NovelToon NovelToon
Dibuang Pak Jendral, Kunikahi Adiknya

Dibuang Pak Jendral, Kunikahi Adiknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:286.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kim99

"Nak!" panggil Pak Basuki. "Masih belum rela, ya. Calon suami kamu diambil kakak kamu sendiri?"

Sebuah senyum tersungging di bibir Sashi, saat ini mereka sudah ada di sebuah restoran untuk menunggu seseorang.

"Ya sudah, mending sama anak saya daripada sama cucu saya," kata sang kakek.

"Hah?" kaget Sashi. "Cucu? Maksudnya, Azka cucu eyang, jadi, anaknya eyang pamannya Mas Azka?"

"Hei! Jangan panggil Eyang, panggil ayah saja. Kamu kan mau jadi menantu saya."

Mat!lah Sashi, rasanya dia benar-benar tercekik dalam situasi ini. Bagaimana mungkin? Jadi maksudnya? Dia harus menjadi adik ipar Jendral yang sudah membuangnya? Juga, menjadi Bibi dari mantan calon suaminya?

Untuk info dan visual, follow Instagram: @anita_hisyam TT: ame_id FB: Anita Kim

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu yang Selingkuh

Ia menarik napas pelan, mengucapkan salam dengan suara yang hampir tenggelam oleh tawa-tawa riang dari dalam.

"Assalamu’alaikum...."

Pintu yang setengah terbuka kini lebar tersibak, dan dari balik pintu itu, mata Sashi langsung bertemu dengan sepasang mata dingin—milik lelaki yang dulu pernah ia doakan di setiap sujudnya, Azka.

Wajah itu masih sama. Dagu kokoh, alis tebal, dan mata tajam yang kini menatapnya seperti benda menjijikkan. Hatinya mencelus, tapi ia menahan napasnya dalam-dalam. Ia tak akan menangis di hadapan pria itu lagi.

"Sashi... kamu baik-baik aja di sana?" ucap Amara dengan senyum manis yang menampar lebih keras dari cacian. "Alhamdulillah kamu enggak kebawa hanyut ya...."

Sashi hanya tersenyum kecil. "Iya. Maaf ya, aku langsung ke kamar Ibu."

Ia tak menunggu jawaban. Tak memberi ruang pada mereka untuk menambah luka. Langkahnya cepat menapaki lorong rumah.

Lampu temaram membuat siluet tubuh kurus Bu Azizah terlihat jelas di atas ranjang.

"Assalamu'alaikum, Ibu." Perempuan itu duduk di tepian ranjang.

Bu Azizah menoleh perlahan, dan wajahnya langsung berubah teduh. "Wa'alaikumussalam Sashi... Nak, kamu pulang juga."

Dengan senyum di bibir, Ia menggenggam tangan ibunya yang dingin. "Ibu baik-baik aja?"

"Alhamdulillah... Ibu baik," jawabnya lembut. "Ibu khawatir kamu kenapa-kenapa di sana. Ibu dengar di berita banyak yang jadi korban...."

"Aku baik, Bu. Semua baik, Alhamdulillah."

"Kamu anak baik, Sashi. Dari dulu selalu kuat, selalu bisa diandalkan... Ibu bangga sama kamu."

Kata-kata itu seharusnya menghangatkan Sashi. Tapi justru menohok jantungnya.

"Ibu...," bisiknya. "Kenapa selama ini Ibu selalu pilih kasih? Kenapa Ibu selalu bela Amara? Bahkan... calon suamiku pun Ibu kasih ke dia."

Bu Azizah tersenyum samar. "Amara itu lemah, Sashi... kamu kan tahu dia punya asma. Sejak kecil dia memang butuh perhatian lebih. Ibu... cuma pengen dia bahagia."

"Terus aku? Aku harus kuat terus, Bu? Harus nahan semuanya? Bahkan waktu Ibu dan Ayah berhentiin mbak Yati, dan semua kerjaan rumah dialihin ke aku... aku masih SMP waktu itu."

"Ibu cuma... pengen kamu belajar jadi mandiri." Ia tersenyum sambil mengusap punggung tangan anaknya. "Kita harus tahu diri, Nak. Kita itu cuma numpang di sini, Ibu tahu kamu anak baik, kamu bijak dan kamu bisa ngelewatin semuanya."

"Bu ...."

"Udah, Nak. Sekarang kan kamu juga udah punya suami baru, Ibu mau kamu tetep bahagia sama suami kamu, jangan ungkit masa lalu, kamu harus tetep baik, Nak."

Sashi terdiam. Hatinya terasa seperti benang kusut yang ditarik paksa dari kedua ujungnya. Selalu ini yang ibunya katakan, dia tidak pernah sama sekali memikirkan perasaan Sashi.

** **

Setelah keluar dari kamar, Sashi menuju ruang cuci. Awalnya, ia hanya berniat mencuci beberapa helai pakaian kotornya sendiri. Tapi, begitu memasuki ruangan itu, ia langsung mengerutkan dahi. Tumpukan pakaian kotor seperti gunung kecil menunggu untuk disentuh. Seragam, daster, celana dalam, hingga sprei berantakan di lantai.

