Panglima perang Lei Guiying menyusun rencana menyusup menjadi pengantin wanita agar dapat melumpuhkan musuhnya. Namun siapa sangka aliansi pernikahan yang seharusnya menuju negara Menghua. Justru tertukar dan harus menikah di negara Dingxi sebagai Nona Muda pertama dari kediaman Menteri yang ada di negara Menghua.
Lei Guiying menikah menjadi selir pangeran kesembilan. Begitu banyak intrik dan sekema besar terus terikat. Membuat gadis itu harus terus bertahan menjadi seorang pengantin aliansi dari negara lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perubahan sikap yang mencurigakan
Setelah sampai di bawah bukit Shui Long Yin menurunkan istrinya. Dia berjalan pergi tanpa memperdulikan gadis yang masih kebinggungan dengan sikapnya.
"Selir Li, saya akan membantu anda naik keatas kereta." Pelayan Zue er mendekat.
Gadis itu tersadar kembali, "Tidak perlu. Malam ini kita tetap tidak bisa pergi. Ada longsor di jalur utama pada bagian bawah bukit." ujarnya menatap kearah pelayannya lalu berjalan mendekat kearah suaminya.
Pria muda itu sudah berdiri di dekat jurang yang langsung memperlihatkan hutan luas di bawahnya. Kedua tangannya di kaitkan di punggung. "Besok pagi kita baru bisa kembali. Kita bisa berjalan setengah jam ke timur. Di sana ada penginapan yang bisa kita tempati sementara waktu."
Lei Guiying menatap pria di sampingnya. Dia kira bayangan di dalam kabut tebal itu hanya orang-orang dari lembaga pemerintahan. Siapa yang menyangka jika pengawal kekaisaran bersama suaminya juga ada di antaranya.
"Sepertinya kamu tidak mendengarkan ucapanku lagi!" Shui Long Yin menatap kearah istrinya. "Li Guiying."
"Em?"
Pria muda itu menatap sementara lalu berjalan pergi. "Ikuti aku."
"Baik."
Mereka berdua pergi menuju penginapan yang ada di kaki bukit. Setidaknya masih ada tempat bermalam yang bisa di tempati sementara waktu. Sepanjang perjalanan keadaan sangat sunyi di tambah tidak ada suara yang terdengar dari keduanya. Jalan setapak tidak bisa di lewati kereta. Mereka harus berjalan kaki untuk dapat sampai di penginapan. Hal ini juga yang membuat banyak orang memilih untuk pulang dari pada menginap.
Suara burung juga saling bersautan dengan angin yang mulai terdengar membuat gesekan pada dedaunan. Beberapa hewan kecil terlihat berterbangan di semak-semak yang merambat cukup lebat. Lei Guiying yang berjalan tepat di belakang suaminya langsung berhenti. Di saat pria di depannya tidak melanjutkan langkahnya lagi. "Ada apa?"
"Jalan lebih dulu." Suara itu terdengar lebih dingin. Pria muda itu melirik kearah istrinya.
"Tidak masalah. Aku tidak merasa takut," saut Lei Guiying.
Tatapan dingin terlihat di wajah Shui Long Yin, "Aku hanya tidak suka di tatap dari belakang."
Kedua alis Lei Guiying menyatu. "Apa maksud mu? Aku tidak pernah menatap diam-diam dari belakang," ujarnya kesal.
Pria di depannya tetap diam. Sehingga Lei Guiying harus mengalah dan berjalan di depan. Langkahnya di percepat, "Aku juga tidak suka di tatap dari belakang."
Shui Long Yin hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat gadis di depannya yang tidak pernah bisa di kalahkan. Cuaca dingin terasa semakin kuat di saat cahaya matahari sepenuhnya menghilang. Dia melihat gaun yang di kenakan istrinya cukup tipis bahkan dalam keadaan dingin seperti sekarang. "Berhenti."
Lei Guiying seketika menghentikan langkahnya untuk yang kedua kalinya. "Ada apa lagi?" Menoleh dengan kesal. Dengan malas dia membalikkan tubuhnya.
Ikatan jubah di lepas saat langkahnya semakin mendekat. Shui Long Yin berdiri tepat di hadapan istrinya. Memberikan jubah tebal miliknya agar dapat menutupi tubuh istrinya. "Kenapa keluar dengan gaun seperti ini? Apa keuangan di kediaman tidak mencukupi? Bahkan kamu tidak membawa jubah tebal di cuaca seperti ini. Pelayan baru mu benar-benar ceroboh."
Gadis itu memperhatikan wajah suaminya. "Aku yang memintanya untuk meletakkan kembali jubah tebal yang ia siapkan. Kamu tidak bisa menyebutnya ceroboh. Dia sudah sangat menjaga ku dengan baik. Bahkan lebih baik dari pada kamu." Setiap perkataan itu mengandung sindiran halus.
