Berawal dari pertemuan tidak sengaja dengan seorang gadis yang disangka adalah seorang wanita malam malah membuat Letnan Rico semakin terjebak masalah karena ternyata gadis tersebut adalah anak gadis seorang Panglima hingga membuat Panglima marah karena pengaduan fiktif sang putri.
Panglima memutasi Letnan Rico ke sebuah pelosok negeri sebagai hukumannya setelah menikahkan sang putri dengan Letnan Rico namun tidak ada yang mengira putri Panglima masih menjalin hubungan dengan kekasihnya yang notebene adalah sahabat Letnan Rico.
Mampukah Letnan Rico mendidik sang istri yang masih sangat labil. Bagaimana nasih sahabat Letnan Rico selanjutnya??? Apakah hatinya sanggup merelakan sang kekasih?? Siapakah dia??
Konflik, Skip jika tidak sanggup..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Sayang sekali.
Pagi ini Bang Danar masih mengikuti kegiatan lapangan sebelum am*lden kepindahan tugasnya menjadi danton pada kompi c di puncak Kompi karang.
Sidak salah sasaran membuat dirinya harus terlempar jauh ke tanah puncak pulau karang, Papa Harso mempertaruhkan jabatannya dan sang istri harus menerima konsekuensi cibiran buruk tentang masa lalunya.
Rasa malu itu masih begitu melekat erat di wajah Bang Danar tapi yang lebih penting daripada itu adalah mental Nindy yang kini tengah hamil muda.
"Danar, tunggu..!! Aku mau bicara..!!" Bang Rico menghadang langkah Bang Danar.
"Apalagi???? Apa masih kurang Kei dan kamu mengacak-acak hidupku. Aku sudah merelakan Kei untukmu, apa kamu tidak bisa juga membiarkan Nindy tenang?????? Terserah mau kau apakan aku, asal jangan istriku. Nindy hamil muda, Ric..!!" Jawab Bang Danar.
Bang Rico cukup kaget mendengarnya tapi ia memilih untuk diam. Tapi tidak saat Kei datang, istri Letnan Rico itu syok bahkan terdiam dengan tangisnya.
"Hamil?????? Jadi benar kan, benar Abang menghamilinya sebelum menikah. Pantas Abang meminta pemeriksaan kesehatan di lewati saja." Pekik Keinan. "Kenapa Abang khianati Kei???? Apa salah Nindy??? Nindy sudah setia sama Abang."
"Apa yang kamu bilang setia???? Kalau kamu memang setia, kamu tidak akan tidur dengan Rico dan menikah dengannya." Kesabaran Bang Danar rasanya hilang, tangannya hampir saja menampar Keinan jika saja Bang Rico tidak mencegahnya.
"Tolong jangan sakiti Kei, kamu bisa membalasnya padaku..!!" Pinta Bang Rico.
Kini posisinya semakin memburuk. Pandangan orang sudah menatapnya dengan berbagai pemikiran yang pastinya begitu buruk.
Bang Danar mengalihkan ekor mata pada Bang Rico. "Tangani semua, kau yang buat perkara. Saya minta tanggung jawabmu, sampai Nindy terlibat lagi dalam masalah. Ku pastikan kau habis di tanganku, terutama istrimu ini..!!" Ancam Bang Danar.
Sungguh Keinan begitu syok. Pria yang dulu begitu mencintai, menyayangi dan memanjakannya kini tidak lagi seperti dulu. Tidak ada kata lembut bahkan sikap melindungi pun hilang dari diri pria tersebut. Rasa kecewa begitu terasa dalam diri Keinan.
"Sebegitu indahnya kah posisinya di hati Abang?? Apakah hanya dalam sekejap mata Nindy bisa membuatmu melupakanku?????? Apa hebatnya seorang Nindy yang bisanya hanya menjajakan diri?????" Pekik Nindy.
"Astagfirullah hal adzim, Ya Allah..!!!" Bang Danar mengusap dadanya tapi kemudian refleks mengangkat tangannya dan melayang tinggi.
plaaaaaakk..
Secepatnya Bang Rico menghadang hingga tamparan itu mendarat di pipinya. Keinan terisak-isak di belakang punggung Bang Rico dengan ketakutan.
Bang Danar segera meninggalkan tempat tanpa kata, tanpa menoleh lagi melihat Bang Rico dan Nindy.
Setelah Bang Danar pergi, barulah Bang Rico mengajak Keinan untuk duduk dan menenangkan istrinya. Tubuh Keinan gemetar ketakutan.
"Baru lihat Danar ngamuk?? Apa kamu tidak tau kalau Danar itu berdarah dingin??? Apa yang Danar lakukan hari ini tidak seberapa, bahkan dia pernah menebas kepala pemberontak dalam misi tugasnya. Lupakan dia..!! Sekarang hatinya hanya untuk Nindy, tidak ada kamu lagi..!!" Kata Bang Rico.
...
Sambil merokok, Bang Danar menunggu pegawai toko bunga merangkai bucket pesanannya.
Sebenarnya sungguh Bang Danar bukan sosok pria romantis malah sama sekali tidak romantis, tapi demi sang istri dirinya mencoba menjadi selalyaknya suami yang bisa membahagiakan istri.