Ia menghela napas, selalu seperti ini. "Mereka juga udah gede."

Satu demi satu, ia pisahkan. Ia rendam, ia gosok, hingga tubuhnya mulai berpeluh.

Tiba-tiba .....

Sesuatu jatuh mengenai kepalanya. Seprei putih yang agak basah dan lembab di beberapa bagian. Sashi menoleh, dan di ambang pintu berdiri Amara, memegang keranjang dengan ekspresi kaget yang jelas dibuat-buat.

"Aduh, maaf, Sashi... aku enggak sengaja. Itu seprei dari kamarku. Mas Azka tadi... ya, terlalu lihai," ucapnya dengan senyum manja dan mata sinis.

Sashi memejamkan mata. Tangannya mengepal, bibirnya digigit. Dia bukan tidak tahu apa yang Amara katakan, mungkin jika tidak malu, Amara akan melakukan hubungan intim di depannya.

"Maaf ya, Sha. Aku nitip."

Ia hanya menunduk dan kembali menggosok cucian, sampai tangannya sakit, dan rasanya begitu panas.

** **

Tengah malam, setelah semua selesai, ia kembali ke dapur. Perutnya kosong, tubuhnya menggigil. Tapi yang ia temukan hanyalah tumpukan piring kotor di wastafel dan meja yang penuh remah makanan.

Tak ada lauk. Sashi membuka rice cooker. Masih ada sisa nasi. Ia ambil secukupnya. Ia ingin mengambil telur, tapi takut Pak Hartono bangun. Akhirnya, dia Hanya makan dengan kecap manis.

Ia duduk sendirian, menyendokkan nasi kecap ke mulutnya perlahan. Dan ketika rasa asin dari air matanya tercampur dengan manis gurih di lidahnya, ia tak sanggup lagi menahan isak, tubuhnya gemetar, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana sekarang.

Namun, suara langkah kaki yang berat memecah kesunyian. Sashi segera menyeka air matanya, menoleh perlahan.

Lelaki itu berdiri di ambang dapur, menyandarkan tubuhnya di kusen pintu. Matanya menatap Sashi seperti menatap sesuatu yang menjijikkan.

"Jangan sok menyedihkan!" katanya ketus. "Bukannya kamu sendiri yang minta semua kerjaan dialihin ke kamu?"

Sashi mendongak, menatap mata Azka dengan keberanian yang ia kumpulkan dari tiap luka.

"Aku salah apa sih sama kamu, Mas. Emangnya enggak cukup kamu nyakitin aku dengan nikah sama Kak Amara?"

"Cih, maling kok teriak maling." Azka mencibir.

"Apa maksud kamu?" tanya Sashi sambil menatap tajam kepada mantan calon suaminya.

"Kamu duluan yang selingkuh, Sashi!" Azka menunjuk wajah perempuan di depannya.

1
juwita
org baik biasanya cpt meninggal. mknya jendral sm istrinya org jahat jd lama metongnya🤣
Retno Harningsih
lanjut
DianWulanDari
jgn buat ayah nya meninggal dulu biar ada yg lindungi Sashi
Lala Kusumah
😭😭😭😭😭😭
Yuliana Tunru
lho kok malah pak basukinyg meninggy ..smoga dirga lgsg pulang ya ..kasihan sashi dan bunda far
Susi Akbarini
mudah2an yg teebaik buat pak basuki..

❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
ada baiknya kalo ayah basuki wafat.

biar Azka gak bisa carmuk..
❤❤❤❤❤
D_wiwied
nah, bener banget itu
D_wiwied
ya ampun ayah Basuki smg ga kenapa napa 😭
Susi Akbarini
iya bener..
lan kali apapun yg terjadi gak usah dibantu...

😀😀😀❤❤❤❤
darsih
dih Azka Sashi meh ga murahan yg murahan tuh istri mu d amara
D_wiwied
udahlah Sash.. ga usah terlalu baik jd orang, blm tentu orang yg kamu bantu menganggap baik perbuatanmu dan berterima kasih
Retno Harningsih
lanjut
juwita
pelakor teriak pelakor. emg dasar dokter g waras.
iqha_24
Sashi ...jangan terlalu baik sama orang yang sdh menyakiti kamu
DianWulanDari
knp Sashi tangan nya gatal sekali cegah BPK itu buat gampar si Kunti biar aja si Kunti dgampar dan dipermalukan
Jia
idih dia yg mnta garuk, malah nuduh orang lain yg gatel,
Jia
d obral teriak murahan,,,,,/Shhh/
Susi Akbarini
yg sama2 gila itu kalian..
Amara dan Azka..


😀😀😀❤❤❤❤
marga A
Susi Akbarini
dasar Amara keras kepala..
udah atau ceritanya kalo sashi bisan homecare..
tetap aja bilang sasahi tukang selingkuhhh...
❤❤❤❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!