Fauzia seorang gadis desa yang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan bersama sahabatnya Tantri, namun berjalannya hari dia harus di hadapkan dengan seorang pria keturunan konglomerat yang merupakan sahabat dari bos tempatnya bekerja yang bernama Adrian Riyan Pramuka. Dia di rumor kan menjadi selingkuhan dari Adrian namun berita itu malah membuat dirinya semakin dekat bahkan keluarga dari Adrian menerimanya dengan baik membuat Adrian harus rela menerima keputusan keluarganya untuk menjadikan Fauzia sebagai calon tunangannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang perasaan.
Zia baru saja turun dari mobil dan dia di buat kagum dengan rumah di depannya yang sangat besar dan megah.
"Ayo masuk sayang" ajak mamanya Adrian.
Ya saat ini Zia sedang berdiri di depan rumah milik keluarga Adrian yang sangat megah.
"Iya ma" jawab Zia. Sekarang Zia memanggil mamanya Adrian dengan sebutan mama setelah kejadian berapa jam lalu dimana Adrian kepergok tidur di ruang Zia.
Zia pun melangkah masuk mengikuti mamanya Adrian dan tibanya di dalam mereka sudah di sambut oleh beberapa orang pekerja di rumah ini.
"Hari ini saya membawa istrinya Adrian untuk tinggal di rumah ini jadi saya harap kalian harus bisa menghormatinya" ucap mamanya Adrian.
"Baik bu" jawab semuanya.
Mamanya Adrian mulai mengenalkan satu persatu ART di rumah nya dari mulai tukang bersih-bersih, tukang masak, tukang kebun bahkan sampai sopir. Zia dia hanya tersenyum karena dia gak pernah berpikiran akan tinggal di rumah sebesar ini dan menjadi menantu orang kaya eh bukan kaya tapi konglomerat.
Zia pun langsung di tunjukan kamar Adrian dan Zia kaget saat masuk karena kamarnya luas seperti dapurnya di kampung. Zia tidak menunjukan ekspresi kaget dengan apa yang di lihat semua itu karena dia gak mau membuat orang-orang berpikir jika dirinya terlalu kampungan. Setelah sang mama keluar Zia langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur yang sangat empuk.
Adrian dia gak ikut pulang karena tadi setelah sarapan dia menerima panggilan entah dari siapa karena langsung buru-buru pergi. Zia yang merasa bosen akhirnya keluar kamar dan hendak turun namun tiba-tiba dia berpapasan dengan Shayan adik dari Adrian.
Shayan yang kaget dia hanya menatap Zia dan Zia pun tersenyum. Zia turun ke bawah dan dia jalan-jalan di rumah itu untuk sekedar melihat-lihat.
"Maaf neng butuh apa? " tanya salah satu ART di rumah itu.
"Oh gak ada bu, aku cuman bosen aja di kamar" jawab Zia.
"Jangan panggil ibu, panggil saja bibi" ucap ART itu.
"Iya bi" jawab Zia sambil tersenyum.
"Maaf neng, neng kok bisa menikah dengan den Adrian? " tanya ART itu.
Zia terdiam. karena bingung mau jawab apa.
"Maaf neng maksud saya, setau saya den Adrian pacarnya seorang model" ujarnya menjelaskan.
"Oh itu, kami di jodohkan" jawab nya sedikit berbohong karena dia gak mungkin menceritakan semuanya.
"Oh jadi neng ini yang ada di berita? " tanya nya dengan tersenyum lebar dan Zia hanya membalas dengan anggukan den tersenyum.
Namun tiba-tiba Adrian datang dan langsung memanggil Zia karena Adrian melihat Zia sedang mengobrol dengan salah satu ART di rumah nya.
"Zia" panggil Adrian membuat Zia melirik ke arah Adrian.
"Lagi apa? " tanya Adrian setelah dekat dengan Zia.
"Aku lagi keliling rumah saja biar gak nyasar" jawab nya namun Adrian malah tertawa mendengar jawaban Zia.
"Udah ayo" ajaknya sambil menarik tangan Zia dan Zia pun hanya nurut saja.
Tibanya di kamar Adrian langsung membuka kemeja nya membuat Zia kaget.
