NovelToon NovelToon
Anhe : Teratai Air Yang Damai

Anhe : Teratai Air Yang Damai

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Anhe gadis yang telah di besarkan dalam lingkaran kegelapan. Hanya mengerti akan pembunuhan, membantai tanpa henti, tugas mematikan yang siap datang setiap waktu. Tanpa di duga gadis itu terbunuh saat menghadapi musuh besarnya. Dia bangkit kembali menjadi seorang gadis muda yang masih berusia lima belas tahun. Gadis dengan tubuh lemah, sakit-sakitan dan terbuang.
Anhe terlahir kembali sebagai putri kelima orang yang hampir dia bunuh. Di menit terakhir Tuan besarnya meminta untuk mundur dan pembunuhan di hentikan. Sehingga keluarga itu selamat dari pembantaian. Dan kini dia harus menjadi salah satu dari Putri perdana menteri pertahanan itu sendiri. Terjerat dalam skema keluarga besarnya bahkan keluarga kerajaan yang saling bertentangan.
Gadis pembunuh itu kini harus siap menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gadis kecil namun kuat

Di depan pintu masuk kediaman Li.

Anggota keluarga besar Li sudah diam di depan pintu masuk menyambut kedatangan Raja kecil Ying bersama istrinya. Orang-orang sekitar juga ingin ikut melihat Raja kecil Ying yang selalu bersembunyi di dalam kediaman pribadinya. Saat pintu kereta dibuka semua orang terkejut melihat gadis kecil menggendong seorang pria muda di dalam pelukannya.

"Wahhh..."

"Dia Raja kecil Ying."

"Yang menggendongnya pasti Nona bungsu Li Anhe. Dia sangat kuat bahkan bisa menggendong suaminya sendiri. Hahh..."

"Hahh... Benar. Baru kali ini aku melihat Nyonya muda menggendong suaminya."

Tawa terdengar saling bersautan dibalik kerumunan.

Nyonya Li melirik kearah Ibu mertuanya yang ada di sampingnya. Ibu mertuanya itu tertawa lepas melihat cucunya. Dia hanya bisa tersenyum menggelengkan kepalanya. Sebagai Nyonya utama di Kediaman Li. Nyonya Li tidak pernah berlaku tidak adil. Dia juga tidak pernah memiliki prasangka buruk terhadap selir atau anak-anak selir di keluarga Li. Bagi dirinya semua orang sama. Saling bergantung di kediaman Li.

"Gadis bodoh itu membuat malu keluarga Li," Tuan Li bergumam pelan.

"Suamiku. Dia cukup sigap merawat suaminya. Tentu saja orang tidak akan berpikir demikian," saut Nyonya Li sembari menatap hangat.

Li Anhe meletakkan dengan sangat hati-hati suaminya di kursi roda. Dia mendorongnya mendekat kearah keluarga besarnya. "Nenek, Ayah, Ibu." Gadis itu memberikan hormatnya.

Tuan Li mengangguk pelan kearah putrinya baru menatap kearah Raja kecil Ying. "Raja kecil." Semua keluarga Li juga memberikan hormatnya. "Silakan."

"Nyonya muda. Biarkan saya saja." Pengawal pribadi itu mengambil alih.

Li Anhe di tarik Nyonya tua Chao agar berjalan bersama dengannya. "Apa kamu betah tinggal disana?"

Gadis itu mendekat kearah Neneknya. Dia berbisik sangat pelan, "Nenek dia tidak akan bisa bersikap buruk kepadaku."

Nyonya tua Chao tertawa mendengar ucapan cucunya itu. "Nenek lihat kamu tidak menghawatirkan hal ini. Nenek senang melihatnya."

Li Anhe melirik kearah suaminya yang ada di sampingnya lalu mendekat kembali kearah Neneknya. "Semua berjalan dengan baik."

Raja kecil Ying menangkap maksud dari istrinya. Senyuman kecil terlihat di wajahnya.

Perjamuan keluarga berlangsung selama dua jam setelahnya Li Anhe mengajak suaminya untuk tinggal di halaman tempat tinggalnya. Halaman itu cukup kecil juga cukup nyaman.

"Kamu tinggal disini?" Raja kecil Ying menantap kesegala arah.

"Iya." Li Anhe menatap kearah pengawal pribadi yang ada di belakangnya. "Sejak dua pertemuan itu aku tidak pernah tahu siapa nama mu."

"Nyonya muda. Anda bisa memanggil ku Chang Lu."

"Baik." Li Anhe menghentikan langkahnya telat di depan pintu masuk kamar. "Aku akan menggendong mu lagi." Baru saja dia akan mengangkat tubuh suaminya. Tangannya di tahan."

Raja kecil Ying bangkit perlahan. "Bantu aku berjalan masuk." Dia menatap hangat kearah istrinya.

Li Anhe mengangguk mengerti.

Pengawal Chang Lu menahan tawanya.

"Ruangan kamar ku tidak sebagus tempat tinggal mu. Bersabar saja hingga nanti sore." Gadis itu menuntun suaminya duduk di kursi yang ada di dalam ruangan kamar. "Aku akan meminta dapur menyiapkan tungku api untuk menghangatkan ruangan. Li Anhe berlari keluar ruangan.

Raja kecil Ying melirik kearah pengawalnya. Chang Lu dengan cepat berjalan mendekat. Dia mengarahkan telinganya mendekat kearah tuannya. Setelah beberapa saat dia mengangguk mengerti dan pergi.

