek itu yang sungguh tertegun dengan tindakan Dara.

Sejak kapan ada seseorang yang rela menjatuhkan tubuh nya hanya untuk berbicara dengan nya bahkan seluruh keluarga nya tak pernah seperti Dara, apa lagi cucu kebanggaan-nya saja selalu berdiri gagah tanpa mau menunduk pada nya, hanya sorot mata saja yang melihat ke arah pria tua itu Sehingga dia selalu merasa rendah dan tak berguna, Dara adalah satu-satu nya orang yang mau menekuk lutut nya saat berbicara dengan nya.

"Kakek kenapa melamun?" tanya Dara.

Kakek itu melihat bawahan nya disebrang sana yang hendak mendekati mereka, namun tangan sang kakek seketika memberi kode untuk menunggu sehingga orang nya tak berani menyebrang dan menunggu disana.

"Kakek? Apa boleh saya lihat kaki Kakek?" tanya Dara membuat Kakek itu terkejut.

"kaki? Kaki saya mengalami kecelakaan saat bertugas dan Dokter sudah mengatakan bahwa tak ada celah untuk kesembuhan kaki saya, mereka bahkan merasa heran karna kecacatan saya tak harus di amputasi." ucap pria tua itu, Dara tersenyum melihat sorot mata Kakek itu.

"Kek? Bahkan yang nggak punya kaki aja bisa punya kaki hingga bisa berjalan apalagi yang lengkap kayak kaki kakek ini, tentu saja bisa." ucap Dara dengan serius.

"Apa kamu seorang dokter?" tanya Kakek itu penasaran dan Dara mengangguk.

"Hmm? dokter tanpa sertifikat atau penghargaan tapi anda mau kan percaya sama saya?" tanya Dara dengan senyuman.

Kakek itu mengangguk sehingga Dara berdiri dan berlari ke belakang kursi roda Kakek itu dengan ocehan nya tentang Ilmu Biologi yaitu struktur tulang kaki manusia, Kakek itu syok karna Dara mendorong kursi roda nya membuat hati nya menghangat, padahal tak pernah sejarah nya ada orang yang mau mendorong kursi roda nya sebab kursi roda nya kan bisa berjalan sendiri tanpa di kayuh.

"Siapa gadis itu?" bisik bawahan Kakek itu.

"Aku juga nggak tahu." balas rekan nya juga bingung.

Mereka hanya mengikuti Kakek itu di sebrang jalan, sungguh ajaib sekali kedua nya bisa melihat pimpinan tertua keluarga Maverick itu sedang tertawa entah apa yang dibahas oleh mereka.

Dara membawa Kakek yang baru Ia kenal itu ke Taman dan Dara duduk di bangku sembari menghadapkan Kakek itu di depan nya.

"kakek? Boleh saya tahu bagian struktur tulang anda yang sakit dimana? Atau boleh saya melihat bekas luka nya sampai anda duduk di kursi roda ini?" tanya Dara yang masih sangat sopan.

Robert, ternyata dia adalah Robert Maverick yang di sapa oleh Dara.

"Boleh nak, silahkan!!" kata Robert merasa senang dengan Dara yang ceria dan banyak bicara sehingga Ia merasa terhibur.

Dara begitu serius memeriksa kaki Robert, sesekali Dara meluruskan kaki Robert sampai ke bangku yang dia duduki, Dara duduk di tengah-tengah nya sampai tidak sadar lutut nya basah oleh rumput, Dara begitu fokus mengetuk-ngetuk tulang kaki Robert yang masih berbunyi.

Dara mengangguk-anggukkan kepala nya, dan lagi Dara memeriksa yang lain nya, sedangkan Robert hanya melihat saja keseriusan Dara.

"Seperti nya dia cocok dengan cucu nakal ku yang dingin dan angkuh, gadis ini sangat ceria mungkin mereka bisa saling melengkapi." Batin Robert malah sibuk dengan pemikiran nya.

Tiba-tiba Robert merasa kesakitan saat Dara menekan salah satu telapak kaki nya hingga Dara menatap Robert.

"Bagaimana kek? Sakit?" tanya Dara serius.

"Sangat sakit nak..! Apa itu?" Robert tak pernah merasakan rasa sakit itu.

Dara tersenyum lebar, "Itu arti nya kaki kakek masih bisa disembuhkan." ucap Dara semangat.

"Hah?" Robert seakan tak percaya dengan kata-kata Dara.

Dara segera menjelaskan alasan nya, Robert bahkan sampai menganga mendengar ucapan Dara yang begitu paham akan masalah nya.

"Tapi dokter bilang kaki Kakek...??" ucap Robert.

"Itu karna mereka engga berani mengambil resiko Kek." potong Dara membuat Robert begitu bingung.

"Resiko?" beo Robert.

Dara mengangguk, "Iya, saraf di kaki Kakek ini terhubung ke punggung kalau di operasi dan gagal maka anda akan lumpuh total, anda hanya bisa berbaring di Kasur tanpa bisa bergerak walau sedikit saja." ucap Dara menjelaskan.

Robert membelalakkan mata nya seakan penjelasan Dara memang sama dengan yang dikatakan Dokter nya dulu.

"Dokter itu masih menghargai Kakek maka nya lebih baik Kakek duduk dikursi Roda dari pada berbaring di kasur tanpa bisa berbuat apa-apa." jelas Dara lagi dengan serius.

Dara yang melihat raut wajah syok Robert pun mengeluarkan kartu nama nya, Dara memberikan nya pada Robert yang terdiam menatap kartu nama Dara.

"Hubungi saya kapan pun Kakek siap untuk pengobatan, kalau bisa lebih cepat karna saya butuh uang." ucap Dara dengan cengiran khas nya yang begitu lucu.

Robert yang tadi melamun dan diam pun seketika tersenyum ke arah Dara, "Seperti nya kamu sangat berbakat." ucap Robert.

Dara mengangguk, "Benar Kek, hanya saja peminat dokter Tradisional memang sedikit Kek, mungkin karna proses nya yang sedikit lama maka nya tak ada yang mau berobat dengan cara Tradisional. Mereka lebih suka jalan pintas yaitu Operasi, seperti kakek, iyakan?." kata Dara dengan serius. Robert tersenyum kikuk seolah perkataan Dara memang benar ada nya.

"Dimana tempat tinggal kakek? Mau saya antar?" tanya Dara dan Robert menjawab dengan menggeleng.

"Seseorang sudah menunggu Kakek." jawab Robert. Dara yang awal nya tampak berpikir lalu melihat ke arah pria berpakaian formal mendekati mereka.

Dara berpikir pria itu adalah anak atau cucu Kakek itu jadi Dara tak mau ikut campur dengan masalah mereka, dengan segera Dara pamit pada Robert dan pergi meninggalkan Robert dengan orang itu.

\*

Bersambung..................................