Telah Terbit Cetak Bersama Platinum Publisher X NovelToon ~
"Aku menyerah karena suamiku memilih
menciptakan cap jari diatas surat gugatan perpisahan demi mengucap akad dengan wanita lain,"
Dikta Nadira, seorang Motivator Pernikahan yang menikah dengan sosok Dosen Sosiologi bernama Robby Dreantama.
Pernikahan mereka yang terjadi akibat sebuah kesepakatan berujung kecewa disaat mereka sadar bahwa Noda Merah telah tercipta diatas buku nikah mereka dan Dikta memilih diam.
Dikhianati, bahkan melihat suaminya bercinta dengan wanita lain dihadapannya benar-benar menghancurkan hidup Dikta. Sehingga sampai pada kata Talak itu keluar.
Dikta menganggap akan menemukan jalan baru dalam kehidupannya malah kehilangan pijakan hidupnya, namun satu yang menjadi masalah, disaat mereka resmi berpisah fakta mempertegas bahwa Dikta tengah mengandung anak dari Robby.
Robby yang enggan mengakuinya membuat Dikta kembali merasa terpukul dan bertekad membuka lembaran baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35. Dikta Adinata Bukan Nadira
"Boleh kakak tanya, nama Dikta Nadira itu diberikan oleh siapa?" tanya Sean fokus mengendarai mobilnya.
Dikta mengingat sejenak, awalnya dia tanpa nama sebelum Mama Reni dan Papa Reno mengangkatnya sebagai anak.
"Papa Reno, soalnya aku gak tau nama aku sama sekali saat itu intinya blank," jawab Dikta yang membuat Sean mengangguk. "Emang nama asli aku siapa kak?"
"Nanti kakak kasih tahu, kali ini kita harus menemui seseorang," jawab Sean mengendarai mobilnya dengan menambah kecepatan.
Tak lama kemudian, mobil yang kendarai tiba didepan sebuah rumah dengan nuansa hijau, Dikta mengangkat alisnya atas tujuan Sean membawanya ke tempat tersebut.
"Rumah siapa kak?"
"Ustadz Zaky," jawab Sean keluar dari mobil. "Beliau adalah teman kakak, kakak hanya ingin bertanya sedikit mengenai keresahan hati kakak setelah menemukan kamu."
Dikta yang mendengar itu mengangguk dan ikut keluar dari mobil, Sean berjalan masuk lebih dalam ke pekarangan rumah tersebut bersama Dikta, sampai akhirnya mereka berdua sudah sampai di depan pintu rumah Ustadz Zaky.
Tok!
Tok!
Tok!
"Assalamualaikum?"
Sean mengetuk pintu rumah tersebut berharap Ustadz Zaky ada ditempat sehingga dia tidak perlu memendam segala pertanyaan kelut dalam benaknya saat ini.
Kritt!
Suara engsel pintu yang bergerak membuat Sean menghentikan pergerakan tangannya mengetuk pintu rumah tersebut.
"Waalaikumsalam, Sean? Tumben kemari, ayo masuk dulu," jawab Ustadz Zaky saat mendapati tamunya adalah Sean. "Eh siapa wanita yang bersamamu ini?"
Sean tersenyum. "Dia adalah Dikta, adik yang saya ceritakan menghilang dua puluh tahun yang lalu."
Ustadz Zaky mengangguk-anggukan kepalanya sembari mengelus dagunya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. "Yasudah ayo, masuk dulu."
Sean dan Dikta melangkahkan kakinya masuk ke rumah tersebut, Ustadz Zaky sendiri merupakan seorang Ustadz muda yang istrinya sedang berada di rumah mertuanya, jadi tidak heran jika dia tinggal sendiri.
"Ada kehendak apa Sean?" tanya Ustadz Zaky saat wajahnya sudah head to head dengan Sean.
Sean menghembuskan napas sejenak. "Begini, saya kan sudah menemukan adik saya yang hilang, nah saya ingin menanyakan tentang namanya, adik saya awalnya bernama Zoya Adinata, namun setelah menghilang dan diangkat menjadi anak oleh pasangan suami istri lain, namanya diubah menjadi Dikta Nadira karena adik saya sendiri tidak mengingat siapa nama aslinya."
Dikta yang mendengar itu menganggukkan kepalanya sejenak, ternyata kakaknya sangat memikirkan hal yang detail dengannya.
"Jadi baiknya saya kembalikan nama adik saya sesuai pemberian orang tua kandung kami atau tidak usah?"
"Apakah adikmu di adopsi oleh pasangan suami istri tersebut?" tanya Ustadz Zaky.
Sean dan Dikta mengangguk, Ustadz Zaky tersenyum hangat. "Berarti ini, Tabbani."
"Tabbani?" Sean dan Dikta saling melempar pandangan.
"Iya," jelas Ustadz Zaky. "Tabbani adalah seseorang atau pasangan yang mengambil atau mengadopsi anak orang lain dan diperlakukan seperti anak mereka sendiri, memberikan kasih sayang, nafkah dan pendidikan bahwa nama pribadi."
"Jadi?"
"Karena katamu Adikmu tidak mengingat siapa nama aslinya, jelas orang tua Tabbani darinya terpaksa memberikannya nama pengganti," jelas Ustadz Zaky kembali.
