NovelToon NovelToon
Secercah Asa Untuk Utari

Secercah Asa Untuk Utari

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: emmarisma

Kehidupan yang semula diharapkan bisa mendatangkan kebahagiaan, rupanya merupakan neraka bagi wanita bernama Utari. Dia merasakan Nikah yang tak indah karena salah memilih pasangan. Lalu apakah Utari akan mendapatkan kebahagiaan yang dia impikan? Bagaimana kisah Utari selanjutnya? simak kisahnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Keluarga Toxic

Bu Dewi memandang Utari dengan mata terbelalak.

"Kamu ...!"

"Ada apa, Bu? Tidak perlu berteriak seperti itu. Ibu akan mengejutkan pasien yang ada di sini." Utari berbicara dengan nada yang sangat lembut, tetapi tatapannya tampak tak acuh.

"Dasar ja*ang! Kamu berani muncul di depanku setelah kamu membuat Akmal dan Hana kehilangan pekerjaannya?"

Utari menutup mulutnya sambil terkekeh. Dia baru menyadari ternyata sifat tak tahu malu itu bisa diturunkan.

"Ibu, tolong hargai diri ibu sendiri. Seorang wanita yang berpendidikan tidak akan berbicara dengan merendahkan orang lain. Ibu bicara seolah tidak pernah duduk di bangku sekolah. Menuduh tanpa bukti, membuat tuduhan palsu juga bisa membuat ibu bermalam di penjara, asal ibu tahu," Ucapan Utari tidak terlalu kencang dan tidak juga terlalu pelan, jadi orang-orang di sekelilingnya bisa mendengar suara Utari.

Orang-orang di sekeliling mereka tampak berkasak kusuk membicarakan mereka. Kenapa mereka datang ke rumah sakit, membawa masalah keluarga?

"Memang kamu yang menyebabkan Akmal dan Hana dikeluarkan dari perusahaan," kata Bu Dewi gigih.

"Ibu ini makin tua, semakin lucu. Mereka dikeluarkan karena mereka berselingkuh. Jadi apa hubungannya dengan saya. Ingat, Bu! Tuhan itu tidak tidur. Mungkin anak dan menantu kesayangan ibu ini sedang menuai karmanya."

"Tutup mulutmu, Tari!" Hana tidak dapat mengendalikan kemarahannya. Dia bersuara cukup keras sehingga membuat orang-orang yang ada di sana terganggu. Dua orang penjaga keamanan mendekati mereka. Lisa kebetulan juga sedang mencari keberadaan Utari.

"Bu Utari, Sebentar lagi giliran anda."

"Oh, iya. Utari tidak banyak bicara lagi dengan dua orang ini dan langsung pergi meninggalkan keduanya begitu saja.

Akmal baru saja keluar dari ruang IGD. Dia tidak tahu apa yang baru saja terjadi, tapi dia melihat Hana dan ibunya sedang berbicara dengan petugas keamanan.

"Bu, ada apa ini?" Akmal mendekati ibunya dan Hana. Dia masih sempat mendengar petugas keamanan memperingati mereka.

"Kalau kalian tidak bisa menahan diri, sebaiknya kalian keluar dari rumah sakit. Jangan pernah mengganggu ketenangan pengunjung rumah sakit." Setelah mengatakan apa yang perlu dikatakan, kedua petugas keamanan itu pergi meninggalkan Hana dan Bu Dewi.

Akmal memandang tajam ke arah ibunya dan Hana.

"Apa yang sebenarnya tadi? Baru sebentar ditinggal sudah membuat masalah."

"Itu semua karena Tari. Ja*ang itu membuat Hana dan aku marah," kata ibu Dewi. Alis Akmal berkerut.

"Utari? Dimana dia?" Akmal mengedarkan pandangannya. Wajahnya menunjukkan antusiasme. Tanpa sadar mematik rasa cemburu Hana.

"Dia sudah pergi. Untuk apa kamu mencarinya." Hana berkata ketus. "Gimana kondisi Iqbal?"

"Lengannya patah, selain itu ada beberapa luka gores. Selebihnya tidak ada yang serius."

"Meski ga ada yang serius, tetap saja kita harusnya meminta ganti rugi."

"Mau minta ganti rugi ke siapa? Yang nabrak aja kabur," jawab Akmal kesal. Meski begitu dia masih terlihat celingukan sesekali mencari keberadaan Utari.

Bu Dewi sejak tadi hanya diam. Dia kembali mengingat penampilan Utari tadi dan dia merasa tidak nyaman dalam hatinya. Biasanya dia melihat penampilan Utari yang kumal dan tak terurus, tapi tadi Utari terlihat anggun dan berkelas.

Bagaimana bisa? Apakah Utari jual diri?"

"Bu! Ibu mikirin apa sih?" Akmal menepuk bahu bu Dewi hingga mengejutkan paruh baya itu.

"Eh engga kok," jawab Bu Dewi gelagapan.

Mereka bertiga masuk ke ruang IGD untuk melihat kondisi Iqbal. Lisa melihat Utari yang cemberut, merasa penasaran. Dia pun akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Mbak Utari, ada masalah sama orang-orang tadi?" tanya Lisa dengan hati-hati.

Utari menoleh dan menatap Lisa sesaat, dia menghela napas panjang dan berkata, "Yang tua calon mantan mertua saya, sedangkan yang perempuan tadi selingkuhan suami saya."

Lisa tertegun. Dia memang sebelumnya tidak mendapatkan informasi apa-apa terkait Utari. Dia hanya ditugaskan oleh atasannya untuk menjadi asisten Utari.