"Sudah atau belum, Bang??? Ikat bunga lama sekali." Omel Bang Danar sudah mulai kesal karena sudah merindukan istrinya.
"Sebentar lagi selesai, Pak." Jawab Pegawai toko bunga tersebut.
"Kau yakin istri saya pasti suka??" Tanya Bang Danar dengan mimik wajah ragu.
"Pasti suka, Pak. Bunga ini indah, wanita suka dengan keindahan." Kata pegawai toko bunga. "Mau di tambah tulisan apa, Pak?"
"Biasanya apa??" Bang Danar balik bertanya.
"Perasaan isi hati bapak saat ini."
Bang Danar kembali menghisap batang rokoknya sambil berpikir keras.
'Tulis apa ya?? Yaaa.. kangen. Pengen nengok di dedek.. apalagi?????'
"Saya saja yang tulis..!!! Tapi benar ya istri saya pasti suka. Kalau tidak suka, saya balik lagi, saya obrak-abrik tokomu ini..!!" Ancam Bang Danar.
...
"Allahu Akbar, Danaaaar..!!!!" Papa Harso sampai kaget melihat putranya membawa karangan bunga yang begitu besar di kamar rawat Nindy.
Saking besarnya hingga untuk memasukan bunga tersebut harus di bantu oleh empat orang anggotanya, belum lagi bucket bunga di tangan Bang Danar.
"Selamat atas kehamilan Ibu Danton, Selamat Danton..!! Sehat selalu hingga saatnya persalinan..!!" Kata para anggota.
"Terima kasih ya..!!" Jawab Bang Danar mengurai senyum sumringah.
"Terima kasih banyak, Om..!!" Ujar Nindy ikut menarik senyumnya.
~
Nindy sama sekali tidak menampakan ekspresi bahagia menerima bucket bunga tersebut padahal Bang Danar sudah menyelipkan beberapa juta dari lembaran uang yang ia selipkan di tengah bunga tersebut.
"Pedagang kurang ajar..!! Harus di maki..!!" Bang Danar mengambil ponsel dan siap memaki pedagang tersebut tapi Nindy menarik tangannya.
"Abaang..!! Apa tidak berlebihan semua ini??"
"Maksudnya bagaimana?? Kamu tidak suka???" Tanya Bang Danar.
"Suka, malah suka sekali. Tapi jangan menghabiskan banyak uang untuk membeli seperti ini." Kata Nindy.
"Alhamdulillah kalau suka. Nggak apa-apa kalau untuk menyenangkan istri, Abang belum pernah buat seperti ini. Asal kamu bahagia, Abang juga bahagia. Nantinya dunia Abang hanya ada kamu dan anak kita. Abang kerja keras, hujan panas, siang malam.. untuk siapa kalau bukan untukmu dan anak-anak?? Habiskan semua, tidak ada suami yang akan jatuh miskin kalau istrinya bahagia." Jawab Bang Danar.
Nindy merasa tidak enak hati dengan mertuanya tapi saat ia menoleh, Papa Harso sedang menyuapi Mama Delia dengan penuh kelembutan. Sesekali Mama Delia tertawa dengan ulah jail Papa Harso.
"Bakti Abang hanya untuk Mama selamanya Abang milik Mama..!!"
"Abang tau. Tapi ibu dan istri adalah dua wanita utama yang tidak pernah sama. Dua-duanya sangat berarti dan tidak bisa di bandingkan. Ibu adalah wanita yang melahirkan Abang ke dunia sedangkan kamu adalah wanita yang akan melahirkan anak-anak Abang. Dua wanita ini sama-sama bertaruh nyawa demi hidup dan nafas yang yang baru. Kamu dan Mama sangat berarti di hati Abang."
Nindy menatap wajah Bang Danar, wajah lelah namun begitu bertanggung jawab sebagai seorang suami.
"Bang, berikan uang ini untuk Mama..!!"
Mama Delia yang saat itu sudah menghampiri menantunya sampai gemas di buatnya. "Sayang, uang Papa masih amat sangat menjamin untuk Mama jajan. Bahkan sampai Mama punya cicit pun masih cukup. Sudahlah, nikmati uang jajan yang tidak seberapa dari suamimu itu."
Papa Harso berkacak pinggang di depan menantunya. "Awas kalau Mama terima uang dari bocah sableng ini. Uang hanya cukup buat jajan bakso saja gayanya ampun-ampunan." Ledek Papa Harso. "Cepat Mama kasih hadiahnya untuk Nindy, Opa mau kasih hadiah untuk cucu kita..!!"
Mama Delia tersenyum lebar lalu mengeluarkan amplop coklat yang lumayan tebal. "Ini untuk Nindy jajan, si adek nanti dulu kalau di perut Mama sudah empat bulan..!! Selamat ya sayangnya Mama..!!" Mama mencium kening Nindy dengan sayang.
Nindy yang terharu pun memeluk Mama dengan erat. "Terima kasih Ma, Pa..!!"
Bang Danar tersenyum melihat Mama dan Papanya bisa menerima istrinya.
.
.
.
.
hayo kak remake tokoh²nya