Li Anhe masuk ke dalam ruangan kamar membawa tungku api di tangannya. "Aku tahu kamu tidak suka di layani pelayan wanita. Jadi aku menolak keinginan Ayah untuk menempatkan pelayan wanita disini."

"Baik. Kamu bisa mengaturnya."

"Di mana Chang Lu?" Gadis itu menatap ke halaman depan dia tidak menemukan keberadaan pengawal pribadi suaminya. Dia berjongkok agar dapat menata tungku api di dekat suaminya.

"Aku memintanya mengerjakan beberapa hal." Meraih cangkir di meja tepat di depannya. Dia meminum teh yang sudah hangat di dalamnya. "Apa aku bisa bertanya satu hal?"

"Em." Li Anhe sibuk menata tungku api dengan arang di dalamnya.

"Kenapa Nenek memanggil mu Yi er?" Raja kecil Ying menatap istrinya.

Setelah beberapa saat berusaha api menyala perlahan membakar tumpukan arang yang ada di tungku. "Nenek memanggilku dengan marga Ibu." Menatap kearah suaminya. Warna hitam pada arang yang menempel di tangannya sudah berpindah ke pipi.

Raja kecil Ying menyentuh lembut pipi istrinya. "Bisakah aku memanggilmu Yi er?"

Gadis itu sedikit menghindar tapi dia terlihat sangat canggung. Dia mengangguk memberikan persetujuan. "Aku akan melakukannya sendiri." Dia bangkit mencuci tangannya baru setelahnya mengelap wajahnya hingga bersih. "Apa kamu ingin keluar jalan-jalan?"

"Tidak perlu. Aku hanya akan merepotkan mu. Disini saja sudah cukup," saut Raja kecil Ying.

Li Anhe justru mengarahkan lengannya tepat di depan suaminya. "Tidak masalah. Aku yang tidak betah ada di sini. Apa kamu mau keluar bersamaku?"

"Baik." Pria muda itu bangkit perlahan di tuntun keluar menuju kearah kursi rodanya. Setelah duduk Li Anhe mendorongnya hingga menuju pintu halaman belakang. Pintu itu menghubungkan jalan kecil kesalah satu gang. Dia mendorong suaminya keluar dari gang menuju ke jalan utama.

Enam pengawal siap menjaga di belakang mereka berdua. Hampir semua orang di jalanan menatap gadis muda cantik mendorong kursi roda yang di tempati seorang pria muda.

"Itu Raja kecil bersama istrinya."

"Benar. Gadis secantik itu harus mendapatkan suaminya seperti itu. Aku merasa kasihan."

"Tuan Li cukup kejam terhadap anaknya sendiri. Tidak memikirkan masa depan putrinya sama sekali."

Li Anhe cukup kesal mendengar ucapan setiap orang yang terdengar kejam. Dia menghentikan langkahnya berjalan di hadapan suaminya. Dia menatap suaminya dengan senyuman. "Aku harap suamiku tidak keberatan." Dia menggendong suaminya di dalam pelukannya. "Mereka terlalu berisik. Jangan dengarkan."

Raja kecil Ying mulai terbiasa dengan sikap istrinya yang selalu bertindak tidak menentu. Dia merangkulkan tangannya di pundak Li Anhe. "Yi er. Apa kamu tidak malu menikah dengan ku? Meskipun aku seorang keturunan kekaisaran dan Raja kecil. Tapi tetap saja aku tidak memiliki kekuasaan nyata. Hanya sekedar nama saja. Bahkan kesehatan ku juga semakin buruk." Menatap wajah yang ada beberapa centi dari wajahnya.

Li Anhe berjalan santai menyusuri jalur utama. "Aku tidak pernah merasa begitu. Kita sudah menikah dan kamu telah menjadi suamiku. Mereka merendahkan mu sama saja merendahkan ku." Dia menatap suaminya merengkuh lebih dalam kedalam pelukannya. "Nenek pernah bilang, selama seorang suami jujur dan baik. Sebagai seorang istri harus selalu mengikuti setiap langkahnya."

Kursi roda di dorong pengawal yang ada di belakang. Mengikuti Nyonya muda dan Raja kecil Ying yang ada di gendongan istrinya.

Semua mata di sepanjang jalur utama memandang dengan keheranan. Tapi kebanyakan pria yang melihat hal itu justru merasa iri juga ingin mendapatkan wanita seperti itu.

1
Cha Sumuk
belum bls dendam ke BP nya kok mlh dah pergi ga menarik ah cerita nya
Sri wulandari: Cerita tidak sepenuhnya jalan dalam satu tempat yang sama.
Sri wulandari: Saya membuat cerita bukan menyesuaikan keinginan pembaca. Tapi untuk menyalurkan hobi. Jadi suka atau tidaknya anda dengan cerita ini itu tidak ada kaitannya dengan saya.
total 2 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Rafly Aiman Syah
ku menunggu
Rafly Aiman Syah
author ku menunggu lanjutan cerita ini ya.
semangat dan sehat selalu
Sri wulandari: Sudah saya up kk. Masih dalam peninjauan. Sabar ya😊❤️
total 1 replies
Rafly Aiman Syah
cerita yg menarik dan alur yg tidak bertele-tele
Rafly Aiman Syah
thor terimakasih untuk cerita yg menarik.
semangat terus dan bisa menciptakan banyak karya terbaik kedepan nya
Rafly Aiman Syah: sama² thor
Sri wulandari: Terima kasih atas dukungannya kk.😊❤️
total 2 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Etty Rohaeti
lanjut Thor
Etty Rohaeti
lanjut
Etty Rohaeti
terima kasih Thor
lanjut
Sri wulandari: siap.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!