Saat Lisa ingin mengajukan pertanyaan lagi pada Utari, nama Utari dipanggil oleh perawat. Utari masuk ke ruangan dokter ditemani Lisa.

Usai melakukan medical check up Utari dan Lisa sekarang sedang menunggu di antrian obat. Utari harus meminum beberapa suplemen dan Vitamin karena dia mengalami malnutrisi. Beruntung kondisi malnutrisi yang dialami Utari masih tergolong ringan.

Di saat yang sama, Akmal sedang membawa resep ke apotik rumah sakit. Matanya tak sengaja melihat Utari. Dia pun bergegas mendatanginya.

"Tari!"

Utari hanya melirik malas ke arah Akmal. Dia enggan menanggapi sapaan calon mantan suaminya itu.

"Tari, kamu ga dengar aku panggil?"

Utari berdiri dan Lisa juga ikut berdiri. "Bu Utari tunggu di mobil saja. Biar saya yang tunggu obatnya," kata Lisa.

"Ga usah. Mbak Lisa bilang aja ke mereka untuk mengirim obatnya. Saya lapar, saya mau makan."

"Oh, baik, Bu." Lisa segera menuju ke loket apoteker. Utari sama sekali mengabaikan keberadaan Akmal.

"Tari, kamu cuma sedang berakting, kan? Kamu pura-pura ga peduli sama aku, biar aku perhatiin kamu, kan?"

Utari menoleh dan memandang Akmal dengan jijik. "Omong kosong, Mas. Aku memang udah ga peduli sama kamu. Silahkan kamu berbahagia dengan selingkuhanmu itu. Aku dan Nisa akan mencari kebahagiaan kami sendiri."

Utari lantas pergi meninggalkan Akmal yang terpaku di tempat. Lisa bergegas mengikuti Utari.

"Kita ke mana sekarang, Bu?"

"Pulang, Mbak. Saya lapar."

"Baik, Bu."

Sepanjang perjalanan pulang, Utari memejamkan mata. Kepalanya berdenyut hebat. Dia tidak boleh terpancing emosi, tapi bertemu dengan Akmal, membuat emosinya menjadi tidak stabil.

Lisa sesekali melirik Utari. Wajahnya yang kurus terlihat pucat. Lisa bisa menebak jika pria tadi adalah mantan suami Utari. Lisa merasa sedikit iba pada Utari.

Setibanya di kediaman Bian, Utari turun dengan lemas. Baru beberapa langkah, pandangannya tiba-tiba gelap, Utari jatuh pingsan.

"Bu Utari!" Lisa berteriak. Bian yang sejak tadi menunggu di ruang tamu, mendengar teriakan dari luar. Dia pun segera berlari keluar dengan jantung yang berdebar kencang.

Bian melihat Utari tergeletak di lantai dan Lisa hendak menyentuh Utari.

"Biar saya saja." Bian mengangkat Utari. Dia segera membawa Utari masuk ke dalam rumah, Lisa mengikuti mereka dengan cemas.

Bian menidurkan Utari di kamarnya. Dia segera melepaskan sepatu Utari, lalu mencari minyak angin dan mengoleskannya di bawah hidung Utari.

"Kalian tadi dari rumah sakit ngapain aja? Kenapa sampai Utari kaya gini?"

Lisa menunduk, dia takut dengan tatapan Bian yang tajam. Meski Bian terkenal paling ramah diantara kedua anak Pak Tama, tapi semua orang tahu, bagaimana kalau Bian marah. Dia lebih menakutkan dari Dewa, bahkan pak Tama sendiri.

"Ta_tadi bu Utari baik baik saja, Pak, tapi pas kita mengantri obat, Bu Utari bertemu seseorang, kemungkinan mantan suaminya, Pak."

Bian mendengus. Tak lama dia melihat pergerakan dari Utari, Bian pun mengalihkan perhatiannya pada Utari.

"Tari, apa yang kamu rasakan?"

Utari membuka matanya. Dia melihat Bian memandangi dirinya dengan cemas.

"Aku ga apa-apa, Bi. Ga tahu kenapa aku tiba-tiba pusing."

1
Widia Sari
lanjut
Widia Sari
lanjut lagi dong
kaila
lanjut kak
Apthiana Devi
semua cerita2 nya bagus...
Ati Rohayati
Luar biasa
kaila
lanjut
kaila
lanjut kak
jiannafeeza 2201
jangan bilang dewa suka sm utari
utari pokoknya untuk Bian gak boleh sm yang lain 😁
jaran goyang
𝚍𝚎𝚠𝚊 𝚗𝚘 𝚢𝚊 𝚗𝚘
jaran goyang
𝚙𝚜𝚝 𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚖𝚗𝚌𝚕𝚔𝚊𝚒.... 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚖𝚒𝚜𝚝𝚎𝚛𝚒𝚞𝚜
jaran goyang
𝚐𝚔 𝚍𝚊 𝚘𝚝𝚊𝚔
Widia Sari
dasar si ibu gak tau malu
ni karena mau merasakan kekayaan utari makanya di bujuk utari buat rujuk sm si akmal ...
Bagus utari jawaban yang bagus biar kapok tuh si ibu
jaran goyang
𝒓𝒔𝒌𝒏..𝒏𝒆𝒙𝒕
kaila
lanjut kak
Widia Sari
lanjut lagi dong
kaila
lanjut kak
kaila
lanjut
kaila
lanjut kak
Widia Sari
lanjut lagi dong kk
kaila
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!