"Aa mau ngapain? " tanya Zia
Adrian yang mendengar Zia memanggilnya aa langsung mendekati Zia.
"Kamu barusan bilang? " tanya Adrian.
"Yang mana? " tanya Zia bingung.
"Kamu tadi panggil aku apa? " ulang Adrian dan Zia langsung tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Ayo jawab tadi kamu panggil aku apa? " pak Adrian namun Zia tatap tidak mau menjawab dan hendak kabur namun Adrian langsung menariknya membuat Zia jatuh di tempat tidur Adrian pun langsung menahan Zia agar tidak pergi.
"Cepat ucapin lagi" pinta Adrian namun Zia tidak mau.
Namun saat Zia sadar jika posisi nya sekarang dengan Adrian sangat lah dekat Zia pun langsung mendorong Adrian dengan sekuat tenaga membuat Adrian terjatuh.
Adrian langsung meringis kesakitan karena tangannya yang terluka terbentur lagi.
"Maaf, aa gak kenapa-napa kan? " tanya Zia langsung melihat keadaan Adrian.
namun Adrian langsung berbohong karena dia gak mau jika Zia tau bahwa dirinya terluka.
"Aku gak apa-apa" jawab nya lalu bangun.
"Kamu kenapa panggil aku seperti itu? " tanya Adrian.
"Ya aku gak mungkin panggil aa bapak di depan orang tua aa" jawab Zia namun entah kenapa hatinya tidka senang karena jawaban yang dia harapkan bukan itu.
"Ya sudah aku mau mandi tolong siapkan baju nya" ucap Adrian lali masuk ke kamar mandi.
Zia mendekati lemari lalu mencari baju kemudian di simpan di atas tempat tidur.Zia pun keluar dia datang ke dapur untuk membantu namun semua ART melarang nya dan akhirnya Zia di ajak bicara oleh mamanya Adrian.
Berbeda dengan Adrian dia sebelum mandi terdiam karena dia merasa jika berada di samping Zia dia bisa bersikap apa adanya tanpa harus bersikap dingin dan angkuh. Selesai mandi Adrian pun turun dan mencari Zia namun saat hendak mendekati Zia dan mamanya Adrian tak sengaja mendengar pembicaraan sang mama dan Zia.
"Sejak kamu kenal dengan Adrian apa kamu menyukainya? " tanya sang mama.
"Engga ma, karena saat itu Zia tidak pernah berpikiran untuk menyukai pria karena yang ada dalam pikiran Zia membantu orang tua dan membiayai sekolah Ali aduk Zia" jawab Zia.
"Terus setelah tau Adrian siapa, kamu ada niatan buat dekati dia? " tanya sang mama lagi.
Zia tersenyum menanggapi pertanyaan mamanya Adrian.
"Agak ada ma, karena jujur aku gak suka dengan sikap yang dingin dan nyebelin" jawab Zia.
"Padahal banyak lo cewek-cewek yang dekati Adrian karena dia seorang pengusaha " ujar sang mama.
"Ya berarti mereka cuman pengen duit nya aja dong ma" balas Zia dan sang mama mengangguk.
"Bahkan sampai saat ini Zia belum tau apa Zia udah mulai suka atau tidak tapi yang Zia rasakan saat ini dia nyaman bersama Adrian" beritahu Zia membuat sang mama tersenyum begitu pun Adrian walau ada sedikit rasa sedih karena Zia belum memiliki perasaan apa-apa terhadap nya.
"Kalian lagi ngomongin apa serius amat? " tanya Adrian langsung mendekati sang mama dan Zia.
"Dih mau tau, ini mah urusan cewek" jawab sang mama.
Sang mama melihat penampilan Adrian yang memakai baju panjang karena biasanya dia cuman pakai baju tanpa lengan kalau di rumah.
"Kamu sakit? " tanya sang mama.
"Enggak emang kenapa? " tanya Adrian.
"Tumben kamu pakai baju panjang" jawab sang mama.
"Gak apa-apa cuman takut ada yang tergoda aja kalau lihat badan aku" jawab Adrian sambil melirik Zia membuat Zia mengerutkan kening karena tidak mengerti namun berbeda dengan sang mama yang sudah tertawa melihat ekspresi Zia yang bingung.