Seringaian tipis terlintas di wajah Shui Long Yin. Dia menyentuh kening istrinya, "Kamu demam."
"Benarkah? Aku rasa tidak." Lei Guiying juga menyentuh keningnya. "Tunggu." Menatap tajam dengan melangkah mundur. "Pangeran kesembilan, sepertinya siluman telah merasuk di tubuh mu beberapa waktu terakhir."
Shui Long Yin mengerutkan keningnya.
"Kenapa kamu menjadi perhatian dengan keadaan ku? Semua ini justru membuat ku merinding." Menggosok kedua lengannya dengan menyilangkan tangannya.
Shui Long Yin mendekatkan wajahnya bahkan hampir tidak memiliki jarak. "Sepertinya demam yang kamu alami cukup parah. Bahkan membuat otak mu tidak bisa bekerja dengan baik."
Wajah Lei Guiying semakin masam. Dia langsung berbalik pergi berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Di ikuti Shui Long Yin yang berjalan lebih lambat di belakangnya. Sesampainya di depan penginapan yang di maksud suaminya. Lei Guiying terdiam menatap kearah penginapan yang cukup besar. Penginapan itu memiliki halaman luas dengan bangunan tiga tingkat. "Sepertinya pemilik penginapan tidak terlalu butuh uang. Sehingga dia membangun penginapan bagus di tengah hutan." Gadis itu menatap suaminya yang sudah berjalan melewatinya terlebih dulu masuk ke dalam penginapan. Dia juga ikut berjalan masuk.
"Aku sudah memesan satu kamar di lantai atas," ujar Shui Long Yin menatap santai kearah istrinya.
Lei Guiying menghela nafas dalam di hatinya. Dia sendiri tahu jika ruangan kamar juga akan di tempati para wanita dan gadis muda yang terjebak bersama mereka. "Baik."
"Tuan, Nyonya. Silakan," ujar pelayan penginapan mempersilakan.
Mereka berdua berjalan mengikuti pelayan yang akan menunjukkan kamar.
Hanya selang beberapa menit saja rombongan wanita dan gadis bangsawan di antar pengawal pribadi Yu Ji sudah sampai di penginapan. Mereka juga langsung memesan satu kamar untuk di isi dua sampai tiga orang. Penginapan yang sepi hari itu juga berubah menjadi sangat ramai. Bahkan kesibukan para pelayan dari bagian dapur, kebersihan, penerima tamu juga pelayanan. Menjadi sangat sibuk bahkan membuat mereka kualahan.
Di lantai tiga pelayan yang mengantarkan memberikan kunci kamar. "Tuan, Nyonya. Jika tidak ada hal lain lagi saya akan pergi kambali." Pelayan itu pergi meninggalkan dua pasangan suami istri.
Kkreekkk...
Pintu kamar yang ada di bagian paling ujung lorong di buka. Terdapat papan angka terukir nomor empat puluh enam yang tergantung di pintu. Ruangan terlihat rapi juga bersih. Perawatan yang di lakukan pemilik penginapan sangat luar biasa mendetail.
Mereka berdua masuk ke dalam kamar. Shui Long Yin memiliki duduk di kuris yang ada di dalam ruangan. Sedangkan Lei Guiying berjalan menuju ujung ruangan membuka jendela yang ada di sana. "Wahhh..." Tepat di belakang penginapan terdapat jurang yang sangat dalam. Yang langsung memperlihatkan pemandangan luar biasa di bawahnya. Hutan di bawah jurang sangat lebat tanpa celah. Bukit-bukit tinggi terlihat sangat jelas dengan kabut menutupi bagian atasnya. Burung malam mulai berterbangan keluar dari sarang. Membuat pemandangan luar biasa yang sulit di temukan. "Sayang sekali jika tempat ini sangat jarang ada orang yang datang."
Tokkkk...
Ketukan pintu terdengar.
Lei Guiying berjalan mendekat membukakan pintu orang yang ada di luar.
"Tuan, Nyonya. Pelayanan untuk hidangan pembuka." Nampan berisi kue hangat juga teko berisi teh panas dan dua cangkir bersih ada di tangannya.
Setelah gadis itu memberikan jalan. Pelayan langsung meletakkan nampan di tangannya di atas meja ruangan kamar. "Selamat menikmati. Jika ada hal yang di butuhkan bisa langsung memanggil saya." Pelayan itu mundur dua langkah baru pergi keluar dari ruangan kamar.
"Bahkan pelayannya sangat terstruktur dengan rapi," gumam Lei Guiying penuh keheranan.
Shui Long Yin hanya memperlihatkan senyuman tipis sembari menuangkan teh panas ke dalam cangkir kosong.