Pintu Rahasia Dua Dunia

 Sampai antrian panjang itu sudah mulai menipis, pangeran daren masuk dengan langkah tegap nya. Dia masih suka menyamar memakai baju zirah saat keluar dari istana. Tak ada yang mengenal nya sebab dia tak suka menjadi pusat perhatian orang orang.

 "Selamat dagang di toko Lulu... Silahkan tuan, ada yang bisa kami bantu?" ucap Lulu dengan senyum manis nya.

 Kedua pemuda itu terpana seketika, disebelah nya Tia duduk sambil ikut tersenyum. Jendral Josh menatap Sintia dengan wajah berbinar nya.

"cantik." gumam kedua nya memandang masing masing gadis asing ini.

 Mereka terpesona seketika, apalagi pakaian yang digunakan itu. Begitu cantik dan begitu bersinar. Walaupun sangat aneh. Tapi saat dipakai Gadis gadis itu begitu cocok.

 "Tuan... Mau pesan apa?" tanya Sintia yang ikut menyadarkan mereka yang melamun.

 "Siapa nama mu nona cantik?" ucap jendral Josh dengan wajah berbinar nya.

 "Eh... Nama?"

 "Iya aku tak pernah melihat mu sebelumnya. Apa kau masih saudara dengan gadis cantik ini?" ucap Josh yang penasaran.

 Reaksi Sintia malah terkekeh kecil. Lucu sekali pemuda itu. Meraka malah menanyakan nama nya.

 "Nama ku Sintia tuan, dan ini saudara ku Lulu. Pemilik toko roti ini."

"Heh.... Kalau ga salah tuan yang semalam datang kesini ya?" ucap Lulu yang baru menyadari sorot mata tajam dari pria ini.

"Hmm..."

"Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan mengambil kue nya di belakang. tenang saja sudah aku pisahkan dengan yang lainnya.

 "Hmm."

 Lulu tak ambil pusing dengan respon pemuda datar itu. Dia segera mengambil pesanan pemuda itu, dan langsung memberikan nya tanpa basa basi.

 Sedangkan jendral Josh terlihat akrab dengan sintia dari tadi. Bahkan mereka saling tertawa seolah kenal satu sama lainnya.

"Apa kau tak ingin duduk dulu tuan Josh?"

"Tidak cantik, kau lihat pria datar itu kan. Dia bisa marah kepada ku, karena terlalu mengulurkan waktu." ucap Josh dengan kesal.

 "Oh.... Begitu, sayang sekali. Kau seru juga ya." ucap sintia sambil tersenyum manis.

 Walaupun tak bisa melihat wajah pemuda itu, dia yakin tubuh kokoh nya terlihat jelas membuat Sintia berbinar memandang nya.

 Ingat dia itu pecinta visual tampan dan perut kotak kotak. seperti para artis Korea, atau aktor film laga barat.

"Gila, tubuh nya Koko bener, ini sih luar biasa." gumam nya sambil menatap penuh minat ke arah Josh.

 Josh pun suka dengan wajah gadis itu, menurut nya begitu menarik, dia yang selama ini tak pernah dekat Dengan gadis mana pun terpikat dengan wajah cantik gadis asing ini.

"nah... Ini tuan. Pesanan nya."

"Hmm... berapa?"

 "Karena sepuluh potong roti, berserta manisan nya, jadinya 100 koin perak."

"Ini." ucap nya yang memberikan 1 koin emas kepada Lulu.

 Hal itu membuat Lulu kaget, bisa bisa nya pemuda itu memberikan koin yang besar kepadanya.

 "Tuan.. Ini terlalu banyak."

"tidak, ambil lah... Ayok Josh, kita pergi dari sini."

 "Tapi_

tanpa menghiraukan ucapan Lulu, Daren terus melangkah keluar tanpa memperdulikan teriakan gadis itu.

 "Sampai jumpa cantik." ucap Josh kepada Sintia.

 Tentu saja gadis itu mesem mesem sendiri, menahan salting melihat tatapan pemuda gagah itu.

 "Hua.... Gila... Ini bener bener gila, visual disini itu luar biasa lu." pekik nya yang heboh sendiri.

 Lulu langsung memutar bola matanya dengan malas melihat wajah kesenangan dari sahabat nya itu.

menurut Lulu pemuda itu sangat aneh. Dia tak habis pikir, kenapa diberikan koin emas ini. padahal kan sudah sesuai dengan harga nya.

 "Udah gausah dipikirin, itu rezeki Lo hari ini. terima aja besti."

"Tapi terlalu banyak Tia." protes Lulu yang tak ingin, Menerima lebih apapun dari pembeli nya.

"Hahaha... bener, dia ga tau aja kekayaan Lo sebesar apa." pekik nya sambil terkekeh geli melihat wajah sinis sahabat nya.