"Apakah mengubah nama itu sah, Ustadz?" tanya Sean kembali.
"Tidak ada hukum yang melarang pengubahan nama, karena di perbolahkan mengganti nama kepada yang lebih baik kalau nama asalnya mengandung makna yang kontradiktif dengan nilai kebaikan, namun karena disini nama Zoya Adinata itu sudah bagus dan diganti menjadi Dikta Nadira karena ketidak tahuan, makanya Allah berfirman," jawab Ustadz Zaky memberi jeda. "Dalam surah al-Ahzab ayat 5, "Panggilan mereka (anak angkat) itu dengan memakai nama bapak-bapak mereka, itulah yang paling adil di hadapan Allah. Jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, panggilah mereka sebagai saudaramu seagama dan mula-mula hamba sahaya yang di merdekakan.''
"Jadi sah-sah saja jika nama Dikta Nadira tersebut disematkan apalagi nama itu sudah dua puluh tahun mengikatnya, tapi kalau kamu tetap ingin memberi kesan bahwa adikmu adalah bagian dari keluargamu, kau bisa menambahkan nama ayah kalian dibelakang namanya sama sepertimu," lanjut Ustadz Zaky.
"Maksudnya?"
"Dikta Adinata," jawab Ustadz Zaky.
Sean dan Dikta saling menatap. "Apakah boleh Ustadz?"
"Dalam islam diperbolehkan apalagi hanya menambahkan nama ayah dibelakang nama utama, sisanya kalian bisa urus nama baru tersebut secara negara,"
Sean menghela napas lega, semua pertanyaannya sudah terjawab, namun kali ini Dikta yang memilih bertanya.
"Ustadz bisakah saya bertanya?"
"Silakan,"
"Saya dan suami saya sudah bercerai secara Li'an sehingga dimata agama nasab anak saya sudah tidak pada mantan suami saya, karena disaat kata talak itu keluar mantan suami saya enggan mengakui dan menuduh saya berzina, bahkan dia sudah bersumpah Li'an walaupun saya menentang tuduhannya," tanya Dikta menundukkan kepalanya.
"Benarlah ucapanmu itu, jika seorang suami menjatuhkan talak kepada istrinya dalam kondisi hamil dan enggan mengakui anak dalam kandungan bahkan menuduh istrinya berzina, maka nasab anak itu lebih sah kepihak ibu dan keluarga ibunya," jawab Ustadz Zaky membenarkan ucapan Dikta. "Karena salah satu penyebab terjadinya perceraian Li'an adalah Suami enggan mengakui anak dalam kandungan istrinya dan menuduh istrinya berzina."
"Lantas ketika saya menikah lagi, dan kedepannya anak saya perempuan siapakah yang berhak menjadi wali nikahnya? Ayah sambungnya nantikah?"
Pertanyaan itu terlontar karena sejujurnya Dikta ingin mencoba membuka hati untuk Adam atas ucapan Sean tadi.
"Ketika Masa Iddahmu lewat maka kau berhak menikah, dan jikalau anakmu perempuan dia sudah tidak memakai binti ayahnya dan ketika anakmu ingin menikah maka pihak lelaki dari keluarga ibulah yang berhak menjadi walinya, yaitu pamannya sendiri, Sean," jawab Ustadz Zaky.
"Tapi kalaupun anak saya perempuan, apakah hukumnya Mahram bagi ayah sambungnya nanti?"
"Hadist menjelaskan bahwa ketika seorang pria menikahi wanita yang memiliki anak, maka anak dari wanita tersebut mahram baginya," jelas Ustadz Zaky kembali. "Sepertinya kau merasa takut untuk menikah lagi?"
Dikta mengangguk.
"Jangan takut untuk mencoba menbina lagi, karena bisa jadi apa yang kau alami sebelumnya adalah ujian dari Allah mempertemukan dirimu dengan jodoh terbaikmu, jika kau merasa yakin, bukalah hatimu, insya Allah, yang terbaik akan hadir kepadamu,"
Mendengar penuturan Ustadz Zaky membuka hati Dikta bahwa tidak seharusnya dia terjebak dalam posisi seperti ini, dia tidak harus terpuruk dalam satu kegagalan karena sudah pasti Allah sudah menyiapkan jodoh terbaik untuknya.
•
•
•
TBC
hihihi, biasanya manggil kak atau mak..
tapi berhubung authornya lebih muda dan ternyata cowok pula, maka aku panggil dek othor saja yah, hehe..
ceritanya bagus, tapi menurutku alurnya terlalu to the point banget..
kurang panjang dan halus dikiiiit aja..
emang wajar sih, kalau cowok ngarang itu umumnya selalu to the point dan gak bertele-tele, karena mereka tercipta dominan akal (logika)..
nah kalo authornya cewek, gaya bahasanya bakalan sedikit panjang bahkan ada yg sangat bertele-tele, karena cewek dominan perasaan..
tapi, overall novel ini bagus banget..
mana diselipin ilmu2 agama yg sangat bagus dan tentunya menanbah menambah ilmu agama kita para reader Muslim..
bagi non Muslim pun, bisa jadi tambahan pengetahuan jg..
keren banget dah pokoknya..
semoga sehat selalu ya dek..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun dan dalam kondisi apapun..
barokallahu fiik.. 🙏🏻